CHAPTER 33 | VITAMIN C

6.9K 1.6K 205
                                    

Karena banyak yang demo karena akhir cerita ini ngegantung, akhirnya aku mutusin buat up sampai tamat. Aku juga nggak tega karena nggak semua orang mampu membeli novel ditengah kebutuhan lain mereka. Jadi karena aku akan up sampai tamat, jangan ada yang beli novel bajakan lagi. Kalau belum mampu beli novel bisa baca di wattpad.

Absen dulu sini

Kesibukan kalian apa?

Baca ini jam berapa dan lagi ngapain?

Are you ready?

Happy reading 💓

----000----


"Aku tau kamu nggak akan ngelakuin ini," tutur Kazam menenangkan Cantika.

Cantika memandang Kazam sendu. Seharian ia overthinking memikirkan tuduhan Aya serta kawan-kawannya.

"Terus kalau misal aku yang bunuh Ile ngapain juga aku tinggalin mayatnya di kolam renang SMA Banaspati? Apalagi meninggalnya nggak lama setelah dia menang lomba. Itu sama aja aku masang jebakan buat diri aku sendiri!" Seru Cantika.

"Anak-anak SMA Elang itu ambisius, termasuk aku. Tapi kita nggak sebodoh itu sampai ngebunuh lawan setelah perlombaan. Yang ada kita ngebunuh lawan sebelum perlombaan biar bisa menang karena saking ambisiusnya," lanjut Cantika.

Kazam menatap Cantika yang masih menggebu-gebu menjelaskan bahwa dirinya sama sekali tidak terlibat dengan kasus kematian Ile. Ia ikut terseret hanya karena diduga memiliki motif yaitu karena ia rival Ile dan dituduh atas dasar iri. Padahal ia sama sekali tidak pernah iri pada Ile. Ia hanya kalah sekali tapi jauh dibalik itu ia sudah pernah menang perlombaan berkali-kali lebih banyak dari Ile. Jadi buat apa ia iri? Tidak ada yang bisa membuat Cantika iri dari seorang Ile Davika. Justru selama ini Ile lah yang selalu iri padanya.

Sore itu ketika pulang sekolah Cantika memang ke SMA Banaspati untuk menemui Kazam disana ia bertemu dengan Ile kemudian mereka sempat bertengkar.

Melihat Cantika ada di parkiran motor SMA Banaspati, Ile datang menghampiri. Cantika diam ketika melihat gadis dengan jepit rambut bluberry itu berjalan ke arahnya.

"Aduh, SMA Elang turun pamor nih," ejek Ile seraya tertawa.

"Nggak malu ya jemput cowok ke SMA tetangga?" Sindir Ile dengan mulut julidnya.

"Elo mending diem!" Sahut Cantika tidak terima.

Ia sedari tadi hanya diam lalu tiba-tiba Ile datang langsung membuatnya naik pitam. Tahan, tahan, ini SMA tetangga, jangan emosi disini.

"Gimana rasanya kalah saing sama gue?" Lagi-lagi Ile menyombongkan kemampuannya.

"Mulut lo bisa diam nggak?!" Kini Cantika berteriak.

"Kenapa? Kenapa gue harus diem? Gue kan lebih hebat dari lo."

"Cih! Ketahuan banget sebelumnya nggak pernah menang, jadi sekalinya menang gini nih. Baru menang lomba tingkat nasional aja belagu, gue yang udah pernah lomba sampe luar negeri nggak sebelagu elo. Oiya lupa, SMA Banaspati mana pernah ngajakin muridnya lomba sampe luar negri? Sekolah lo nggak seelit sekolah gue sih."

Ile yang geram langsung menjambak rambut Cantika.

"Mulut lo ya! mulut babi!" Maki Ile seraya menjambak rambut Cantika.

1. ABOUT ME ✔️Where stories live. Discover now