ASMARALASKA 15.00

153 42 5
                                    

INFORMASI PENTING📢📢📣📣

1. Dari hitungan 2 jam dari sekarang, aku update 5part. Why? Gapapa sih.

  2. CERITA INI AKAN PINDAH KE KARYAKARSA. Doain aja aku berubah pikiran supaya ga pindah ke sana wkwk.

📣📣📣📣📣😭😭😭
SEBAGIAN PART AKAN DI PRIVATE, FOLLOW DULU BARU BISA BACA.

Sebelumnya maaf ya, beberapa akun aku blok. Soalnya dia baca cerita ini ga ninggalin jejak sama sekali😭

JANGAN KAGET! KALO CERITA INI TIBA-TIBA HILANG DARI WP KAMU. ARTINYA KAMU UDAH AKU BLOK. HUEHUE😭

Hiks, gila. Aku baik banget.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
. SELAMAT MEMBACA ASMARALASKA.

Ara berjalan masuk sendirian ke dalam kelas. Ini adalah hari kedua ia sekolah dengan rumor yang selalu mengikutinya.

Di tambah, sejak rumor ini ada. Tesa belum pernah menunjukkan batang hidungnya.

Tak seperti biasanya ia kembali ke sekolah, hari ini ia pergi dengan kaki yang sedikit pincang.

Triska terlalu mudah untuk memprovokasi bokapnya, alhasil ia harus menanggung akibatnya.

Dipukuli bokapnya membuatnya merasa harus lebih kuat menghadapi sifat Triska.

Bicara tentang Aslan, entah kemana abangnya itu pergi. Laki-laki itu jelas tau, jika kemarin ia dipukuli Erik.

Tapi sepertinya, Aslan memilih menutup telinga atau menutup matanya.

Kalo dipikir-pikir, Ara terlalu capek untuk memikirkannya.

Gadis itu perlahan menaruh tasnya di atas meja dan mendudukan tubuhnya di atas kursi. Tubuhnya  masih nyeri gara-gara perlakuan Alex kemarin. Ia meringis pelan.

"Ara."  Ara menoleh ke sumber suara.

Terlihat Tesa berdiri di depan kelas sambil memanggil dirinya. Gadis itu menghela nafas pelan sebelum akhirnya berbicara.

"Gosip yang gue denger itu bohong kan?"  Ucapnya dan langsung berjalan menuju ke arahnya.

Ara sempat terdiam beberapa detik sebelum akhirnya menghela nafas. "Kalo gue bilang itu bohong,  Lo juga ga akan percaya kan?" Tanya Ara memastikan.

"Ara–" Panggilan Tesa terhenti ketika Ara berdiri dan menatapnya sekilas.

"Mau Lo tanya sampai seratus kali pun, itu benar atau engga. Jawaban gue cuma satu. Gue di jebak."  Ucap Ara lalu pergi berlalu begitu saja melewati Tesa.

"Ara." Panggil Tesa menghentikan langkahnya.

"Ara!"

Ara tidak peduli lagi, gadis itu terus berjalan menjauh dari sana. rasanya ia ingin sekali marah kepada Tesa. Gara-gara menemani Tesa ke Club semuanya jadi kacau seperti ini.

Tapi, semuanya sudah terlalu rumit untuk di sesali.

Setelah berjalan cukup lama gadis itu sampai di ruang laboratorium bahasa dan masuk ke dalamnya.

Terlihat Triska  yang sedang duduk dan juga seorang .... Cristian?

Dari Ara mengkerut melihat keberadaan Triska dan  Cristian disana. Ia memilih melangkah mengendap-endap untuk  menetralisir langkahnya.

Bersembunyi di balik lemari besar adalah pilihannya.

"Tidak perlu basa-basi, gue mau lo berhenti." Ucap Cristian dan langsung membuat Ara  langsung heran.

ASMARALASKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang