CHAPTER 27 | MENGUNGKAP TABIR

6.5K 1.6K 299
                                    

Absen dulu sini

Siapa nama kalian?

Kalian Askot mana? Siapa tau ada yang tetanggaan hehe

Kesibukan kalian sekarang apa?

Baca ini jam berapa dan lagi ngapain?

Selamat membaca

Jangan percaya siapapun di sini

---000---

Seorang gadis berseragam sekolah SMA Banaspati basah kuyup sedang duduk sambil mencelupkan sebagian kakinya di kolam renang. Gadis itu wajahnya pucat dan menampilkan raut kesedihan yang begitu kentara. Aya berdiri di pintu masuk dan pandangannya langsung bersirobok dengan gadis tersebut. Ia pun melangkah mendekat.

Gadis itu menoleh. Ia adalah Ile Davika. Aya menatap wajah itu tanpa ekspresi.

"Tolong..." Pinta Ile. Air matanya jatuh. 

"Lo tau siapa yang ngelakuin ini ke lo?" tanya Aya penasaran.

Ile menggeleng dengan raut wajah sendu. Ia tidak tahu siapa yang berbuat seperti ini padanya. Tidak ada apapun yang diingat oleh Ile selain tubuhnya yang pelan-pelan tenggelam di dalam air. Ia berusaha mengambil napas dan meraih apapun, tapi tidak ada yang bisa ia raih selain air. Tidak ada seseorang pun disana yang bisa ia mintai pertolongan. Hingga akhirnya ia tidak bisa bernafas dan lama-lama pandangannya mengabur kemudian semuanya gelap.

Aya membuka mata. Ia melihat ke sekeliling dan mendapati dirinya ada di atas ranjang. Rupanya tadi hanyalah sebuah mimpi. Aya menoleh ke kanan dilihatnya jam di atas dinding kamar yang menunjukkan pukul lima pagi. Ia mengusap wajahnya seraya mengembuskan napas panjang. Ile meminta tolong dengan memasuki mimpi Aya.

Aya bangkit dari tidurannya dan bersiap-siap mandi untuk pergi ke sekolah. Ia mengikat rambut panjangnya satu ke belakang. Ia yang sudah lengkap mengenakan seragam sekolah SMA Banaspati menatap pantulan dirinya di cermin kamar.

Sekarang tidak ada yang bisa diharapkan dari penyelidikan pihak berwajib karena kasus kematian Ile sudah ditutup lantaran tidak adanya bukti dan jejak yang ditemukan.

Senyuman di wajah Aya pelan-pelan terbit. Senyuman itu berubah menjadi kekehan dan berujung tawa.

"Hahahaha..."

Aya tertawa seraya menatap pantulan dirinya di cermin.

"Ile, Ile... harusnya dari dulu aja lo ngilang," ucap Aya disusul sebuah senyuman sinis.

Selesai berpakaian rapi Aya menuruni anak tangga menuju lantai satu. Aya terdiam menatap meja makan yang kosong tanpa ada satu pun makanan tersaji. Papanya menuruni anak tangga dan langsung pergi begitu saja meskipun sempat berpapasan dengan Aya. Sedangkan Mamanya masih bergelung di kamar karena dirundung kesedihan pasca kehilangan putri kesayangannya.

Semenjak kepergian Ile keluarga Aya benar-benar terpuruk dan sedikit demi sedikit mulai berubah. Perubahan ini sangat terasa bagi Aya. Biasanya setiap pagi selalu ada sarapan bersama sebelum anggota keluarga memulai aktivitas masing-masing. Namun sekarang semuanya justru seperti orang asing.

"Aya cepetan turun sarapan! Kamu ini telat terus!"

"Ile makan dulu sayang."

"Mau lauk yang mana? Biar mama ambilin."

1. ABOUT ME ✔️Where stories live. Discover now