17

60.4K 6K 869
                                    

Cerita ini sedang di REVISI jadi aku bakalan up beberapa chapter setiap harinya ya sampai chapter 30 kemarin dan setelah revisi aku bakalan lanjut update lagi kedepannya sesuai jadwal.

Yang merasa udah lupa alur boleh banget ulang baca, karena aku bakalan up setiap hari chapter yang telah siap direvisi, aku sengaja revisi karena ngerasa penulisan yang agak acak-acakan, dan sekarang setelah aku revisi dan baca lagi udah agak lumayan banget dari pada sebelumnya.

Yang belum vote jangan lupa vote juga yaa!

Dan jika masih ada menemukan typo tolong dibantu komen ya agar bisa langsung aku perbaiki.

●●●●●

Pagi yang begitu indah saat ini tidak menjadi hari baik bagi Eva, sang anak belum juga tersadar setelah dua hari tertidur membuat wanita itu semakin merasa cemas, walau dokter sudah berkata anaknya itu sudah baik-baik saja dan hanya menunggu sampai waktu dia tersadar Eva masih saja tetap begitu khawatir.

Sekarang Eva berada diruang rawat Boy sendirian, duduk disamping ranjang sang anak mengelus lembut tangan Boy, pandangan Eva tidak teralih dari wajah memar anaknya itu yang masih menutup mata seperti tidak ada tanda-tanda akan terbuka.

"Kamu sangat mirip ayahmu" ujarnya dan mengelus pipi si sulung, senyuman sedih langsung terlihat ketika ucapannya itu terucap.

Jorell sedari pagi sudah pergi ke kantor, Pria itu memiliki rapat penting dengan kolega bisnisnya dan tidak bisa membatalkan rapat, begitu pula Dean dan Elvis yang juga pergi sekolah dan tentunya atas paksaan sang mama, Eva sama sekali tidak ingin anak-anaknya itu berfikir kakak mereka dalam keadaan kritis dan membuat Dean dan Elvis terbebani, lebih baik mereka sekolah dan tidak memikirkan hal aneh-aneh beranggapan sang kakak sedang tidak baik-baik saja.

"Kamu harus segera bangun nak, jangan bikin Mama khawatir" wanita itu merapikan rambut depan Boy yang sedikit berantakan dan perlahan lebih turun untuk mengelus pipi sang anak sayang.

"sepertinya Mama harus ajarin kamu main sepeda lagi setelah Boy bangun nanti, lalu baru Boy boleh bawa motor lagi ya? dulu Mama gak pernah ajarin kamu bawa sepeda kan? mungkin karna itu Boy jatuh dari motor -jadi ini kesalahan Mama, maaf sayang"

Setiap ibu pasti akan mengajarkan anaknya sendiri untuk melakukan hal-hal yang baru pertama kali mereka lakukan, namun berbeda dengan anak-anaknya yang tidak pernah merasakan itu semua, mereka tidak pernah diajari langsung oleh orang tua mereka dan hanya belajar dari apa yang mereka lihat, tidak ada peran sang Mama disetiap langkah bahkan pertumbuhan anak-anak itu.

"Permisi" suara seseorang langsung membuat Eva tersadar akan ingatan masa lalu, menghapus jejak air mata pada pipinya Eva tersenyum menatap seorang perawat yang juga tengah tersenyum kearahnya.

"Saya akan membersihkan badan pasien"

"Kalau begitu biar saya saja, saya akan memanggil anda kembali jika telah selesai nanti, apakah boleh?"

"Tidak masalahah Nyonya" mendapatkan jawaban dari perawat tersebut langsung tersenyum dan mengambil peralatan yang dari tadi dibawa oleh wanita itu.

"Kalau begitu saya undur diri" setelah mendapat anggukan kecil dari Eva perawat itu pergi dan Eva mulai mempersiapkan perlengkapan mandi sang anak dengan telaten, dari membuka bajunya dan mengelap seluruh badan Boy menggunakan air hangat juga handuk kecil yang tadi dibawa oleh perawat tersebut.

Setelah selesai dengan aktifitasnya Eva langsung mengganti baju Boy dengan baju bersih dan membersihkan alat-alat yang tadi dirinya pakai.

Menatap Boy yang masih nyaman menutup mata itu membuat Eva tersenyum kecil, wanita itu mengelus kepala Boy dan mencium sayang kening sang anak.

I'm a Failed Wife and Mother Where stories live. Discover now