24

84.4K 7.9K 1.7K
                                    

Selamat Membaca

Eva menatap sendu Jorell yang sekarang sudah tertidur di dekapan nya, Pria itu terus memeluk Eva tanpa melepasnya sedari tadi sampai Jorell tertidur pun pelukannya masih terasa erat Eva rasakan.

Yang Eva fikirkan tadi benar, air mata Jorell keluar ketika dirinya memeluk Pria itu, namun Eva hanya diam tidak ingin bertanya ada apa pada sang Suami karna Eva benar-benar tidak bisa berfikir apa-apa untuk beberapa saat.

Ada apa? Kenapa rasanya melihat Jorell seperti itu terasa sangat menyakitkan bagi Eva, kenapa air mata Jorell terasa bagai perasaan Pria itu yang sudah tertumpuk begitu lama yang Jorell paksa keluarkan beberapa saat lalu? dan untuk beberapa menit dalam keheningan diantara mereka Eva masih bisa merasakan air mata Jorell yang mengalir didadanya sampai Pria itu benar-benar tertidur.

Pria itu jarang mengeluarkan air mata dan Eva ingat terakhir kali dirinya melihat Jorell menangis ketika Pria itu meminta maaf pada Eva katika mengetahui kehamilan nya, dan setelahnya tidak pernah Eva melihat Jorell mengeluarkan cairan bening itu lagi, bahkan sesulit apapun kehidupannya.

Tapi kali ini apa begitu menyakitkan? Apa Jorell begitu tersiksa atas semua perlakuannya dahulu yang tidak pernah menatap pada Pria itu lagi semenjak pernikahan mereka? tapi jika benar kenapa Jorell juga menggoreskan luka pada Eva terus-menerus dan selalu memberikan perlakuan yang membuat Eva semakin membenci Pria itu hari demi hari.

Kenapa Jorell tidak mencoba mengerti dirinya yang masih sangat hancur saat itu? Dan melakukan sesuatu yang paling Eva benci berkali-kali tanpa memikirkan mentalnya sedikitpun, kenapa dulu dirinya hanya melihat keegoisan pada diri Jorell? Berbeda dengan yang saat ini Eva lihat Pria itu sangat berbeda dengan Jorell yang saat ini dirinya lihat, Jorell terlihat sangat tersiksa dan Eva tahu jika penyebabnya adalah dirinya.

Dulu Eva selalu berfikir jika dirinya lah yang paling mengerti Pria itu karena Jorell selalu terbuka tentang kehidupannya pada Eva, tapi sekarang dia sadar jika terlalu banyak perasaan yang Jorell sembunyikan padanya, dan terlalu banyak hal yang tidak Eva ketahui dari diri Pria itu.

Jorell terlalu tertutup dengan perasaannya, Pria itu tidak pernah ingin memperlihatkan ketakutan dan kelemahannya pada siapapun bahkan pada Eva.

"Maaf" gumam Eva mengecup lembut kening Jorell dengan air mata mengalir, andaikan.. andaikan dulu dirinya menerima kehamilannya saat itu dan menjalani jalan hidupnya tanpa menumbuhkan kebencian dan tidak menyalahkan semuanya pada sang Suami Eva yakin jika semua penyesalan ini tidak akan pernah dirinya rasakan.

Bahkan mungkin saat ini mereka tengah menjalankan hari-hari bahagia dengan begitu banyak cinta dari anak-anak mereka, sangat bahagia hingga membayangkan saja Eva kembali menangis, bahkan ia yakin disetiap hari dirinya akan mengucap syukur karena kehadiran keempat Pria yang sekarang sudah menjadi sebagian dalam hidupnya ini.

Lagi-lagi penyesalan itu menghantam kuat hatinya, begitu sesak rasanya membayangkan Jorell memendam luka yang dirinya berikan pada Pria itu sendirian, Eva hanya mempedulikan lukanya sendiri dengan membelakangi Jorell tanpa sadar sedikitpun jika dirinya juga sudah menyakiti Pria itu tanpa dirinya sadari.

Tapi walaupun Eva membelakanginya, begitu banyak cara Jorell agar Eva perlahan menatapnya kembali, Pria itu akan memeluk wanita itu dari belakang jika Eva membutuhkan dirinya, disaat dirinya menangis Jorell lah yang akan pertama kali menghapus air mata wanita itu, bahkan jika membutuhkan sandaran Pria itu akan selalu ada untuk dirinya, namun Eva selalu tutup mata akan semua itu dan meyakinkan pada dirinya sendiri jika didunia ini dia hanya seorang diri tanpa memperdulikan jika Suaminya selalu berusaha meraih dirinya untuk mendekatinya kembali, bahkan dia juga melupakan jika memiliki tiga malaikat kecil yang dititipkan tuhan untuk mereka.

I'm a Failed Wife and Mother Where stories live. Discover now