ASMARALASKA 12.00

197 40 3
                                    

Hai semuanya, lama tidak bertemu. Akhirnya aku bisa update lagi ASMARALASKA lagi.

•Ada yang nungguin gak sih?

•Spam next banyak-banyak disini ya 😭 masa kalian tega sih ga kasih tanda spam disini.





Selamat membaca ASMARALASKA.

⚠️Jika tidak menyukai adegan bully dan kekerasan fisik, lebih baik berhenti disini saja. Terimakasih.




"Nanti malam main yuk?" Tesa melirik Ara yang sibuk mengucah permen karetnya.

"Main kemana?" Tanya Ara serius.

Tesa tersenyum tipis."Club"

Ara mengerjakan matanya pelan dan memicing aneh kearah Tesa.

"Lo jangan aneh-aneh deh, ngapain sih kesana. Dunia Club tuh terlalu bahaya untuk kita." Sela Ara

Tesa menghembuskan nafas pelan."Gue sering kesana,Ra. Gue lagian udah biasa dan nyatanya gue ga kenapa-kenapa."

"Ayolah. Gue ga ada temannya kesana. Tressa yang bisa temen gue kesana lagi gabisa, dia lagi ada urusan katanya." Jelas Tesa, Ara menatap gadis itu ragu lalu perlahan menganggukkan kepalanya.

"Yeay! Terimakasih Ara!"

Keduanya asik berbicara tanpa mereka sadari ada seorang gadis yang menguping di balik tembok.

Terlihat, jari gadis itu lihai mengetik sesuatu dilayar ponselnya. Perlahan, ia tersenyum miring.

"Akhir hidup lo semakin dekat,Ara."
Gumamnya.

Detik berikutnya ia perlahan menjauh dari sana, dan menelpon seseorang yang selama ini telah lama menghilang.

"halo---" Sapa seseorang dengan suara serak layaknya baru bangun tidur.

Gadis itu terkekeh ringan."Gue ada kerjaan buat lo, nanti malam mereka akan ke Club. Lo cukup ambil Potonya tanpa busana lalu kirim ke gue."

Seseorang yang diseberang sana terkekeh-kekeh."Lo siapa ngatur hidup gua?"

Gadis itu berdecak kesal,"kayaknya 200jt cukup hanya untuk potonya tanpa busana untuk gue? Gimana?"

"Deal"

"Oh iya, gadis itu mirif sama Ocha!"

*********

Suara dentuman musik begitu memekakkan telinga ketika sudah menginjakkan kaki ditempat ini. Tempat yang sangat ramai dan diisi oleh para remaja dan bahkan banyak juga orang-orang yang sudah berumur disini.

Ara benar-benar merasa asing ditempat ini, ia sebentar melirik Tesa yang sangat enjoy ditempat ini.

"Tesa, kita pulang aja deh." Ara menatap Tesa ragu."Gue ga nyaman disini." Tambah Ara ragu sambil melirik kesana kemari.

Tesa mengerucutkan bibirnya,"Masa pulang sih, Ra. Padahal kita baru sampai lo."  Ara menatap kearahnya menjadi semakin tidak enak.

"Jam 10 kita pulang, ini masih jam 9. Sebentar lagi. Gimana?"

Ara membasahi bibirnya yang tiba-tiba kering."Yaudah deh."

Tesa bersorak girang,"Yeay! Btw mau kesana ga?" Tunjuk Tesa ke arah dimana orang-orang pada sibuk berjoget.

Ara menggeleng pelan, ia takut menyinggung Tesa."Lo aja deh, gue tunggu disini aja." Final Ara lalu diangguki Tesa.

Perlahan Tesa menuju kesana dan mulai meliukkan tubuhnya, Ara sedikit syok dengan gadis itu.

"Gue mau pulang." Lirih Ara, ia benar-benar tidak nyaman berada disini. Bau alkohol begitu menyeruak ke Indra penciumannya.

"Sorry Tesa." Gumam Ara, lalu perlahan menjauh. Namun karena terburu-buru, ia menabrak seseorang.

"Sorry.." ucap Ara tulus,"Gue benar-benar ga sengaja."

"Oke, gapapa." Jawab laki-laki itu, namun Ara yang senantiasa menunduk membuat laki-laki itu jengah.

"Angkat kepala lo, Lo pikir lantai itu lebih enak di pandang daripada gue."

Ara yang takut perlahan mengangkat kepalanya, lalu perlahan melototkan matanya tidak percaya.

"Lo ngapain disini?" Tanya Ara."Plis, antar gue pulang. Gue takut, gue kesini tadi sama Tesa." Mohon Ara membuat laki-laki itu mengerutkan keningnya heran.

"O-ocha?" Gumam laki-laki itu.

Ara mengerutkan keningnya heran,"Gue bukan Ocha."

Mata laki-laki itu kemudian memicing,"Lo Ara?!" Tanya laki-laki itu.

"Lo ga kenal gue?" Laki-laki itu terkekeh pelan. "Tian? Lo lupa sama gue?"

"Enggak, yaudah ayo gue antar lo balik."

Ara langsung mengangguk,"Terimakasih."

Laki-laki itu tersenyum miring, benar kata seseorang di telpon tadi siang. Jika gadis ini sangat mirip sekali dengan Ocha.

Ara kemudian berjalan mengikuti dari belakang, langkah lebar laki-laki itu membuat Ara susah payah mengikutinya.

Sebenarnya Ara sedikit ragu dengan Cristian yang berjalan didepannya, tapi bukankah Cristian tidak seburuk itu. Lagian, ia sudah beberapa kali bertemu dengan Cristian dan semuanya baik-baik saja.

"Lo minum dulu, kayaknya lo benar-benar panik dan takut." Laki-laki itu menyodorkan minuman ke arah Ara, dan tanpa Ragu Ara menerima dan langsung meneguknya.

"Terimakasih dan maaf gue nyusahin,"

Laki-laki itu hanya mengangguk dan mulai menjalankan mobil dengan kecepatan pelan, ia melirik kearah Ara sebentar. Gadis itu sudah mulai kehilangan kesadarannya.

"200jt." Batin laki-laki itu tersenyum miring.

.
.
.
.
.
.
.
.

. TBC

Next ga?!

ASMARALASKAWhere stories live. Discover now