•Hai teman-teman semua. Gimana kabar kalian?
•Masih tetap stay dong baca cerita ini? Ada kesan ga yang mau disampaikan?
•Absen dulu jam berapa bacanya?
•kalian nyasar kesini darimana ya?
•Absen asal kota kalian darimanasih?
•Untuk teman-teman kalian boleh share masalah kalian disini ya, khusus ini lapaknya. Maybe, suatu problem kamu disekolah atau tentang keluarga. Atau bisa juga masalah berat lainnya yang gabisa kamu ceritain. Yuk, cerita disini. Siapa tau kamu jadi lega.
•Are u happy now?
•
•
•
•
•
•
•Selamat membaca ASMARALASKA."Assalamualaikum Bunda, kakak pulang" ucap Alaska sambil masuk kedalam rumah setelah pulang dari acara nikahan Alex dan Tara.
Jam menunjukkan pukul 08,32 malam, sebenarnya ia tadi pulang dari acara nikahan sekitar jam 04,37 sore. Tapi ia memilih untuk nongkrong dulu di warjok atau warung mang joko.
Nadira dan Erik yang lagi santai sambil menonton acara televisi mendongak menatap ke arahnya.
Sebelumnya, mereka memutuskan untuk tidak jadi menginap di rumah Vilo. Erik merasa tidak enak, walaupun pada dasarnya mereka kesana untuk menjenguk Vilo yang lagi sakit.
Erik menghela napas menatap Putra satu-satunya, Alaska.
Satu-satunya pewaris perusahaan properti yang dimiliki Erik dibeberapa wilayah, belum lagi villa, kos-kosan mewah, beberapa unit apartemen, mobil dan yang lainnya.
Ketahuilah, jika Erik salah satu orang yang di segani dalam dunia bisnis saat ini.
"Waalaikumsalam" Sahut Nadira dan Erik barengan.
"Gimana sama acaranya? Lancar ga kak?" Tanya Nadira.
Alaska mengangguk,"Lancar-lancar aja si Bun, emang kenapa Bun?" Tanya Alaska sambil membuka sepatunya.
"Gapapa, cuma kepo" jawab Nadira dengan cengiran membuat Alaska tertawa renyah.
Ck, ada-ada saja pikirnya.
"Mama, ngapain kepo?" Tanya Erik selidik.
"Ya kan gapapa Papa sayang," terang Nadira. "Ya wajar dong Mama kepo, anak Mama pergi ke acara nikahan. Sementara belum ada partner yang jelas." Jelas Nadira sambil menahan senyumnya mati-matian.
Erik yang paham langsung mengikuti permainan Nadira."Solo lagi, gitu maksud Mama?"
"Iya Pa, solo!"
Alaska mendelik melihat kedua orang tuanya, apalagi Papanya. Bagaimana tidak, jika sikap orang tuanya selalu gini.
"Kakak udah ada ya Pa, dan Bunda juga taukan kalo kakak udah sering cerita tentang----"
"Percuma cerita kalo belum di resmikan, ga bakal jadi itu mah." Ucap Nadira sambil nyemil.
"Iya ga Pa?"
Erik mengangguk antusias mengiyakan ucapan istrinya.
Alaska mendengus,"kakak gamau pacaran Bunda, dan Papa juga tau kalo kakak mau langsung nikah tanpa pacaran. Ta'aruf gitu.."terang Alaska acuh.
Diam-diam Nadira dan Erik saling pandang dan tersenyum Penuh arti.
"Yaudah langsung ta'aruf aja kalo gitu" final Nadira membuat Alaska dan Erik melotot tidak percaya.
"Bunda yang bener saja!" Protes Alaska sewot,"kakak belum kerja, nanti Ara mau di kasih makan apa? Makan batu!" Terang Alaska.
"Oh jadi namanya Ara." tanya Erik,"Calon menantu Papa itu namanya Ara? Tetangga depan kita bukan sih, Ma?" Tanya Erik memastikan.
YOU ARE READING
ASMARALASKA
Teen FictionFOLLOW DULU SEBELUM BACA, ADA CHAPTER YANG DI PRIVATE. "Senyum dong, dikit aja." Alaska memaksa Ara tersenyum. ""Losetreak di Ml memang membuat stress, tapi kita tidak pernah membencinya" . . . "Menjadi cantik itu adalah sebuah berkah. Orang-orang...