CHAPTER 20 | KEBRUTALAN MARATUNGGA

8K 1.8K 220
                                    

Absen dulu sini

Siapa nama kalian?

Apa kesibukan kalian sekarang?

Baca ini jam berapa dan lagi ngapain?

Selamat membaca 💓💓

---000---

Hari ini Aya bangun sangat pagi dan segera bersiap mengenakan seragam sekolah putih abu-abu SMA Banaspati. Pukul setengah enam pagi ia sudah rapi. Rajin sekali ia hari ini, Ile saja baru bangun tidur.

Rambut Aya dikuncir satu ke belakang, memperlihatkan leher putih jenjangnya. Sepertinya ada yang kurang. Apa ya? Aya memperhatikan penampilan dirinya di depan sebuah cermin.

Ah iya, ada satu hal yang ketinggalan, dasi.

Aya mengambil dasi sekolahnya yang ia simpan di laci lemari. Ia masih belum bisa mengikat dasi. Ia pun menyimpan dasi itu ke dalam kantung kemeja putihnya. Nanti kalau sudah di sekolah, biar ia meminta tolong Malbi seperti sebelum-sebelumnya.

Aya keluar dari kamar dengan tas ransel dipunggung, ia menuruni anak tangga.

"Aya berangkat dulu ya, Ma," sapa Aya pada sang Mama yang masih menyiapkan sarapan.

Sang Mama memandang anak pertamanya itu heran. Ia mengecek jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya untuk memastikan waktu, masih pukul enam pagi. Tapi Aya sudah bergegas pergi ke sekolah. Tumben banget jam segini sudah berangkat.

"Kenapa, Ma?" Tanya sang suami ketika mendapati ekspresi tidak biasa dari istrinya. Istrinya itu terus-menerus memandang pintu rumah.

"Itu Pa, Aya jam segini udah berangkat."

"Ada kegiatan di sekolah mungkin Ma, gabung kepanitiaan atau apa," ucap sang Papa.

Bagus kalau Aya ikut kegiatan di sekolah karena ini artinya kerjaan Aya bukan hanya main-main terus. Papanya sangat mendukung kalau Aya aktif berorganisasi. Tapi sayangnya Aya tidak ikut organisasi apapun di sekolah. Ia hanya aktif dalam ekstrakulikuler taekwondo.

Alih-alih ke sekolah, Aya justru tiba di depan rumah Maratungga. Ia melihat motor Maratungga terparkir di teras, di samping sepeda kuning kesayangan Cakrawala.

Belum sempat Aya masuk untuk memanggil nama Maratungga, cowok itu sudah keluar dulu. Pandangan mereka bertemu.

Cowok itu sudah mengenakan seragam sekolah tapi masih belum pakai sepatu.

"Ay?"

Aya tersenyum pada Maratungga.

"Lo ngapain ke sini?" Tanya Maratungga. Bingung, tapi juga senang.

"Gue berangkat sekolah bareng lo boleh?" Tanya Aya.

Maratungga tersenyum walaupun tipis. Namun senyuman Maratungga seketika berubah menjadi raut kesal ketika suara teriakan Cakrawala dari dalam rumah menginterupsi perbincangannya dengan Aya.

"Bang Mara sandalnya Cakra kemana?"

"Bang Mara liat sandal Spongebobnya Cakra nggak? Tadi Cakra taruh di depan pintu kamarnya Cakra terus sekarang kok nggak ada, ya?"

"Ada yang maling sandalnya Cakra!"

"Nyari yang bener!" Sentak Maratungga.

Aya menunduk dan mendapati kedua kaki Maratungga mengenakan sandal warna kuning dengan karakter Spongebob.

1. ABOUT ME ✔️Where stories live. Discover now