[25] Sean (pt. 2)

37 16 16
                                    

"Gimana, acaranya?" tanya Jaka pada Kirana.

Saat ini mereka sedang berada di balkon, sudah izin tentunya pada sang Raja untuk meminjam balkon nya sebentar.

"Yah, menurutku ini termasuk 'wah'. Sebelumnya aku gak pernah ikutan acara yang sebegini mewahnya. Dulu pas waktu diajak Mama ke nikahan temennya digedung aja gak semewah ini. Makasih ya," jawab Kirana sambil memandang ke pemandangan atas sekitar hotel.

"Eh iya, aku mau tambah minuman lagi. Boleh gak sih?" tanya Kirana dengan polosnya membuat Jaka terkekeh.

"Boleh kok. Kalo mbak-mbaknya julidin kamu, tinggal bilang aja kamu dari wilayah hijau. Sambil tunjukin bros di kerudung kamu."

"Sip. Sekalian nitip?"

"Gak, makasih. Minuman ku masih ada."

"Oke." Setelah itu Kirana pergi ke tempat es boba. Iya, yang Kirana pengen nambah itu boba.

Prinsip Kirana sih, kapan lagi bisa makan boba sepuasnya, gratis lagi.

Setelah ngambil, dia kembali lagi ke balkon. Sebenarnya dia ngambil dua, karena bisa aja Jaka tiba-tiba pengen gitu kan. Terkadang orang-orang ketika ditawarin nolak, tapi pas kita punya, eh malah pengen.

Ditengah perjalanan, tiba-tiba dia bertemu sama seseorang yang menurutnya tuh gak asing.

Tapi ya Kirana bodoamat lah, siapa tau salah orang. Jadi dia tetap pada tujuan awalnya. Sampai akhirnya orang tadi manggil Kirana.

"Kirana!"

Kirana berbalik dan mendapati seorang pemuda berambut putih yang kira-kira tingginya kurang lebih sama dengan Jaka.

"Ya?"

"Kamu, Kirana kan?"

"Iya. Kamu, siapa ya? Kok kayak kenal?"

Pemuda tersebut tersenyum lebar dan membuka topengnya.

"Hehe, kejutan!"

"Hehe, kejutan!"

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.

"Loh, Sean? Yaampun, pantes matanya gak asing

Oops! Ang larawang ito ay hindi sumusunod sa aming mga alituntunin sa nilalaman. Upang magpatuloy sa pag-publish, subukan itong alisin o mag-upload ng bago.

"Loh, Sean? Yaampun, pantes matanya gak asing. Lo kok bisa disini? Lo diundang? Bukannya yang diundang cuma keluarga kerajaan & para bangsawan ya? Lo bangsawan?"

"Lah iya bodoh, ini kan acaranya si Riki. Cih, pabo bener gue!" rutuk Sean dalam hati.

"Hah? Eee, lo sendiri disini ngapain? Diundang?"

"Oh, enggak. Gue kesini sama—"

Grep

Belum selesai Kirana menyelesaikan jawabannya, bahunya tiba-tiba dirangkul secara posesif oleh seseorang.

Siapa?

Tentulah jawabannya, Pangeran Jaka ter imoed. Mana rela dia ngeliat ada orang yang lagi caper sama cewek yang dia suka.

"Eh, ada temennya ya? Haha kenalin, gue J. Pacarnya Kirana."

Jaka mengulurkan tangan disambut oleh Sean. Tentunya dengan senyum andalan Jaka ketika masih jadi manusia. Terkesan sinis.

"Lo siapa anjing, caper ama cewek gue hah?"

"Dih, lo juga siapa? Ngaku-ngaku pacarnya. Gue kali yang lebih pantes jadi pacarnya!"

"Mimpi lo ketinggian, Pangeran Sean Putra Adiwiyata!"

"Haha, mimpi lo juga ketinggian, Pangeran Muhammad Jaka!"

Yah, kira-kira begitulah telepati mereka ketika sedang berjabat tangan.

"Eh, iya Kirana. Tadi katanya kamu mau makan boba lagi. Ayo, dilanjut makannya. Besok masih bisa ketemu lagi kok, sama temennya."

Jaka melepaskan tangannya dan kembali merangkul bahu Kirana.

"Eh iya, jadi lupa. Ini juga aku bawain satu buat kamu."

Mereka mulai berjalan meninggalkan Sean yang memasang ekspresi julid andalannya.

"Tau aja kamu kalo aku tiba-tiba pengen makan boba," kata Jaka dengan suara yang lumayan keras. Sengaja membuat Sean tambah kesal.








***

Avv, jadi baper sendiri sama Jaka.

Pangeran Domba || [Yang Jungwon]Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon