ASMARALASKA 08.30

211 44 0
                                    

Halo? Selamat hari Minggu.



•selamat membaca ASMARALASKA.




Alaska melajukan motornya di jalanan, jam sudah menunjukkan pukul setengah 10.

Tentang niat Ara sepulang lari sore untuk mengenalkan Triska anaknya Tara kepadanya terhalang oleh Cristian yang tiba-tiba menelponnya tadi sore.

"Gue harus antarin minyak sama Tian, nyusahin aja itu anak!" Alaska mendumel,"Gue jadi gaenak, kita udah ada rencana habis ini mau kerumah lo."

Ara hanya menganggukkan kepalanya, baginya tidak jadi bukan suatu masalah.

"Yaudah antar minyak sama Tian, keburu di perkosa sama Tante girang nanti disana. Jadi ribet urusannya, Ka" Ara sedikit terkekeh geli mengingat ucapannya.

Alaska tetap mengangguk,"Yaudah, ayo gue antar lo dulu!"

"Senyum dong, dikit aja!" Alaska meminta Ara tersenyum dan tanpa basa-basi gadis itu langsung tersenyum membuat hati Alaska menghangat.

Cristian butuh bantuan, bisa-bisanya laki-laki itu kehabisan minyak bensin ditempat sepi. Alhasil tidak ada pom bensin ataupun bensin eceran dipinggir jalan.

Setelah itu, ia menemui Cristian dan langsung pulang kerumah.

Ia istirahat bentar, lalu mandi dan melaksanakan semua kewajibannya.
Ia kembali keluar dari rumah ketempat tongkrongannya.

Alaska memarkirkan motornya didepan warung tempat biasa ia nongkrong bersama teman-temannya.

"Triska--" Gumam Alaska.

Pikirannya melayang dengan gadis itu, satu sisi ia merasa tidak mungkin jika Triska yang di rumah Ara itu adalah Triska masalalunya.

"Ck, Lo ngapain sih ada dikepala gue!" Alaska kesal, ia mengacak-acak rambutnya.

Tidak ada banyak hal yang Alaska benci di dunia ini, kecuali Triska.

Gadis itu pergi meninggalkannya tanpa aba-aba dan menghilangkan diri tanpa jejak membuatnya dulu uring-uringan ga jelas.

"Bu mika naik becak, itu muka lecek amat!" Alaska melirik Cristian, alisnya menukik dengan tajam. Laki-laki itu sedang menyindirnya.

Memilih mengabaikan Cristian, ia melirik Falan yang sibuk menggoda Vito. Anak pemilik dari warung yang masih berumur 8  tahun.

"Kalo orang Bogor nikah sama orang Batak jadi batagor, udah paham kan?" Vito menyerkitkan alisnya heran, lalu perlahan melihat Falan selidik."Emang iya bang?" Falan mengangguk geli.

"Nanti kalo Vito udah gede, Vito jadi kayak Abang aja. Tukang gombal cewek terus baper. Lalu kabur menghilangkan diri." Falan sibuk berbicara serius dengan Vito.

Anak berumur 8 tahun itu terlihat antusias mendengarkan ocehan Falan."Emang bisa menghilangkan diri bang?"

Falan mengangguk,"Bisa! Nanti Abang kasih jurus. Yaudah sekarang Vito pergi main sama teman-teman yang lain aja, nanti bilang sama mereka soal jurus yang akan Abang kasih.ok?"

"Siap Bang!? Kalo gitu Vito pergi dulu!" Vito berjalan keluar meninggalkan warung, Falan cekikikan melihat tingkah anak berumur 8 tahun itu.

Alaska memutar bola matanya malas melihat tingkah Falan.

"Sakit jiwa," Gumam Alaska.

Kemudian ia memilih melangkah menjauh dari sana membuat Cristian dan Falan penasaran."Mau kemana lo?" Teriak Cristian.

"Cari musuh!"

Alaska menoleh ke arah keduanya secara bergantian,"Kita ke jalan melati, cari lawan balapan disana!" Falan berdiri meraih jaketnya di ikuti Cristian.

ASMARALASKAWhere stories live. Discover now