✿✿ Si 'Gembel' ✿✿

4.2K 343 23
                                    

Jangan lupa votenya ya readers ku

✿✿✿

Ternyata benar dugaannya tadi, pintu gerbang sekolah sudah tertutup rapat. Pandangan Lauren memburam ketika suatu cairan bening mulai memenuhi matanya. Ah sialnya gadis itu tak dapat membendung air matanya lagi. Tanpa disadari oleh Caka yang sedang berada di depannya itu, Lauren mengusap beberapa air mata yang sempat mengaliri pipi mulusnya itu.

Entah apa yang sedang Caka lakukan disana, laki-laki itu tampak beberapa kali mengetuk pintu gerbang. Mungkin Caka berharap security akan membukakan pintu itu untuk mereka. Di jam seperti ini, itu adalah hal yang sangat mustahil terjadi. Bahkan mungkin jam pelajaran pertama akan segera selesai, sudah tak ada harapan lagi.

Tubuh Lauren melemah, hingga akhirnya gadis itu memutuskan untuk segera kembali ke rumahnya. Lagi pula untuk apa dirinya berlama-lama di tempat itu dan menunggu harapan kosong. Namun tiba-tiba saja terdengar seperti suara kunci yang saling bertubrukan di seberang sana, rupanya salah satu security SMA Gardapati sedang membukakan kunci gembok gerbang tersebut. Lauren lantas mengurungkan niatnya, ia kemudian berbalik menghadap ke arah gerbang yang sudah setengah terbuka itu. Dan Caka sudah terlebih dahulu masuk ke dalam SMA Gardapati.

"Eits! Mau kemana kamu?" tanya laki-laki paruh baya yang bernama Pak Alfons, dengan seragam security-nya.

Lauren sontak memundurkan tubuhnya karena terkejut. "Mau masuk ke kelas dong," jawab Lauren santai.

"Ini jam berapa?" Pak Alfons menunjuk jam dinding yang terpajang di pos satpam yang tak jauh dari tempat itu menggunakan sebuah tongkat tonfa yang berbentuk t itu.

"Terus kenapa dia boleh masuk?!" protes Lauren sambil menunjuk Caka, yang kemudian berhenti setelah mendengar percakapan antara Pak Alfons dan Lauren.

"Stttss! Biarin dia masuk," perintah Caka pada Pak Alfons dan segera setelah Caka mengatakan hal itu Pak Alfons pun mempersilakan Lauren untuk masuk.

Dengan senang hati Lauren melangkahkan kakinya memasuki area gedung SMA Gardapati. Seminggu sebelum dirinya dipindahkan ke sekolah itu, Lauren sudah diperkenalkan dengan seluruh lokasi yang ada di SMA Gardapati. Termasuk di mana letak kelasnya berada, gadis itu sudah mengetahuinya.

Lauren dipindahkan ke SMA Gardapati oleh karena rekomendasi dari yayasan sekolahnya yang lama. SMA Gardapati adalah tempat yang sangat cocok untuk murid-murid sepertinya, sebab prestasi gadis itu yang sudah terbilang di atas rata-rata murid yang lain di sekolah lamanya itu.

SMA Gardapati adalah salah satu SMA terfavorit di Jakarta karena fasilitasnya yang lengkap dan sangat mahal. Untuk bisa masuk di SMA itu bukan hanya prestasi saja yang diperlukan, namun juga you must have money to much. Bisa dibilang, SMA Gardapati adalah tempat berkumpulnya orang-orang pintar dan bergelimang harta.

Lauren berlari menyusuri koridor sekolah, hingga sampailah gadis itu di depan kelas XI IPA 1. Pak Rendi yang notabenenya guru biologi sudah memulai pelajarannya di kelas itu. Sekarang yang gadis itu pikirkan adalah masuk ke dalam sana tanpa sepengetahuan dari Pak Rendi. Itu bukan hal yang mudah namun Lauren akan segera mencobanya. Perempuan itu menunggu hingga Pak Rendi lengah. Hingga tibalah disaat Pak Rendi akan menulis sesuatu di papan tulis.

Lauren mengendap-endap menuju ke tempat duduk yang kosong. Namun sebelum dirinya berhasil duduk dengan sempurna tiba-tiba guru itu memanggilnya.

"Mau kemana kamu?"

Lauren gelagapan. Apa harus dirinya berbohong? "Mau ke toilet, Pak," alibinya.

"Ke toilet kok pake tas?" protes Pak Rendi sembari berjalan mendekati tempat duduk Lauren. "Eh tunggu dulu! Kamu anak baru ya? Saya belum pernah lihat wajah kamu di sini."

Tiba-tiba seorang perempuan yang berambut sebahu bangkit dari duduknya lalu berjalan ke arah Pak Rendi, hendak membisikkan sesuatu. Gadis itu bernama Alleta Meliana Santoni. Alleta adalah sepupu Lauren.

"Pak, dia itu mau ganti softex."

"Oh jadi kamu mau ganti softex ya?" tanya Pak Rendi tanpa rasa bersalah, kini seisi kelas  penuh dengan gelak tawa. Namun lain halnya dengan Lauren, gadis itu tercengang dan tampak menahan malu.

Demi menyelamatkan dirinya, Lauren segera beranjak dari tempat itu. Gadis itu akan menuju ke arah toilet siswa, namun betapa terkejutnya Lauren ketika melihat Caka yang sedang menyenderkan tubuhnya di tembok  sambil bersedekap dada di dekat pintu kelasnya. Baru saja Lauren hendak melangkahkan kaki, tiba-tiba Caka menarik tangannya dan membawa gadis itu kembali ke kelasnya.

"Woy gembel! Ngapain Lo kesini?"

"Dih sana keluar, bau busuk tau gak!"

"Ngapain sih dia kesini, ngerusak pemandangan aja!"

Lauren melihat ke setiap orang yang mengatakan hal yang menyakitkan itu. Apa kata-kata itu ditujukan padanya? Memangnya penampilannya seperti gembel? Lantas gadis itu melihat kembali penampilannya.

"Lauren jauh-jauh dari dia nanti Lo kena virus!" suruh Alleta. Ah Lauren kini mengerti siapa yang dimaksud Si 'Gembel' itu. Kenapa teman-temannya itu tega memanggil Caka dengan sebutan Gembel.

"Ada apa Caka? Dia buat masalah sama kamu?" tanya Pak Rendi.

Tak menjawab pertanyaan guru itu, Caka malah membisikkan sesuatu pada Pak Rendi. "Biarin dia ikut pelajaran, tadi dia terlambat ke sekolah karena saya."

"Baik, Caka. Lauren cepat duduk di tempat kamu!" suruh Pak Rendi, setelah itu Caka pun segera  melenggang pergi dari kelas itu.

Lauren berjalan ke tempat duduknya, tepat di sebelah Alleta. Sebelumnya Alleta menyuruh teman sebangkunya untuk pindah ke tempat duduk yang kosong, agar Lauren bisa duduk bersama dirinya di tempat itu. Kemudian Pak Rendi pun langsung memulai kembali pelajarannya.

✿✿✿

Alleta Meliana Santoni

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Alleta Meliana Santoni

✿✿✿

Makasih ya buat yg udah vote

Buat yang belum vote jangan lupa pencet bintangnya ya 🤩

Next yukkk

CakaNickoWhere stories live. Discover now