ASMARALASKA 09.00

210 41 0
                                    

Halo semuanya, apa kabar. Aku harap kalian tetap setia membaca cerita ini.





•Selamat membaca ASMARALASKA.


Ara duduk terdiam diatas balkon rumahnya, sudah dua jam ia duduk disana.
Rumah terasa sepi, tidak ada yang buat hatinya menghangat.

Apalagi tentang Aslan, sejak pernikahan Alex dan Tara. Laki-laki itu menghilang seperti ditelan bumi, ia sudah beberapa kali menelpon tapi tidak pernah ada jawaban.

Ara mengembuskan napasnya pelan, matanya mengarah kedepan balkon laki-laki itu.

Masih sama. Dari dua jam yang lalu balkon laki-laki itu masih gelap. Tidak biasanya Alaska mematikan lampu balkon miliknya.

Ara menggelengkan kepalanya dan heran kenapa ia malah memikirkan Alaska."Ck, gue ngapain sih mikirin Alaska." Gumam Ara.

"Gue gila" ketus Ara lalu berdiri dari kursinya. Bayangan dimana Alaska menciumnya terbayang selintas dipikirannya,"Anjir! Alaska lo jauh-jauh deh dari otak gue deh," Gumam  Ara lagi, ia berdecak  kesal dengan dirinya.

Ara menyipitkan matanya,suara motor yang sangat dikenalinya memarkirkan motornya didepan pagar rumahnya.

Itu motor Alaska.

Ternyata laki-laki itu baru pulang. Namun, Ara kembali menyipitkan matanya tajam kala melihat Triska turun dari motor Alaska.

"Triska," Gumam Ara heran,"Itu benaran Triska kan?" Gumam Ara lagi.

Ara menggeleng,"Sejak kapan mereka----," Ara tidak melanjutkan kata-katanya, ia memilih menggelengkan kepalanya.

Pikirannya mendadak kepembicaraannya dengan Tesa beberapa hari yang lalu, Tentang Triska.

Apa benar Triska adalah mantan pacar Alaska? Kakak tirinya?

Seperti de Javu, Ara menolak pikirannya.

Ara melangkah masuk kedalam kamarnya,"Ga, ini ga bener!" Ara terus menggelengkan kepalanya meninggalkan Triska dan Alaska yang sepertinya masih berbincang di bawah sana.

Ia tidak peduli.

"Alaska, makasih banyak ya." Ucap Triska tulus setelah turun dari motor Alaska.

Laki-laki itu hanya mengangguk,"Gue pulang." Pamit Alaska.

Triska terdiam sejenak, dulu Alaska sebelum pulang selalu mencium dahinya.

"Gausah ingat yang dulu lagi ya,Tris. Semuanya udah beda sekarang." Jawab Alaska mengetahui isi pikiran Triska,"Termasuk perasaan gue,Tris. Sorry." Final Alaska.

Triska menengadah keatas, hatinya sakit mendengar penuturan Alaska. Lidahnya kelu hanya sekedar menjawab iya Alaska, gue ngerti kok.

"Tapi,Ka--," Alaska tersenyum melihat Triska yang ingin menangis,"Udah ya,Tris. Kita cari bahagia kita masing-masing aja." Alaska tersenyum,"Ga boleh nangis, kan udah gede." Triska tersenyum pilu.

Alaska mengangguk menyakinkan ucapannya tidak salah dan menyalakan motornya.

Laki-laki itu mengendarai motornya langsung memasukkan kedepan pagar yang terbuka didepan pagar rumah Triska.

Triska kaget melihat Alaska memasukkan motornya kesana,"Kita tetangga'an dong?" Gumam Triska. Detik berikutnya ia tersenyum sinis,"Gue punya seribu cara buat dapatin lo lagi,Ka. Lihat aja."

Triska berjalan masuk kedalam rumah, ia mengetikkan sesuatu di dalam hp nya.

                             ------WhatsApp-------

ASMARALASKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang