19

56K 5.6K 177
                                    

●●●●●

Eva menatap Boy dengan senyuman kecil dibibirnya, anaknya itu tengah tertidur nyenyak diranjangnya setelah memakan makanan yang dibawa oleh seorang perawat untuk anak itu.

Eva bisa melihat wajah Boy yang memakan bubur rumah sakit dengan ekspresi tidak suka tapi tetap memakannya sampai habis, mungkin karena ada dirinya disana Boy tidak ingin terlalu banyak bicara dan tetap memakan makanannya tanpa protes.

Tangan kanan Boy yang sedang cidera, membuat dirinya memakan makanannya sendiri dengan tangan kiri. Eva yang memaksa akan menyuapi malah mendapatkan delikan tajam anak itu dan Boy malah mengusirnya keluar dari kamar rawatnya berkata jika dia tidak memiliki nafsu makan karna ada dirinya.

Eva tidak bisa berkata apa-apa, dan hanya menuruti kemauan anak itu karna tidak ingin Boy malah kelaparan ketika anak itu sedang sakit seperti saat ini, walau hatinya lagi-lagi harus merasa sakit atas penolakan sang anak, tapi tidak masalah Eva sadar ini masih belum seberapa dari perbuatannya dahulu.

Sedangkan kedua kaki Boy dokter berkata kakinya itu membutuhkan waktu cukup lama untuk kembali seperti semula, terlebih benturan waktu itu tidak main-main membuat Boy untuk beberapa saat harus menggunakan kursi roda untuk membantu dirinya berjalan.

Dan karena itu Eva sempat berfikir untuk tidak bekerja sampai kaki Boy benar-benar sembuh atau mungkin akan mengundurkan diri agar Melvin bisa mencari sekretaris baru, bagaimanapun Eva tahu penyembuhan kaki patah tidak sembuh hanya 1 bulan atau 2 bulan saja, dan Eva tidak ingin di kondisi anaknya itu Boy malah diurus oleh pelayan disaat Mamanya sendiri bisa melakukannya.

Tidak masalah jika dirinya tidak bekerja lagi untuk kedepannya dan jika bekerja sudah menjadi sesuatu yang sangat penting bagi Eva, anak-anaknya jauh bahkan sangat jauh lebih penting bagi dirinya dan Eva sanggup melepaskan berbagai hal yang dirinya senangi jika itu untuk kepentingan anak-anaknya sendiri.

Eva tidak ingin gagal lagi untuk kedua kalinya, cukup satu kali dan tidak akan pernah lagi dan kali ini Eva akan melakukan apapun untuk mereka, apapun untuk anak dan suaminya itu.

Mendudukkan dirinya disamping ranjang Boy Eva memegang salah satu tangannya dengan perlahan agar tidak membangunkan si sulung, mengelus tangan yang lebih besar dari tangannya tersebut Eva menatap tautan tangan mereka tersenyum kecil.

"Kalian bahkan sudah sebesar ini, dan tanpa sadar Mama sudah menyakiti kalian begitu sangat lama, andaikan Mama dikembalikan diwaktu kamu masih Mama kandung nak Mama akan merubah semuanya. Masa kelam yang dulu kalian rasakan tidak akan Mama biarkan terjadi lagi, bahkan Mama akan menyayangi kalian begitu besar jika itu terwujud, tapi apa yang bisa Mama lakukan? diberikan kesempatan seperti saat ini saja Mama sudah sangat bersyukur, Mama tidak akan menginginkan apa-apa lagi cukup kalian disamping Mama itu sudah jauh dari cukup"

Mengusap lembut rambut lebat sang anak Eva perlahan mendekat dan mencium lama kening anak pertamanya itu, bahkan air matanya menetes pada kening Boy tanpa dirinya sedari. Eva menutup matanya menyalurkan rasa bersalah yang selalu hadir setiap dirinya melihat anaknya itu.

Mengusap bekas ciuman dikening Boy lembut, Eva kembali duduk dengan tenang dan mengatur nafasnya sendiri juga menghapus bekas air mata dipipinya.

Suara pintu yang terbuka membuat antensi Eva teralih pada pintu ruangan tersebut, disana Dean datang dengan kantong plastik ditangannya. Tatapan mereka beberapa saat bertemu tapi Dean langsung mengalihkannya dan duduk disofa yang berada diruangan itu lumayan jauh dari ranjang sang kakak.

Berdiri dari duduknya Eva berjalan dan mendekat kearah Dean, tanpa diminta dirinya langsung duduk disamping sang anak.

"Apa yang Dean bawa?" Eva melihat isi kantong yang Dean letakkan dimeja kecil yang terletak didepan sofa, Eva dapat melihat beberapa makanan yang berada didalamnya, melihat itu Eva tersadar jika sedari tadi dirinya belum memakan apapun.

I'm a Failed Wife and Mother Where stories live. Discover now