✿✿ Lorong ✿✿

1.8K 219 64
                                    

Mari kita berdoa sebelum membaca cerita ini
Kemudian pencet bintangnya ya guys
Oke terimakasih, selamat membaca :3

Siapa yang mau jadi pacarnya Caka?
(Buang jauh-jauh keinginanmu nak, Caka itu milikku)

✿✿✿

"Pintu ini otomatis terkunci kalo ditutup," ungkap Caka dengan suara lemas.

"APA?!" Tubuh Lauren meluruh seketika. "Terus kita pulangnya gimana dong?" tanya Lauren panik.

"Kita tunggu sampe ada yang bukain, lah," jawab Caka malas, laki-laki itu memilih untuk kembali ke roof top. Toh rasa laparnya itu sudah tidak bisa ditolong lagi.

Lauren dengan kesal mengikuti Caka, karena laki-laki itu tampak sangat bodo amat dengan keadaan mereka saat ini. "Siapa yang mau bukain pintunya? Orang yang tau tempat ini kan cuma aku sama Kak Caka!"

"Guru-guru juga tau tempat ini," jawab Caka santai.

"Mereka udah pulang, Kak Caka! Emangnya Kak Caka gak punya kunci lain apa?!" bentak Lauren tak mampu menahan emosi lagi.

Caka sontak berdiri menghadap ke arah Lauren. "Lo bisa diem gak? Gue mau tidur! Siapa suruh ninggalin kuncinya di luar?"

Ucapan Caka itu berhasil mengingatkan Lauren kembali jika itu adalah kesalahannya. Kedua mata Lauren memanas, pelupuk matanya mulai mengeluarkan cairan bening yang kemudian meluncur hingga ke pipi.

Caka memutar bola matanya. "Ngapain nangis? Jadi kita terkunci di sini karena salah gue?"

"HUAAAAAAA!" Lauren semakin memperkuat volume tangisnya.

Caka tersentak. "Heh jangan nangis!"

"Hiks! Aku mau pulang KAK CAKA!"

"Lompat aja kalo mau pulang," usul Caka.

"Kak Caka tega banget sih, hiks... hiks...," gerutu Lauren. "Bukan pulang ke rumah tapi malah pulang ke Hadirat Tuhan itu mah! Hiks...." Mengingat bahwa mereka kini sedang berada di lantai empat, kalaupun masih selamat kemungkinan Lauren akan mengalami cacat seumur hidupnya.

"PAPA GIMANA INI?! AKU BELUM SIAP MENINGGOY!"

"Bisa diem gak sih, Lo?!" geram Caka.

✿✿✿

Sekitar satu jam lebih barulah Caka berhasil membuat Lauren terdiam. Oleh karena sudah kehabisan cara, akhirnya Caka terpaksa menarik Lauren ke dalam dekapannya untuk menenangkan gadis itu.

Setelah dirasa tenang, Caka lantas menyuruh Lauren untuk tidur dengan kepala di atas pangkuannya. Caka menggelengkan kepalanya pelan karena tiba-tiba saja gadis itu bersikap manja padanya.

"Dasar!" decak Caka sambil menatap wajah cantik Lauren yang sedang terlelap.

Sebenarnya Caka kasihan dengan gadis itu, namun nasibnya juga sama-sama tidak beruntung hari ini. Hari sudah semakin sore, angin semilir dari arah barat menerpa pelan rok sekolah Lauren hingga tersibak sampai ke pangkal paha. Untung saja Lauren mengenakan shorts, jadi bagian tubuhnya itu tidak terekspos dengan jelas.

Merasa sebagai lelaki jantan dan memiliki rasa kepedulian tinggi, Caka lantas mengambil jaket yang berada di tasnya untuk sekedar menutup tubuh Lauren agar gadis itu tak kedinginan.

Untuk kesialan yang kesekian kalinya, tiba-tiba saja hujan turun dengan sangat deras. Caka sudah mencoba berulang kali membangunkan Lauren, namun gadis itu masih setia terlelap dalam pangkuannya. Ketimbang basah kuyup, Caka buru-buru menggendong gadis itu ala bride style untuk membawanya masuk ke dalam lorong. Kedua tas ransel milik Caka dan Lauren ia junjung di tangan kiri sambil mengangkat kepala Lauren, sedangkan tangan kanannya Caka gunakan untuk mengangkat kaki Lauren dengan jaket yang masih berada di tubuh gadis itu.

"Dasar, bisanya cuma nyusahin," decak Caka.

Sesampainya di dalam lorong, Caka mendudukkan tubuh Lauren di salah satu anak tangga. Lantas Caka pun duduk di sebelah Lauren, kemudian membawa kepala gadis itu ke dada bidangnya. Entah siapa yang menang banyak hari ini, namun Caka tak peduli akan hal itu. Caka mulai memejamkan mata dengan tangan bertumpu pada tembok yang ada di sebelahnya.

✿✿✿

"Lauren bangun!" Alexa menggoyang-goyangkan tubuh Lauren hingga gadis itu mulai menggeliat kecil. "Cepetan bangun," suruhnya lagi.

Lauren perlahan membuka mata dan mendapati bahwa dirinya sudah berada di dalam kamar. Lauren bingung bagaimana bisa ia berada di dalam kamar sedangkan yang ia ingat terakhir kali Lauren masih terkunci bersama Caka di roof top sekolah.

"Masa sih itu cuma mimpi, tapi kalau mimpi kenapa pelukan itu terasa nyata?" pikir Lauren dalam hatinya.

Menyadari raut wajah Lauren yang kebingungan, Alexa menjelaskan pada adiknya itu. "Tadi ada yang nganterin kamu pulang, kirain pingsan taunya tidur. Dari dulu hobinya kalo gak kebelet pipis ya tidurnya ngebo," ledek Alexa.

Lauren memberengut kesal. "Kak Alexa juga dari dulu hobinya kalo gak jahil ya tukang ngeledek," balas Lauren tak ingin kalah. "Siapa yang nganterin aku pulang?" tanyanya kemudian.

"Gak tau, kakak gak kenal." Alexa mengangkat bahunya singkat. "Pokoknya ada dua cowok yang satu ganteng yang satu lagi dekil banget. Itu yang ganteng pacar kamu ya? Pinter kamu nyari cowok," lanjut Alexa memuji.

"Dua cowok?"

"Iya Lauren yang cantik. Buruan mandi gih, bau!" suruh Alexa sambil menjepit hidungnya yang bangir itu.

Lauren mengerucutkan bibirnya kedepan. "Ih aku gak mandi seminggu tetep wangi, loh," ujar Lauren menyombongkan diri.

"Buruan mandi, terus makan malam!"

"Iya-iya calon istrinya Mas Valen," ledek Lauren.

"Eh udah pinter ngeledekin kakak ya sekarang?" Alexa mulai menggelitik tubuh Lauren untuk membalas ucapan gadis itu.

✿✿✿

Yes update!
Hari ini double upload ya guys, buat bayar hutang karena kemarin author gak up CakaNicko.

Yuk vote dan spam komennya 🧡

CakaNickoWhere stories live. Discover now