13

65.5K 5.7K 308
                                    



●●●●●

Delapan tahun telah terhitung lamanya hubungan pernikahan yang telah lama retak menjadi semakin hancur tanpa keduanya sadari, dan itu semua kembali berawal dari sang ibu yang telah sangat keterlaluan memperlakukan anak sulungnya kala itu.

Jorell yang biasanya selalu memperhatikan sang Istri walaupun tidak pernah Eva pedulikan perlahan mulai mengacuhkan wanita itu, Pria yang selalu menanyakan semua aktivitas wanitanya setiap hari tanpa lelah walau diacuhkan menjadi pribadi yang begitu dingin terhadap nya.

Eva sadar, sangat sadar jika hubungan mereka sedari awal sudah sangat tidak sehat, tapi perceraian? dari awal pernikahan mereka Eva tidak pernah berfikir akan berpisah dengan Pria itu dan keduanya pun tahu pasti kenapa mereka tidak pernah berfikir kearah sana.

Cinta, benar perasaan itu yang menahan dirinya dan membuat Eva bertahan semenjak ia mengucapkan janji ketika pernikahan mereka dahulu, selalu bersamanya, bersama suka maupun duka, mencintai Pria itu seumur hidupnya, semuanya Eva ucapkan saat itu dan sampai saat ini Eva tidak pernah melupakannya.

Walau ucapan benci itu sangat melekat pada hatinya untuk sang suami, Eva sadar cinta yang sudah ia berikan dari lama pada Pria itu tidak pernah menghilang sampai saat ini.

Bagaimana Eva bisa melupakan semuanya jika kenangan itu begitu membahagiakan bagi Eva yang saat itu sangat kesepian? Eva yang tidak pernah mendapatkan kehangatan dari keluarga kandung nya sendiri mendapat kehangatan begitu pula perhatian dari Pria itu, Eva yang tidak pernah mendapatkan cinta dari siapapun malah dirinya dapatkan begitu tulus dan besar dari Jorell.

Jika saat itu Jorell mengizinkan dirinya menggugurkan kandungan itu, mungkin saja mereka akan tetap bersama tapi dengan jalan hidup yang sangat berbeda dengan yang mereka jalani saat ini.

Mereka bisa menamatkan sekolah masing-masing jika itu benar-benar terjadi dan menjadi sukses satu sama lain dan baru menjalani pernikahan dengan keadaan mental yang begitu sudah siap, namun lagi-lagi Eva tahu jika itu semua hanyalah andaian belaka karena semua sudah terjadi.

Eva tidak apa-apa jika hubungan pernikahan mereka tidak seperti orang lain yang sangat berbahagia, Eva juga tidak masalah jika mereka tidak pernah berbicara lagi dan saling membelakangi.

Eva tahu yang dirinya inginkan hanyalah Pria itu selalu berada pada lingkup kehidupannya, tak tahu berapa besar benci yang Eva rasakan untuk sang suami sekali lagi Eva sadar cinta itu masih ada dan tetap sama.

Mengingat kebahagiaan mereka dahulu tanpa sadar dirinya kembali tersenyum, saat itu sangat indah dimana Jorell selalu menjaganya, selalu menunjukkan betapa dirinya sangat mencintai Eva, dan berkata bahwa Pria itu akan selalu disisinya bagaimana pun jalan takdir yang dipersiapkan untuk mereka.

Eva sadar kebersamaan mereka begitu sangat bahagia dahulu, Jorell adalah satu-satunya Pria yang sangat Eva cintai saat itu.

Bahkan waktu berita dirinya hamil menyebar dahulu Jorell selalu berkata padanya jika tidak akan terjadi apa-apa, tidak akan ada orang yang akan menjelek-jelekkan dirinya lagi karena Pria itu bersamanya.

Dan Eva sadar yang Pria itu katakan benar, memang tidak ada yang akan menghinanya lagi berkat Pria itu. tapi yang Eva inginkan dahulu adalah menghilangkan anak mereka, tidak peduli walaupun tidak ada yang membicarakan Eva lagi tatapan teman-teman mereka yang mengarah pada Eva tetap menunjukkan ekspresi jijik yang sangat tidak Eva sukai.

Membunuh janin dalam perutnya saat itu adalah jalan keluar dari masalah mereka yang Eva tahu, tak peduli setiap saat Jorell selalu berkata jika anak ini tidak bersalah dan Pria itulah yang bersalah.

I'm a Failed Wife and Mother Where stories live. Discover now