Lintas Impian - 35

10 3 0
                                    

Geisha melemparkan tubuhnya ke atas ranjang setelah hampir 4 jam duduk di kafe dan berbincang bersama Morena

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Geisha melemparkan tubuhnya ke atas ranjang setelah hampir 4 jam duduk di kafe dan berbincang bersama Morena. Ternyata, menjadi anak tongkrongan tidak sepenuhnya asyik juga. Sebab, baru 4 jam saja, Geisha sudah merasa pegal di bagian punggung karena duduk di kursi yang sandarannya begitu keras. Lalu, bagaimana dengan teman-teman Geisha lainnya yang duduk hingga seharian di kafe?

Mungkin, jika Geisha menjadi mereka, Geisha akan mengalami sakit di bagian punggung mendadak. Membayangkannya saja sudah mengerikan. Barangkali, tubuh Geisha didesain tidak untuk menjadi anak-anak muda seusianya yang nongkrong dari pagi hingga malam di kafe.

Selain faktor sakit punggung dan Geisha yang lebih suka rebahan di kamar, Sintia tentu tidak akan mengizinkannya. Bisa-bisa sepulang dari tempat tongkrongan, nama Geisha akan dicoret dari kartu keluarga, atau jika tidak, barang-barangnya akan dilempar ke teras dan Geisha akan terusir dari rumah.

Mengerikan.

Tapi, setidaknya dengan cara seperti itu, Geisha dibentuk menjadi seorang anak yang baik dan pergaulannya terjaga.

Di sela-sela acara rebahannya, Geisha masih mengingat kata-kata Morena tadi di kafe.

"Masa iya aku cemburu sama Jo? Mana perempuan itu sepupunya lagi," gumam Geisha merasa tidak percaya dengan hal yang gadis itu rasakan. Akan tetapi, semua hal yang disampaikan oleh Morena tadi benar-benar dirasakan olehnya.

'Aku pas ngelihat Steve kayak sakit gitu.'

"Ya, pas aku lihat Jo sama perempuan itu aku juga ngerasa sakit, sih. Ibaratnya, sakit tapi tak berdarah."

'Dada aku jadi terasa sesak.'

Geisha refleks memegangi bagian dadanya, menerawang kepada rasa sesak yang kemarin dia rasakan. "Dada aku mendadak jadi sesak juga pas itu. Padahal, aku enggak ada riwayat sesak napas."

'Terus, pas ketemu Steve, bawaannya pengen nyindir terus.'

"Kemarin pas aku ketemu Jo juga bawaannya pengen nyindir, sampai diolok cemburu lagi. Gila aja, sih. Sepupu tapi mesra kayak gitu. Dibanding sepupu, mereka lebih cocok jadi pasangan ala-ala couple goals," ujar Geisha sembari mengingat kejadian hari itu di depan ruang dosen fakultas hukum.

"Tapi, masa iya aku cemburu? Kalau emang benar aku cemburu, ngapain juga?" Pandangan Geisha lurus ke depan, menilik langit-langit kamarnya yang terkesan jauh. "Apa jangan-jangan aku suka sama Jo? Dia ganteng, baik, udah itu wawasannya luas lagi, nampak banget dari cara dia bicara."

Geisha seketika mengubah posisinya menjadi duduk saat tersadar akan kata-katanya yang melambungkan nama Jo, kemudian menepuk-nepuk pipinya. "Ge, sadar, Ge. Enggak boleh mudah naksir sama cowok. Siapa tahu aja Jo itu tipe cowok buaya yang hobinya tebar pesona. Makanya, dia baik banget sama kamu."

"Tapi, bukannya buaya itu makhluk yang setia, ya? Kenapa digunain untuk ngatain cowok yang suka tebar pesona, ya?" gumam Geisha. "Bodo amat, deh. Buayanya aja enggak ngamuk, terima-terima aja dianya."

Geisha segera menggelengkan kepala, menepis segala isi pikirannya yang tidak jelas itu. Kenapa semakin lama Geisha merasa otaknya semakin melantur?

"Ini semua pasti karena Jo! Awas aja kalau ketemu, aku bakar hidup-hidup kayaknya. Lumayan, makan daging manusia panggang."

Guna mengalihkan semua pikiran absurd itu, Geisha memilih untuk membuka ponselnya. Ada beberapa notifikasi yang belum Geisha lihat sepertinya. Salah satunya dari Instagram.

@andr_photography mulai mengikuti Anda.

"Sejak kapan ada akun fotografer yang follow Instagram aku? Biasanya juga akun promosi obat peninggi badan atau penambah jumlah followers."

Geisha lalu membuka profil Instagram tersebut sembari berdecak kagum melihat hasil foto yang di-posting oleh sang pemilik akun.

"Ternyata beda, ya, hasil foto dari fotografer asli dengan fotografer abal-abalan. Pantas aja ada jurusan khusus fotografi. Jangankan fotografi, kan. Untuk ngomong aja, ada ilmunya. Ilmu komunikasi," kata Geisha seraya membanggakan jurusannya.

Ge semakin menggulir postingan yang ada di akun Instagram tersebut dan semakin jauh dia menggulir, semakin Geisha merasa ada yang janggal. "Kenapa aku ngerasa foto-foto yang ada di postingan ini mirip dengan foto yang diambil Jo di kameranya, ya?" gumamnya.

Geisha memperbesar salah satu foto dengan dua jarinya, kemudian menggeleng. "Oh, bukan. Beda, deh, kayaknya. Lagian, kalau ini emang akun Jo, kenapa dia enggak post foto klien yang waktu itu dia ambil di waterfront?"

"Kayaknya, hari ini aku terlalu banyak mikirin Jo sampai semua hal kebawa soal dia. Lama-lama kayak gini, aku bisa suka beneran sama dia. Eh, astaga. Enggak boleh. Seorang Geisha harus tetap mempertahankan prinsip dan jati dirinya sebagai jombad alias jomblo abadi. Stay halal bestie until dilamar sama Ahjussi," katanya seraya kembali berhalusinasi.

Geisha beralih dari aplikasi Instagram, kemudian membuka galeri, melihat-lihat foto yang dia ambil selama satu bulan terakhir. Kebanyakan foto tersebut adalah hasil screenshot random yang Geisha ambil. Sisanya, hanya ada beberapa foto dirinya yang tergambar di layar ponsel itu.

"Yang ini nge-blur fotonya, tapi estetik banget," gumam gadis itu seraya melihat foto wajahnya—yang entah sejak kapan terjepret di sana-dalam keadaan blur, sehingga tidak terlalu menampakkan wajah Geisha secara full.

"Post ke Instagram, ah. Kayaknya udah dua tahun enggak pernah post foto." Geisha kembali membuka aplikasi Instagram-nya, melihat bagian profil, dan foto terakhir yang di-posting. "Eh, enggak, deh. Beberapa bulan lalu juga baru nge-post," lanjutnya sembari tertawa kecil.

"Caption yang estetik apa, ya?" Geisha menjelajahi seisi kamarnya untuk mendapatkan inspirasi caption hingga mata gadis itu berhenti ke sebuah benda yang ada di atas meja belajarnya.

Kalender.

"Karena fotonya ala-ala misterius gitu, caption fotonya juga harus misterius. Pakai tanggal aja kayaknya oke. 23 Oktober ...." Geisha berhenti mengetik ketika menyadari satu hal.

23 Oktober?

Mendadak, Geisha mendapatka caption yang lebih misterius dibanding sekadar tanggal biasa. Geisha kembali mengetikkan tulisan di kolom caption fotonya.

5 days to go last teen.

***

Hari ini adalah Senin pertama setelah ujian tengah semester minggu lalu. Salah satu perbedaan yang juga mencolok dari sekolah dengan kuliah adalah jika di sekolah nilai hasil ujian akan dibagikan atau paling tidak dapat segera dilihat setelah pembagian rapor mini, maka di kuliah tidak. Nilai baru akan bisa terlihat di website setelah akhir semester nanti.

Sayangnya, terkadang nilai yang keluar bukanlah nilai asli yang diperoleh. Setidaknya, hal itu yang Geisha pahami dari Morena.

Geisha melangkahkan kakinya di koridor kampus sembari bersenandung kecil, hingga gadis itu melihat Naura yang sedang bermain ponsel berada di ambang pintu kelas.

"Hai, Nau!" sapa Geisha dengan riang.

Namun, bukannya menjawab, Naura malah melangkah pergi setelah sesaat melirik kepadanya.

"Naura kenapa?"

***

1.013 words
©vallenciazhng_

11 Agustus 2022
R

e-publish : 13 Desember 2022

Lintas Impian [ Completed ✔ ]Where stories live. Discover now