[46] Teori

14 7 3
                                    

.

.

.

"Oy, Jaka! Ini gue dateng, lo mau minta tolong apaan? Sekalian nih, gue datengin abang gue and the Gang!"

Oke, Jaka beneran syok.

————————————————


"Lo gak kenal mereka?"

Pupil mata Jaka masih terbuka lebar. Kenal mereka katanya? Ya kalau kenal, gak bakalan ada drama lari-larian sama ditangkap dulu dong! Udah kayak permainan polisi-polisian aja, malingnya lari terus ditangkap.

"Itu tadi, yang gondrong blonde itu kakak gue yang pertama. Namanya Abang Jino."

Yang diperkenalkan, langsung memasang wajah ramah dan senyum bak pangeran. Eh, emang pangeran sih.

"Lo mintol apaan?"

Hannief yang sudah mempersiapkan ekspresi keren karena berekspetasi akan dikenalkan juga, langsung mengutarakan protesnya.

"Loh, kok si Jino doang? Kitanya kagak?"

"Urgent Bang."

"Gak abang cowok, kakak cewek, atau adeknya, sama-sama ngeselin. Gua tandain lu betiga ye!" batin Hannief.

Mata mereka fokus mengamati beberapa layar komputer yang menampilkan rekaman CCTV satu jam yang lalu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Mata mereka fokus mengamati beberapa layar komputer yang menampilkan rekaman CCTV satu jam yang lalu. Beberapa ada CCTV yang mati seperti; CCTV outlet yang sedang libur, depan toilet lantai satu, dan KFC yang tadi dikunjungi Jaka dan Kirana.

"Gue udah cek sejak tim gue sampe di pos satpam. Tapi gaada satupun rekaman CCTV yang memperlihatkan cewek lo dibawa kemana," kata Surya, kembaran Sahya.

Jaka masih mantengin CCTV, otaknya mengira-ngira kemungkinan kemana orang-orang itu membawa Kirana. Sampai akhirnya dia menyadari sesuatu. "Eh, ini kan mall nyampe tiga lantai, tapi kenapa CCTV nya cuma sedikit?"

Mendengar Jaka, Surya meneliti dengan lebih teliti. "Oh iya, yang dari lantai tiga cuma lima CCTV. Yang lain kemana?"

"Kebanyakan ruangan di lantai tiga untuk staff, jadi ya ada ruangan yang tidak ada CCTV-nya selain toilet,"  jelas satpam yang sedang duduk dipojokan. Memantau para anggota geng motor itu.

"CCTV luar mall juga gak ada yang nunjukin kalau Kirana dibawa keluar. Itu artinya, mereka tetap didalam. Dan kayaknya, ruangan yang gak ber CCTV itu jalannya." Jaka mengemukakan teorinya.

"Tapi, gak sedikit ruangan yang tidak ada CCTV," timpal Surya.

Jino menepuk tangannya setelah berpikir beberapa saat. "Oh! Gue tau!" Dia lalu mengisyaratkan kepada yang sedang diruangan untuk keluar. Dan menyuruh seluruh anggota berkumpul, termasuk Jaka dan Riki.

"Kita bakalan nyari dengan bagi tim. Karena kita ada genap, ada dua orang yang harus jaga di satpam–"

"Gue! Gue sama Ajun yang jaga!" sela Surya segera. Kembarannya hanya berdecak malas, segitu gak maunya kah kembarannya itu jalan kaki?

Sedangkan Ajun nyengir lebar sambil bertos ria. Mereka satu spesies manusia mager, tentunya kegiatan mencari orang itu sangat melelahkan bagi mereka.

"Yaudah, satu tim berisi enam orang. Jaka, lo mau ikut nyari dimana?"

"Lantai tiga, Bang!"

"Oke, kalo Ikie?"

"Aku bareng Jaka aja Bang!"

"Oke, pencarian Kirana. Masing-masing tim dibagi sendiri, kita bergerak sekarang!"

Semua segera membentuk tim tanpa banyak ribut dan segera mengikuti perintah Jino.





















***

Cast baru :

Cast baru :

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hwang Hyun JinsebagaiJino Hunain Raharjo

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hwang Hyun Jin
sebagai
Jino Hunain Raharjo

- 𝚔𝚊𝚔𝚊𝚔 𝚙𝚎𝚛𝚝𝚊𝚖𝚊 𝚁𝚒𝚔𝚒 -
• ) serem diluar, blangsak didalam
• ) hal yang lebih menakutkan setelah amukan ibunya adalah amukan kembarannya
• ) narsis
) single (menolak jomblo)

Itu Jino punya kembaran. Pasti taulah siapa kembarannya.

Apakabar?

Sehat* terus & bahagia selalu ya!

Dadah!








Pssst!

Mendekati akhir konflik

Pangeran Domba || [Yang Jungwon]Where stories live. Discover now