CHAPTER 11 | BIANG ONAR

14.2K 2.8K 471
                                    

Sebelum baca, absen dulu sini.

Siapa nama panggilan kamu?

Askot mana?

Baca ini jam berapa dan lagi ngapain?

Selamat membaca 💓

---000---

Seorang cowok berahang tegas dengan tatapan mata tajam, melangkah disepanjang koridor SMA Banaspati. Tas ransel berwarna hitam yang ia kenakan hanya tersampir satu di lengan kanan, sedangkan yang satunya lagi ia biarkan menggantung begitu saja. Satu kancing kemeja atas seragam yang ia kenakan terbuka, memperlihatkan dada bidangnya. Kemeja putih cowok itu jauh dari kata rapi karena memang tidak disetrika.

Di dada bagian kirinya terdapat nametage yang terbordir dengan benang hitam bertuliskan, 'Maratungga.'

"MARA!"

Mendengar namanya dipanggil, Maratungga menghentikan langkahnya, kemudian menoleh.

Cowok berseragam putih abu-abu licin karena disetrika dan rambut disisir rapi layaknya seorang balita yang disisir mamanya sehabis mandi, menghampirinya. Cowok itu adalah Malbi.

"Gue udah bilang sama lo, jangan lewat koridor!"

"Kalo sampe ada yang tahu, gue bisa dimarahin, bego!"

Alih-alih mendengarkan, Maratungga justru memutar bola mata malas dan melanjutkan kembali langkahnya yang sempat tertunda tanpa menyahut.

"YAAA!" Sentak Malbi yang merasa diabaikan.

Sadar akan suaranya yang terdengar keras, Malbi melihat ke sekeliling. Ia bernapas lega ketika koridor sepi dan tidak ada murid yang memergokinya.

Malbi kembali melihat ke depan dan Maratungga masih berjalan dengan begitu santai.

"Brengsek!" Malbi mengumpat kesal.

Ia mengejar Maratungga.

Siapa sangka sosok Malbi yang dimasa kecilnya slengekan dan terkesan tidak meyakinkan itu, kini di SMA Banaspati ia menjabat sebagai seorang ketua OSIS. Masih teringat begitu jelas ketika tiga bulan lalu Malbi berorasi di depan semua murid saat upacara bendera berlangsung. Ia begitu bersemangat ketika menyampaikan visi dan misinya. Yang paling memorable adalah slogannya, dengan begitu lantang ia menggaungkan; 'Bersama Malbi kita bangun generasi cerdas!'

Cara kampanye Malbi tak ubahnya ia mencalonkan diri sebagai gubernur. Potret Malbi terpampang disemua sudut sekolah dari mulai kantin hingga toilet. Maratungga yang melihat itu pun sampai merasa mual.

Ada beberapa murid iseng mencoret-coret potret Malbi yang dipasang di kantin. Mereka membubuhi potret Malbi dengan jenggot, kumis hingga tompel.

Kerja keras Malbi membuahkan hasil maksimal dengan perolehan jumlah 70% suara sewaktu pemilihan dan ia berhasil mengalahkan pasangan calon lain.

Semua murid di SMA Banaspati menghargai Malbi, bahkan tidak ada junior yang berani membantahnya, kecuali Maratungga. Maratungga adalah satu-satunya junior yang bersikap kurang ajar padanya.

Junior? Omong kosong! Maratungga dan Malbi seumuran. Hanya saja waktu SD, Maratungga pernah satu kali tidak naik kelas hingga sekarang ia menjadi junior Malbi ketika SMA.

Maratungga tunduk pada Malbi hanya akan terjadi di dalam mimpi!

Berbading terbalik dengan Malbi yang menjelma sebagai sosok ketua OSIS. Di SMA Banaspati Maratungga adalah biang onar. Sudah menjadi rahasia umum jika sejak dulu Maratungga adalah sosok murid yang nakal, emosian, dan bodoh dalam setiap mata pelajaran. Perangainya semakin menjadi-jadi usai sang Bunda meninggal.

1. ABOUT ME ✔️Onde histórias criam vida. Descubra agora