✿✿ Ruangan Terlarang ✿✿

2.4K 271 23
                                    

Pertama-tama pencet bintangnya terlebih dahulu 🤭

✿✿✿

Hari ini, Lauren menepati janjinya pada Pak Evan. Gadis itu langsung menuju ruang guru sesaat setelah mendengar suara lonceng istirahat berbunyi. Namun bukannya mengajak Lauren untuk duduk, Pak Evan malah menarik tangan gadis itu dan membawanya ke tempat lain.

Pak Evan perlahan melepaskan genggaman tangannya dari Lauren. Guru itu merasa canggung karena sejak tadi murid-murid lain memperhatikan mereka berdua yang bergandengan tangan. Pak Evan menghentikan langkahnya ketika merasa Lauren tidak mengikutinya lagi, lantas membalikan badan dan melihat ternyata Lauren sedang ditahan oleh salah satu siswa di belakangnya.

"Lauren ayo!"

Lauren melepaskan genggaman cowok yang tak dikenalnya itu secara paksa, kemudian berlari kecil menghampiri Pak Evan yang sudah jauh jaraknya. Lauren sudah mendapatkan ungkapan cinta yang kedua kalinya hari ini. Lauren menggelengkan kepalanya pelan. Kenapa cowok-cowok itu bisa menyukainya, padahal belum mengenalnya sama sekali. Lauren sampai tak habis pikir karena hal ini.

Ketika jarak antara Pak Evan dan gadis itu sudah dekat, Lauren pun mulai memperlambat langkahnya. "Kita mau kemana, Pak?"

"Ikut saya!" titah Pak Evan, kemudian melangkahkan kakinya kembali.

Setelah menyusuri koridor-koridor sekolah, akhirnya sampailah mereka di depan ruangan yang sebelumnya membuat Lauren penasaran. Ya, di ruangan yang disebut 'ruangan terlarang' itu oleh Alleta, sepupunya. Pak Evan mengambil beberapa kunci dari sakunya, lantas memasukkan salah satu anak kunci ke lubang kunci pintu itu. Hingga terdengar bunyi 'klik' barulah Pak Evan membuka pintu ruangan itu.

"Kita mau kemana, Pak?" tanya Lauren bingung.

"Kita akan bertemu dengan seseorang yang bisa membantu kamu untuk mempelajari materi-materi di olimpiade nanti." Pak Evan menjelaskan maksudnya membawa Lauren ke tempat itu.

Seseorang? Siapa itu? Apa dia ada di dalam sana? Sebenarnya ruangan apa yang ada di depannya ini? Kenapa harus dikunci?

Pertanyaan itu memenuhi isi kepala Lauren. Kemudian Pak Evan mendahului Lauren memasuki lorong gelap, kemudian menaiki beberapa anak tangga. Hingga sampailah mereka di depan sebuah pintu besi, kemudian Pak Evan mengambil kunci yang lain untuk membuka pintu itu. Setelah pintu terbuka dengan sempurna, Pak Evan dan Lauren kembali melangkahkan kakinya.

Lauren takjub dengan apa yang dilihatnya sekarang. Ternyata ruangan itu adalah sebuah lorong menuju ke roof top sekolah. Semua tampak indah dari atas roof top itu. Namun tak ada siapapun kecuali dirinya dan Pak Evan di sana. 'Seseorang' yang dimaksud oleh guru itupun belum menampakkan batang hidungnya.

"Mana orangnya, Pak?" tanya Lauren sangat penasaran.

"Sebentar lagi pasti dia akan datang," balas Pak Evan.

Kemudian guru itu beralih menuju ke sebuah kursi panjang yang sudah tersedia di tempat itu. Lauren mengikuti kemana Pak Evan pergi lantas ikut duduk setelahnya. Dua menit berlalu dan mereka hanya terdiam seraya menikmati pemandangan yang ada dihadapan mereka kini.

Ketika mendengar suara pintu yang terbuka, Lauren dan Pak Evan berbalik secara serentak. Betapa terkejutnya Lauren ketika melihat seseorang yang berada di dekat pintu itu adalah Caka.

Aroma semerbak dari parfum yang mirip dengan aroma parfum bernama 'Clive Christian' itu langsung menyeruak, seakan menyambut indra penciuman Lauren. Aroma ini sangat memabukkan bagi gadis itu. Untuk kesekian kalinya, laki-laki yang ada dihadapan Lauren kini berhasil membuat dirinya terhipnotis karena aroma dari tubuh laki-laki itu.

"Kenapa kalian ke sini?" tanya Caka dengan suara seraknya.

Dengan gerakan cepat Pak Evan menarik tangan Caka lantas membawanya sedikit menjauh dari Lauren. Guru itu membisikkan sesuatu kepada Caka. "Dia yang akan mengikuti olimpiade tahun ini. Jadi kamu har-"

"Saya tidak mau!" potong Caka, mengerti dengan arah pembicaraan guru itu.

"Ini demi sekolah kita," ucap Pak Evan sedikit menaikan volume suaranya.

"Anda mau membahayakan indentitas saya?"

"Saya yakin dia tidak akan membongkar rahasia kamu, Caka!" Pak Evan masih berusaha meyakinkan Caka agar laki-laki itu mau mengikuti apa yang ia perintahkan.

"Cepat keluar! Sebelum saya membuat keputusan yang akan merugikan anda!"

"Maaf Caka. Saya melakukan hal ini juga demi kebaikan pihak sekolah. Terpaksa saya harus tegas dengan kamu! Saya akan melakukan apapun agar Lauren bisa memenangkan olimpiade dengan mudah," monolog Pak Evan ketika melangkah pergi meninggalkan Caka dan Lauren di roof top itu.

"Kenapa masih di sini?!" sentak Caka yang berhasil membuat Lauren terpelonjak kaget.

"Kenapa kamu kasar banget sih?" gerutu Lauren lantas segera meninggalkan laki-laki itu di sana.

✿✿✿

Gimana guys sama part ini?
Next gak nih?
Mau next, jangan lupa vote dan komennya 🥰

CakaNickoWo Geschichten leben. Entdecke jetzt