CHAPTER 25 | OTOPSI

6.6K 1.7K 272
                                    

Absen dulu sini

Siapa nama kamu?

Sekarang kesibukan apa?

Baca ini jam berapa dan lagi ngapain?

Are you ready for reading?

Selamat membaca 💓

---000---

Semua murid hingga guru gempar usai Ile Davika yang merupakan murid emas kebanggaan SMA Banaspati ditemukan meninggal mengambang di kolam renang

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

Semua murid hingga guru gempar usai Ile Davika yang merupakan murid emas kebanggaan SMA Banaspati ditemukan meninggal mengambang di kolam renang. Bahkan hari dimana jasad Ile ditemukan kegiatan belajar mengajar tidak dilaksanakan sebagai mana semestinya, kegiatan belajar mengajar yang seharusnya selesai jam tiga sore dipangkas karena suasa sekolah tidak kondusif, para murid dipulangkan lebih awal.

Beberapa polisi datang ke SMA Banaspati untuk melakukan penyelidikan, mereka memasang garis polisi berwarna kuning di pintu masuk kolam renang, menandakan bahwa tidak boleh ada sembarangan orang yang masuk karena dikhawatirkan tempat kejadian perkara rusak sehingga kemungkinan bukti yang akan ditemukan juga kecil.

Cekrek

Cekrek

Polisi tersebut memotret tubuh Ile yang sudah membiru serta memotret apapun yang mereka temukan di tempat kejadian perkara untuk penyeledikan lebih lanjut. Selanjutnya jasad Ile diangkat dan dipindahkan ke ambulance untuk dibawa ke rumah sakit. Suara sirine ambulance yang membawa jasad Ile keluar dari SMA Banaspati terdengar nyaring.

Dengan mengumpulkan semua keberaniannya, Aya mengabari sang Mama lewat telepon.

"Mah... Ile, Ile udah ketemu..." Ucap Aya lirih. Air matanya jatuh melewati pipinya.

Di seberang sana, Mamanya tersenyum lega. Ia bersyukur akhirnya anak kesayangannya sudah berhasil ditemukan. Semalaman ia tidak bisa tidur karena memikirkan putrinya itu.

"Ile mana? Mama mau bicara sama Ile."

Aya terisak mendengar respon sang Mama. "Di rumah sakit, Ma," jawab Aya serak.

Maratungga yang berdiri di samping Aya, mengusap-usap puncak kepala Aya lembut seolah-olah mengatakan, 'Aku disini, Ay.' Sedari tadi Maratungga selalu disamping Aya.

"Aya, adik kamu nggak papa kan? Hem?"

Hanya suara tangisan Aya yang terdengar oleh sang Mama.

"Aya jawab Mama!"

Ia menuntut jawaban dari Aya yang tidak kunjung membuka suara. Di seberang sana, tangan wanita itu gemetar, jantungnya berdegup kencang. Pasalnya ia tahu, Aya adalah anak yang tidak mudah menangis. Aya tidak akan menangis karena hal-hal sepele. Belum sampai mendapatkan jawaban dari Aya, air matanya turun. Perasaan khawatir berkecamuk kuat dalam dadanya.

1. ABOUT ME ✔️Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt