ASMARALASKA 16.30

173 52 18
                                    

Suasana lengang, sepanjang koridor hanya beberapa murid yang ada. Ara mengerutkan kening, banyak bisikan yang keluar dari mulut  siswa.

Tapi bukan tentang dirinya. Namun tentang ... Brayden?

"Brayden kembali ke sekolah ini lagi!"

"Brayden pasti lagi masalah sama salah satu murid di sini!"

"Brayden  makin ganteng ya?!"

"Brayden, semoga aja dia masih mau sekolah disini!"

"Brayden katanya nyari seseorang disini. Kalo ga salah dia punya urusan sama Tesa."

Seruan dari siswa membuat Ara heran. Ara mendekati salah satu murid yang tampaknya acuh dengan gosip. Sepertinya hanya gadis itu yang tidak tertarik dengan Brayden.

"Brayden siapa?" Tanya Ara kepada siswa bernama Clara.

Clara mendongak. "Oh itu, kembaran Cristian." Ara melototkan matanya.

"Cristian punya kembaran?"

"Lo gatau?" Tanya Clara sambil berjalan di ikuti Ara.

Ara menggeleng. "Brayden itu berbeda dengan Cristian meskipun mereka kembar. Brayden itu brengsek." Ucap Clara.

"Gue bahkan ga bisa mikir, gimana ceritanya si brengsek Brayden bisa masuk lagi ke sekolah ini." Tutur  Clara.

"Oh iya ... " Clara menghentikan langkahnya. Matanya meneliti Ara. "Lo kan gadis yang lagi naik daun disekolah ini. Soal rumor telanjang lo?"

Clara mengangguk paham. "Harus kuat-kuat di sini."

"Lo ga jijik sama gue?" Tanya Ara pelan. Clara berdecak. "Gue lebih jijik sama temen lo sendiri."

Ara mengerutkan kening. Tawa Clara meledak. "Nanti lo bakal paham siapa temen lo yang buat gue jijik!"

Ara masih sibuk memikirkan semuanya. Entah apa yang akan terjadi atau entah apa yang tidak di ketahui oleh Ara.

Clara menghentikan langkahnya. Lalu menatap wajah Ara. "Si brengsek Brayden itu pernah pacaran sama anak Club bahasa. Ocha namanya. Rumornya Ocha hamil sama Brayden. Namun, laki-laki brengsek itu tidak ingin bertanggung jawab. Alhasil, Ocha di rumorkan bunuh diri." Terang Clara.

"A-apaa ..."

Clara mengangguk. "Tapi semuanya perlahan kayaknya hilang, duit yang membuat semuanya hilang. Di tambah sama wajah Brayden yang tampan membuat beberapa orang memilih membutakan mata." Ara menarik nafas dalam, udaranya tiba-tiba menipis.

"Jangan dekat-dekat sama Brayden, kayaknya si brengsek itu bakal sekolah disini lagi. Walaupun gue denger-denger setelah kejadian itu, Brayden homeschooling. " Ucap Clara santai.

"Oh iya, itu Brayden." Ucap Clara sambil menunjuk laki-laki itu dengan matanya. Ara yang penasaran se mirip apa Brayden dengan Cristian membuat Ara memutar tubuhnya dan melihat wajah Brayden.

Deg

Jantung Ara sedikit terpompa dengan kuat. Kenapa dunia rasanya sempit sekali.

"Oh iya, Gue Clara." Clara mengulurkan tangannya membuat Ara kembali menoleh ke arahnya.

"Gue Ara." Clara tertawa. "Gue tau. Gue duluan" Ara mengangguk mambuat Clara  berlalu dari hadapannya.

Ara kemudian melirik kemana Brayden, namun nihil. Entah kemana laki-laki itu pergi setelah keluar dari ruang guru.

Baru saja ingin memasuki kelas, semua anak berteriak gaduh. Sekejap mata, koridor langsung di penuhi lautan manusia.

Terlihat Brayden mengjenggut rambut Tesa. Menyeret kasar gadis itu menyusuri koridor dan menjadikannya tontonan untuk para murid.

Orang-orang ngeri melihat tingkah Brayden yang nekat.

Brugh!

Brayden menghempaskan tubuh Tesa tepat di depan kaki Ara. Beberapa murid menyingkir dari Ara. Menyisakan ruang untuk mereka bertiga.

"Gue ga perlu merasa membuang waktu, jadi jelasin semuanya." Suruh Brayden ke arah Tesa yang masih jatuh terduduk di lantai.

"Gue ga salah apa-apa, Bray! Tugas gue cuma ajak Ara ke Club. Sisanya yang ngurus itu Triska sama lo!" Ucap Tesa masih terduduk di lantai.

Ara termangu. Banyak ketidakmungkinan yang dipikirkannya oleh Ara.

"T-tesa ..." Gugup Ara meneguk saliva merasa cemas.

"K-kalian saling kenal?" Kagetnya.

Ara melirik ke arah Brayden. Laki-laki yang mengantarkan dirinya pulang dari Club.

"Gak cuma saling kenal. Lo tau ga?" Tanya Brayden ke arah Ara yang masih syok. "Lo itu di jebak sama temen lo ini."

"Dia nyuruh gue jadiin lo jadi budak seks." Tutur Brayden. Tesa berdiri dari lantai.

"Bayaran lo 200 juta." Tambah Brayden.

"H-hah?"

"Skandal foto telanjang lo itu dalangnya adalah Tesa." Ulang Brayden penuh penegasan.

"TUTUP MULUT LO! LO BISA DIAM GAK SIH?! " Bentakan kasar keluar dari mulut Tesa membuat Brayden menutup telinganya.

"Ide ini semua adalah milik Triska. Gue gatau apa-apa lagi. Soal duit itu, gue gatau kalo Triska mau bayar dengan 200jt." Tambah Tesa.

Layaknya sebuah kejadian, ketiganya jadi bahan tontonan sekolah. Tak lupa, siswa yang melihat dari rooftop atas. Itu adalah Cristian, Alaska dan juga falan.

"Syutttt ...." Brayden membuka layar ponselnya dan memilih untuk memperlihatkan satu foto ke arah Tesa.

"Kurang jelas!" Tambah Brayden. "Yaudah, jelasin!"

Brayden juga memperlihatkan handphone ke beberapa siswa lain. Membuat semua orang menatap iba ke arah Ara.

Disana, hanya Ara yang terlihat tertidur dengan pakaian yang lengkap. Tidak seperti beberapa rumor yang kesebar belakangan ini.

"Kalian semua tidak bisa membedakan mana foto yang asli dan mana editan." Suara Brayden naik satu oktaf memberi penjelasan.

"Dan asal kalian tau. Foto telanjang yang tersebar itu adalah editan. Dan  yang ngedit foto telanjang Ara  adalah ... Tesa."

Wah, Daebak!

Persahabatan memang ga ada yang real!

Pantes sih, Tesa di permalukan kayak gini.

Ara gimana yaa perasaannya?

Ck, Tesa padahal dikenal baik selama ini!

Waduh, mau gimana lagi.

"Lo bohong kan? Gue kenal banget sama Tesa. Jadi, gue yakin dia ga akan lakuin hal itu."  Tanya Ara merasa cemas, setidaknya ia harus mendengarkan penjelasannya dari Tesa.

"Ga usah bersikap baik sama gue, Ra."

"Gue benci sama lo!" Tesa melangkah menjauh dari sana. 

'harusnya yang benci itu bukan lo tapi gue.'

"BRAYDEN!" Entah dari mana datangnya guru olahraga itu. Sontak murid yang berkerumun memilih berhamburan. "Ikut saya!"

"Kamu baru satu hari sekolah lagi sudah buat kekacauan disini!"

Brayden menghela nafasnya. "Saya ga buat kekacauan, Pak. Saya hanya memberi sedikit hukuman kepada mereka yang berbuat tidak adil." Ucap Brayden.

"Soalnya sekolah ini ga bisa kasih hukuman yang adil!'

"Apa! Sekarang cepat bersihkan toilet!" Guru paruh baya itu berkacak pinggang ke arahnya.


TBC.

GIMANA? next gak nih.

Komen yang banyak dong awokwok.

Vote dan komennya📣📣📣📣📣

Masa kalian tega sih ga komen sama vote📣😭😭😭

Btw guys. Masa sih gue mimpi cerita ini di copas/copy orang lain😭😭😭

ASMARALASKAWhere stories live. Discover now