EPILOG

10.1K 1.5K 84
                                    

"Gue inget kasusnya aktivis Munir," tutur Maratungga.

Munir adalah seorang aktivis HAM yang dibunuh pada 7 September 2004 silam dalam penerbangan dari Jakarta menuju Belanda untuk menyelesaikan pendidikan pascasarjanya. Dan dia meninggal karena racun arsenik.

"Maksut lo kasusnya Ile sama kayak kasusnya Munir?" tanya Cantika.

Maratungga hanya menatap dalam diam dan tidak mengangguk untuk memberikan jawaban karena ia belum bisa menyimpulkan apapun. Tapi dugaannya memang seperti itu.

"Kita masih belum tahu apa Ile benar-benar keracunan arsenik," ucap Maratungga.

"Tapi kan hasil autopsinya karena tenggelam," sahut Kazam.

Maratungga menyugar rambutnya. Ia juga tidak mengerti tentang ini kenapa bisa hasil autopsi Ile mengatakan bahwa dia meninggal karena tenggelam.

"Racun arsenik emang jarang ditemukan dalam kasus pembunuhan, karena biasanya racun ini nggak ada di dalam tubuh karena itu relatif lebih lama buat ngidentifikasi waktu proses autopsi," jelas Cantika. "Tapi..."

"Tapi apa?" tanya Maratungga.

Cantika menatap Maratungga yang duduk di depannya dan Kazam menyimak.

"Tapi racun ini nggak bisa hilang dalam rentan waktu yang singkat atau bahkan tahunan. Nggak bisa. Lo tau Napoleon Bonaparte Kaisar Prancis itu?" tanya Cantika.

Kazam dan Maratungga menggeleng.

Cantika berdecak. "Nilai sejarah kalian berapa sih?"

"Jelek pokoknya," jujur Maratungga.

"Sama," imbuh Kazam.

"Napoleon Bonaparte Kaisar Perancis itu, dia meninggal sekitar tahun 1821. Dia baru dicurigai meninggal karena arsenik setelah ratusan tahun kemudian. Dan di tahun 2000 ahli patologi kriminal Perancis menemukan arsenik nempel di rambut Napoleon. Level arsenik yang ditemukan juga lebih tinggi dari jumlah normal. Arsenik itu mudah ditemukan di rambut dan kuku," jelas Cantika.

Selain suka berenang, Cantika juga sangat menyukai tentang sejarah.

"Itu artinya... kalau memang Ile meninggal karena arsenik di jenazahnya masih bisa ditemukan arsenik?" tanya Kazam.

Cantika mengangguk.

"Jalan satu-satunya buat tahu adalah autopsi ulang," tutur Maratungga.

"Dan ini nggak gampang. Lo pikir keluarganya bakalan setuju, ha? Anaknya udah dikubur tiba-tiba jenazahnya dikeluarin buat autopsi ulang?"

Ucapan Cantika barusan langsung menyentil Maratungga.

"Gimana Pak Bambang bisa dapetin arsenik itu?" tanya Kazam.

"Arsenik itu gampang di dapetin di toko bahan kimia karena ini bahan dasar untuk bikin racun kayak racun tikus atau buat bikin pestisida, insektisida, gitu," jelas Cantika.

Maratungga tertegun melihat Cantika. Selain cantik, gadis itu juga sangat pintar. Pantas saja Kazam begitu menyayangi Cantika karena memang pesona Cantika semenawan itu. Kenapa bisa Cantika mau dengan cowok penuh iri dengki seperti Kazam? Pelet apa yang Kazam berikan hingga Cantika bisa jatuh dalam pesonanya. Maratungga benar-benar heran.

"Tapi gue bingung, bukannya Ile itu murid kesayangannya Pak Bambang? Kalau bener Pak Bambang yang ngelakuin ini kenapa dia sampai tega ngilangin nyawa murid kesayangannya?" tutur Kazam.

"Itu yang harus kita cari tahu. Firasat gue, pasti ada sesuatu sama Pak Bambang. Yang jelas sampai saat ini gue ragu sama guru itu," jawab Maratungga.

"Gue juga jadi curiga jangan-jangan Jagat dapat pil itu dari Pak Bambang?" Lanjut Maratungga.

Selama ini setahunya Jagat tidak memiliki teman dan justru ia selalu melihat Jagat bersama Pak Bambang.

"Yaudah kalau gitu kita harus bikin strategi buat ngungkap semuanya," ucap Cantika.

Maratungga dan Kazam mengangguk. Mereka pun mulai menyusun strategi supaya bisa mencari tahu semuanya sehingga jawab atas pertanyaan-pertanyaan mereka dapat ditemukan.

"Lo jangan ikut," pinta Maratungga pada Cantika. "Ini bahaya."

Kali ini Kazam setuju dengan ucapan Maratungga.

"Tapi‒" Belum sempat Cantika membantah, Kazam menyelanya.

"Please, aku nggak mau kamu terluka. Dengerin kita, ya?" pinta Kazam.

"Lagian ini tentang SMA Banaspati dan lo dari SMA Elang," imbuh Maratungga.

Dengan berat hati akhirnya Cantika pun menyetujui. "Tapi kalau ada apa-apa bilang, ya?"

Kazam mengangguk. "Good girl." Ia mengusap puncak kepala Cantika lembut.

Maratungga sudah seperti nyamuk diantara mereka berdua. Ia jadi merindukan kekasihnya. Sedang apa Aya saat ini? Ia merindukan gadis itu.

END

Siapa yang tebakannya dari awal udah bener?

Kelanjutan hubungan mereka dan strategi mereka buat ngungkapin pelakunya ada di versi novel ya guys.

Endnya udah nggak gantung nih. Yang penting udah keungkap pelakunya.

Kira-kira mereka berhasil kerjasama buat ngungkap pelakunya nggak yaaa???

Apakah ada yang celaka? Atau mulus tanpa hambatan?

SEMANGAT NABUNGNYA BUAT PELUK VERSI NOVEL

1. ABOUT ME ✔️Donde viven las historias. Descúbrelo ahora