15

69.3K 6.2K 484
                                    

Cerita ini sedang di REVISI jadi aku bakalan up beberapa chapter setiap harinya ya sampai chapter 30 kemarin dan setelah revisi aku bakalan lanjut update lagi kedepannya sesuai jadwal.

Yang merasa udah lupa alur boleh banget ulang baca, karena aku bakalan up setiap hari chapter yang telah siap direvisi, aku sengaja revisi karena ngerasa penulisan yang agak acak-acakan, dan sekarang setelah aku revisi dan baca lagi udah agak lumayan banget dari pada sebelumnya.

Yang belum vote jangan lupa vote juga yaa!

Dan jika masih ada menemukan typo tolong dibantu komen ya agar bisa langsung aku perbaiki.

●●●●●

Tidur terlentang dengan sebelah tangan menutup mata tidak membuat Boy benar-benar tertidur, Pemuda itu hanya menutup mata dengan fikirannya yang bercabang kemana-mana.

Akhir-akhir ini entah kenapa pikirannya hanya dipenuhi oleh sang Mama, perubahan wanita itu, bahkan penyesalan yang sangat dalam setiap wanita itu melihat dirinya, Dean dan juga Elvis. Boy berbohong jika dirinya berkata tidak terganggu atas semua itu.

Tapi kenapa begitu tiba tiba? semuanya dimulai ketika mereka makan malam saat itu, Eva datang dengan wajah pucat dan sangat kentara jika raut wajahnya sangat terkejut akan sesuatu. Bagaimanapun ini semua terlalu tiba tiba baginya, wanita itu yang berubah sikapnya hanya dalam satu malam apakah itu mungkin?

Namun kehangatan yang akhir-akhir ini sang Mama berikan tidak bisa dirinya pungkiri jika sesuatu didalam hatinya menghangat, menyiapkan sarapan untuk mereka, interaksi wanita itu bersama Elvis, dan perhatian kecil yang akhir-akhir ini sering wanita itu tunjukkan pada mereka.

tapi ketika kehangatan itu datang bayangan masa lalu langsung menyerbu isi kepalanya membuat Boy selalu berfikir apakah ini hanya sementara? sejenak dirinya ingin melangkah pada wanita itu dan meraihnya, namun Boy benar-benar tidak bisa jatuh lagi jika kali ini Mamanya kembali melukai hatinya, jadi lebih baik seperti ini kan? dirinya tidak akan terluka hingga wanita itu kembali seperti semula tanpa ia perlu berharap lebih.

Menghela nafas berat Boy membuka matanya dan menatap asal keributan yang datang dari arah pintu, pasti teman-temannya sudah datang.

Mendudukkan dirinya tanpa peduli jika keempat laki-laki itu masuk, Boy dengan tenang menyalakan rokoknya dan menghisapnya dengan santai.

"Aku sudah yakin kau sampai duluan" suara Sam langsung terdengar ketika mereka baru memasuki ruangan tersebut, melirik sejenak Boy menyandarkan punggungnya kesofa yang dirinya duduki dan menatap datar keempat Pria itu yang juga menatap dirinya.

"Kau ingat malam ini balapan dengan Ben kan?" Levon bertanya dan mengambil kotak rokok Boy mengeluarkan satu batang dan juga menyalakannya, menatap Boy dengan mulut yang sibuk menghisap rokoknya sendiri.

"Hm" anggukan Boy tanpa perlu berbicara membuat mereka langsung paham dan tidak bertanya lebih jauh lagi.

"Kau juga ada kelas pagi ini?" Kelvan bertanya, namun bukannya menjawab Boy menghisap lebih dalam rokoknya dan membuang puntungnya setelah mematikan api rokok tersebut, berdiri dari duduk Pria tersebut mengambil kunci motornya dan berniat pergi dari sana.

"Jam 9" jawab Boy sekenannya dengan menatap jam ditangannya, melirik keempat Pria itu yang juga berdiri Boy benar-benar pergi disusul oleh keempat Pria tersebut yang Boy tahu jika mereka juga memiliki kelas pagi ini.

"Aku akan menjumput Alena, kalian bisa pergi terlebih dahulu" suara Zack yang terdengar ketika mereka akan menaiki motor masing-masing langsung terhenti dan menatap Pemuda yang sekarang menatap pongah pada Sam.

I'm a Failed Wife and Mother Where stories live. Discover now