ASMARALASKA 10.30

193 42 4
                                    

Ara senantiasa berjalan menyusuri koridor mencari Alaska, entah kemana laki-laki itu pergi.

Gadis itu senantiasa memegang kotak bekalnya yang sudah ia sediakan dari rumah untuk Alaska, dikarenakan tadi ia telat dan ulangan mendadak dari Bu Fatimah membuat Alaska belum memakan sarapan miliknya.

"Kemana sih." Dumel Ara menyusuru koridor. Ara mencari ketaman belakang mencari laki-laki itu dan hasilnya nihil.

Tidak ada seorang pun disana, Ara berdecak kesal dan mulai melangkah menjauh dari sana.

"Cari Alaska?"

Ara memutar kembali tubuhnya dan matanya mendapati Cristian disana. Ara tersenyum manis dan berlari kecil mendekati ke laki-laki itu.

Ara mengangguk dan memperlihatkan bekal bawaannya."Iya, Tian. Gue mau ngasih ini, soalnya tadi pagi ga sempat. Oh iya, Lo tau ga Alaska dimana?" Ara menatap Cristian berbinar sambil menjelaskan bekal bawaannya membuat hati Cristian sedikit nyeri.

Cristian menggeleng kecil,"Gue gatau." Ucap Cristian berbohong, ia tidak tega harus berkata jujur jika Alaska dan Triska sedang di perpustakaan.

Ara mendesah lesu,"Padahal gue udah sedian sarapan ini, walaupun udah dingin."Adu Ara kepada Cristian.

"Kalo gue yang makan aja gimana?" Cristian menatap Ara penuh harap, ia tidak ingin Ara membawa pulang bekal bawaannya.

"Emang mau?" Mata Ara berbinar membuat Cristian gemas."Boleh" balas Cristian mengarahkan tangannya untuk meminta sendiri bekal makanan itu.

Ara memberikannya,"ini ya Tian, dimakan sampai habis ya. Hihi" Ara cekikikan sambil meletakkan bekal bawaannya ke tangan laki-laki itu."Dihabisin!" Perintah Ara.

Cristian mengangguk,"Gue pergi dulu ya," pamit Ara."Tesa udah nungguin." Cristian lagi-lagi mengangguk mengiyakan ucapan Ara.

Ara perlahan berlari kecil menjauh dari sana, sementara Cristian terus melihat kepergian Ara sampai tubuh gadis itu menghilang di balik tembok dan melihat kotak tupparware warna biru ditangannya.

"Gue harap lo tau secepatnya,Ra." Gumam Cristian.

Cristian membawa kotak bekal Ara menuju warung Mang Nanang, warung yang letaknya berada di belakang sekolah. Biasanya warung itu hanya di isi oleh siswa laki-laki seperti Cristian.

Disana banyak sekali siswi yang merokok karena warung itu tidak di jangkau oleh cctv sekolah.

"Bawa bekal? Kayak bocah njir!" Cristian melirik Falan yang mencibirnya, laki-laki itu tidak mengindahkan ucapan Falan. Ia memilih duduk dan membuka bekal bawaannya.

"Bagi lah!" Falan langsung ikut duduk di samping Cristian kala melihat laki-laki itu ingin menyuapkan makanan ke mulutnya.

Cristian melirik Falan sinis."Gak! Ga ada!?" Ketus Cristian dan langsung memakan makanannya."Lebih baik pesan sama  Mang Nanang!"

Falan mengangguk,"Oke! Tapi bayarin!?" Pinta laki-laki itu langsung dibalas tatajam tajam Cristian.

"Gak! Ga ada duit!?" Balas Cristian tanpa menoleh ke arah Falan, laki-laki itu sibuk memakan sarapan yang dikasih oleh Ara.

Eh ralat, dia minta.

"Tiap hari lo ga ada duit, terus kapan lo ada duit?"

"Tunggu gue jadi CEO di perusahaan bokap lo dan gue kuasain semua harta gono gini milik bokap lo!"

"Cristian sialan!" Umpat Falan kesal, ia memilih berdiri dan mendekat kearah Mang Nanang.

Cristian mendengar jika laki-laki membeli rokok,"Kembaliannya buat Mang aja," itulah yang sayup-sayup Cristian dengar.

ASMARALASKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang