✿✿ Ditunda lagi? ✿✿

1.9K 215 35
                                    

Jangan lupa vote dan komennya guys ❤️

✿✿✿

Seperti yang sudah Lauren dan Caka bicarakan sebelumnya, mereka hari ini akan bertemu untuk membahas kembali materi olimpiade sains bagi Lauren. Lebih tepatnya ini adalah pertama kalinya mereka membahas materi itu karena sebelumnya Caka belum melakukannya dengan serius.

Namun sebelum itu, Caka berencana mengajak Lauren untuk pergi ke panti asuhan terlebih dahulu. Kini laki-laki itu sudah berada di depan rumah Lauren. Sudah yang ketiga kalinya Caka menekan tombol bel rumah Lauren, namun tak seorangpun membukakan pintu gerbang rumah itu untuknya. Hingga akhirnya Caka memilih untuk mengistirahatkan kakinya dengan duduk sejenak di depan pintu gerbang  seraya menunggu pintu itu terbuka untuknya.

"Jangan-jangan molor," batin Caka. Laki-laki itu mulai menghela napas panjang. Jika saja Caka memiliki handphone, mungkin dirinya sudah menghubungi Lauren sejak ia sampai di tempat itu. Namun memang keberuntungan sedang tidak berpihak padanya.

"Eh Masnya ngapain di situ? Mau minta sumbangan, ya?" tanya seseorang dari balik pintu.

Caka memaksakan senyumannya. "Bukan, Pak. Saya ada perlu dengan Lauren," jelasnya kemudian.

"Oh tamunya Non Lauren, ya?" tanya laki-laki paruh baya itu. "Maaf ya, Mas. Tadi saya di kamar mandi jadi lama buka pintunya," ungkap Pak Barjo, satpam sekaligus supir pribadi keluarga Lauren. Sepersekian detik kemudian, Pak Barjo membukakan pintu gerbang itu untuk Caka.

"Iya gak apa-apa, Pak."

"Mas udah lama di sini?" tanya Pak Barjo basa-basi. "Ayo masuk, Mas."

Caka hanya menganggukkan kepalanya singkat lalu mengikuti arahan dari Pak Barjo. Caka kemudian dibuat kagum saat melihat pekarangan rumah Lauren, ternyata rumah gadis itu tidak kalah mewahnya dengan rumah Nicko.

"Sebentar ya Mas saya panggilkan Non Lauren-nya dulu. Oh iya, Mas namanya siapa?"

"Caka, Pak."

Pak Barjo menganggukkan kepalanya. "Tunggu sebentar ya, Mas."

Pak Barjo segera berjalan menemui Lauren untuk memberitahu gadis itu tentang kedatangan Caka. Dan Lauren yang sudah mengetahui alasan Caka datang ke rumahnya pun langsung bersiap-siap untuk  menghampirinya.

Aroma tubuh Caka lah yang pertama menyambut kedatangan Lauren, aroma laki-laki itu selalu saja berhasil memabukkan gadis itu. Lauren berkali-kali menggelengkan kepala ketika beberapa pikiran aneh muncul di otaknya. Bagaimana tidak, penampilan Caka hari ini terlihat sangat berbeda dari biasanya. Meskipun laki-laki itu hanya mengenakan kaos hitam polos dengan celana jeans panjang berwarna abu-abu, serta kaca mata yang tak pernah ia lupakan itu membuat Caka terlihat keren di mata Lauren.

"Oke kita mulai?" tanya Lauren memulai pembicaraan. Tak ingin berlama-lama bergulat dengan isi kepalanya.

"Mulai apa? Kita ke panti asuhan dulu. Gue lupa kalo hari ini gue ada janji sama anak-anak panti. Kalo Lo gak mau terpaksa kita tunda dulu rencana kita," ungkap Caka tanpa rasa bersalah sedikitpun.

Lauren tercengang mendengar penuturan Caka yang ekspresinya masih saja datar seperti biasanya. Bisa-bisanya Caka terus menunda-nunda hal yang seharusnya menjadi tujuan utama mereka.

"Jadi gimana? Ke panti asuhan dulu atau tidak sama sekali?" ulang Caka karena tak mendapat jawaban dari lawan bicaranya.

"Ya udah terpaksa!"

"Oke kita mampir ke indomarket dulu," ucap Caka lagi.

"Naik apa? Motornya Kak Caka udah dibenerin emangnya?"

"Jalan kaki lah, kan deket."

"Hah?!" Lauren membelalakkan matanya sempurna. Yang benar saja Caka mengajaknya berjalan kaki di saat panas terik seperti ini, bisa-bisa kulit Lauren terbakar karena itu. "Pake mobil aku aja kalo gitu," usul Lauren kemudian.

"Kalo Lo gak mau ya udah. Gue kan gak maksa," balas Caka masih tetap dengan pendiriannya.

Lauren menghela napas berat. "Ya udah deh kalo gitu aku mau pake sunscreen dulu, kalo gak bisa-bisa kulit aku jadi gosong entar." Lauren meninggalkan Caka dengan terus mengomel.

Kurang lebih 10 menit lamanya, Lauren akhirnya kembali menemui Caka yang tampak bosan menunggunya itu. Tak lupa, Lauren membawa sunscreen instan di dalam tas selempangnya. Lauren harus membawa benda itu demi menyelamatkan kulitnya.

"Yuk!" ajak Lauren tiba-tiba bersemangat.

"Udah pake sunscreen berapa lapis, hmm?"

"Cuma sepuluh lapis aja, kok."

Caka menggelengkan kepalanya pelan. "Dasar cewek," lirih Caka tak habis pikir.

✿✿✿

Maaf ya up-nya telat banget
Mulai besok aku bakal kasih part yang lebih panjang ya guys 🧡

Tapi jangan lupa vote dan komennya ya 🤩


CakaNickoWhere stories live. Discover now