25

77.3K 7.2K 1.3K
                                    

Cahaya pagi menembus jendela kamar menyilaukan mata Jorell yang dengan perlahan memfokuskan pandangannya, wangi seorang yang sudah jarang dirinya hirup dengan begitu dekat langsung memasuki indera penciuman nya membuat Pria itu menatap lengan ramp...

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Cahaya pagi menembus jendela kamar menyilaukan mata Jorell yang dengan perlahan memfokuskan pandangannya, wangi seorang yang sudah jarang dirinya hirup dengan begitu dekat langsung memasuki indera penciuman nya membuat Pria itu menatap lengan ramping yang sekarang tengah melingkari kepalanya.

Sedikit mengangkat kepalanya dari sang Istri yang sekarang tengah memeluk kepalanya, perasaan hangat langsung menyelimuti hati Pria itu ketika melihat wajah polos Eva yang masih tertidur dengan wajah khas wanita itu yang dari dulu masih saja tertidur dengan bibir sedikit mengerucut, membuat Jorell selalu merasa ingin mencium bibir renum itu setiap kali melihatnya.

Pandangan Jorell tak pernah lepas menatap wajah cantik sang Istri, wajah yang dulu bahkan selalu menatap berbinar jika melihat dirinya, juga wajah yang akan menekuk jika kemauannya tidak dituruti oleh Pria itu. Sudah begitu sangat lama namun Jorell masih saja mengingat setiap raut wajah itu yang menjadi kesenangan tersendiri untuknya ketika rasa lelah selalu menghampiri.

Namun entah kenapa akhir-akhir ini Jorell kembali melihat setiap ekspresi itu lagi pada wajah Eva, wajah murung, berbinar bahkan kesedihan selalu Eva tunjukkan pada siapapun, sangat berbeda dengan Eva yang dulu dia kenal yang hanya akan memperlihatkan wajah tanpa ekspresi jika sedang didalam rumah mereka.

Walau baginya sifat Eva terlalu tiba-tiba, Jorell tidak ingin sifat wanita itu kali ini hanya mimpi yang akan hilang jika dirinya terbangun ketika pagi menjelang, Jorell ingin kali ini semua kembali pada 21 tahun yang lalu dimana saat itu semua begitu indah terhadap mereka.

Jorell ingin Evanya tidak pernah lagi berubah disaat hatinya yang dulu sudah sangat tertutup seperti brankas berkarat dipaksa terbuka karena harus kembali mengisi sesuatu yang paling berharga disana.

Kali ini lagi-lagi wanita itu menang, akal sehatnya selalu kalah akan hatinya yang selalu berkata masih menginginkan Eva disisinya, lagi dan lagi wanita itu kembali membuat Jorell bertekuk lutut dibawah kakinya karena cinta itu yang masih saja terlalu besar dia rasakan.

Tangan Jorell terangkat dan mengelus lembut pipi putih sang Istri, kapan terakhir kali mereka begitu dekat seperti ini? Sudah begitu sangat lama hingga Jorell tidak bisa menghitung hari-hari yang selalu dirinya lewati tanpa Eva disisinya, tembok besar yang Eva susun diantara mereka membuat Jorell merasa sangat jauh dari wanita itu, walau dirinya sadar jika mereka sama-sama bersandar pada tembok tersebut namun hanya tidak saling melihat satu sama lain.

"Kali ini Ev, kali ini kumohon jangan membuat aku merasa mati lagi untuk yang kesekian kalinya, selalu seperti ini dan tetaplah bersamaku" gumam Jorell mengecup lembut kening wanita itu beberapa saat dan melepaskannya.

Jorell sekali lagi menatap wajah Eva dan dengan perlahan mendudukkan dirinya menatap jam yang masih menunjukkan pukul 7 pagi, dengan perlahan Pria itu bangkit dan menuju kamar mandi membersihkan dirinya. Mungkin hari ini dia tidak akan bekerja dan hanya akan menemani anaknya dirumah sakit bersama sang Istri.

I'm a Failed Wife and Mother Where stories live. Discover now