20

66.7K 6K 357
                                    

Cerita ini sedang di REVISI jadi aku bakalan up beberapa chapter setiap harinya ya sampai chapter 30 kemarin dan setelah revisi aku bakalan lanjut update lagi kedepannya sesuai jadwal.

Yang merasa udah lupa alur boleh banget ulang baca, karena aku bakalan up setiap hari chapter yang telah siap direvisi, aku sengaja revisi karena ngerasa penulisan yang agak acak-acakan, dan sekarang setelah aku revisi dan baca lagi udah agak lumayan banget dari pada sebelumnya.

Yang belum vote jangan lupa vote juga yaa!

Dan jika masih ada menemukan typo tolong dibantu komen ya agar bisa langsung aku perbaiki.

●●●●●

Eva benci kehidupannya yang seperti ini, sangat berat rasanya setiap kali dirinya ingin mendekati kebahagiaan selalu saja ada yang akan menghambatnya.

Awalnya Eva hanya ingin berbincang dengan sang anak dan sedikit menceritakan masa lalu bahagianya bersama sang Suami, tanpa berfikir sedikitpun akan mendapatkan pertanyaan yang benar-benar belum bisa dirinya jawab untuk saat ini.

Eva ingin menjalani kehidupan keduanya ini dengan bahagia bersama anak-anaknya dan Jorell, hanya itu tapi kenapa sangat sulit? begitu sulit hingga dirinya sempat berfikir jika suatu saat nanti mimpi itu tidak akan terwujud.

Luka mereka terlalu dalam hingga Eva sadar jika dia tidak akan bisa menyembuhkan sesuatu jika orang yang ingin disembuhkan menolak untuk dipulihkan.

Bahkan dirinya tidak percaya jika Elvis yang sudah memaafkan dirinya sekalipun sudah benar-benar melupakan perlakuannya dahulu kepada anak itu, Eva tahu jika memaafkan memang sangatlah mudah namun melupakannya akan sangat sulit dilakukan.

Anak-anak itu tidak akan pernah melupakan perlakuannya dahulu walau suatu saat nanti mereka memaafkan dirinya dengan tulus sakalipun, Eva sadar akan itu semua.

Suara pintu ruang rawat Boy yang terbuka membuat Eva refleks langsung menghapus air matanya yang sedari tadi keluar, dirinya tanpa sadar kembali menangis lagi diruang rawat Boy sendirian tanpa suara.

"Bagaimana kondisi Boy" suara Jorell membuat Eva sedikit mengatur nafasnya agar suaranya tidak terdengar serak, dan berbalik menatap sang Suami yang berjalan kearahnya.

"Sudah sedikit membaik, Boy hanya perlu Istirahat lebih banyak dan sepertinya untuk beberapa bulan ini Boy harus menggunakan kursi roda"

Mendengar ucapan Eva Jorell mengangguk dengan menatap Anaknya yang masih tertidur diranjangnya, tapi ketika matanya teralih menatap sang Istri Jorell dapat melihat mata wanita itu yang sedikit memerah seperti habis menangis.

"Ada apa lagi kali ini?" Pertanyaan Jorell membuat Eva mengerjap bingung menatap Suaminya itu, melihat Eva yang tidak paham akan kata-katanya membuat Jorell menghela nafas berat.

"Kenapa kau menangis?"

"Aku tidak.." Eva langsung mengalihkan tatapannya gugup dan memegang matanya sendiri merasakan jika matanya sekarang sedikit membengkak, ternyata dirinya tidak sadar jika sudah terlalu lama menangis tadi.

"Apa kondisi Boy sangat parah dan membuatmu menangis?"

"Bukan itu, tidak ada yang serius Jorell"

Tidak ingin memaksa Eva untuk bercerita, Pria itu hanya menganggukkan kepalanya dan untuk beberapa saat tidak ada yang memulai pembicaraan, sekarang mereka tengah duduk disofa tempat Eva dan Dean duduk tadi menatap sang anak yang tengah tertidur.

"Kau sudah makan siang? Ingin makan bersama diluar?" Eva menatap Suqminya itu yang sekarang sedang menatapnya, tadi dirinya memang sudah makan makanan yang dibawakan oleh Dean sedikit, tapi mungkin karna lama menangis Eva merasa jika makan lagi sepertinya tidak masalah.

I'm a Failed Wife and Mother Where stories live. Discover now