[37] undangan yang tidak diinginkan

21 8 4
                                    

Kirana mulai sembuh.

Buktinya hari ini saja dia sudah berangkat kuliah. Mengejar materi yang dia tinggalkan selama sakit.

Kalian tau?

Semenjak kejadian makan siang beberapa hari yang lalu, Jaka sedikit menjaga sikap dari Kirana. Dia juga jarang menampakkan wujud manusianya pada Kirana.

Tapi ya, Kirana biasa saja.

Saat ini hari Jum'at. Dia sedang duduk dikursi depan rumahnya. Menunggu Mas Hesa nya lewat, pulang sehabis Jumatan.

Setelah ber menit-menit dia menunggu dari awal sampai akhir, dia tidak menemukan presensi Hesa lewat gang rumahnya. Yang lewat hanyalah Bowo, sang kakak.

"Mas Bima, tumben gak sama Mas Hesa. Biasanya bareng mulu?"

Bima menghentikan langkahnya dan menghampiri Kirana. "Iya, Hesa nya sholat jum'at ditempat lain. Masih dalam perjalanan dia, paling bentar lagi pulang."

Mulut Kirana membentuk huruf 'O'. Dan Bima pun melanjutkan perjalanannya ke rumahnya.

Beberapa saat kemudian, dia melihat rombongan mobil lewat didepan gang rumahnya. Kirana heran, ada apa gerangan sampai ada mobil yang beramai-ramai lewat. Apalagi, mobilnya bermerek dan berukuran besar. Seperti mobil keluarga.

Tapi ya, Kirana bomat. Bukan urusannya. Lebih baik dia makan siang karena perutnya mulai keroncongan.

Setelah menyiapkan semuanya, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu depan. Mau tidak mau Kirana berdiri, lalu berjalan ke ruang tamu untuk membuka pintu. Siapa sih gerangan ngetuk pintu siang-siang di hari Jum'at gini? Bapaknya bentar lagi ada tahlilan dirumah tetangga.

"Assalamu'alaikum!"

Ceklek!

"Waalaikumsalam!"

Eh?

Ternyata oh ternyata, Mas Hesa yeorobun!

"Eh, Mas Hesa. Ada apa mas?" tanya Kirana dengan senyum pepsodent.

"Ini, ada undangan buat kamu." Katanya sambil menyodorkan undangan berwarna coklat dengan hiasan warna emas.

"Siapa yang nikah? Mas Bima?"

"Bukan."

"Terus?"

"Liat dong, di tulisannya." Hesa tersenyum malu-malu saat mengucapkannya. Kirana terkekeh gemas.

"Mahesa, dan Cahaya?"

Hesa tersenyum dan mengangguk. "Iya, seminggu lagi aku nikah. Sebagai temen, aku harap kamu bisa dateng. Tapi kalo semisal ada kegiatan kampus atau keperluan pribadi yang buat kamu gak bisa dateng, gapapa."

Si Hesa ini ngomong gitu pake senyum. Gatau aja yang diajak ngomong nahan nangis.

"Iya, aku usahain dateng."

"Yaudah, makasih ya. Aku mau pulang, spesial nih buat kamu, aku sendiri yang nganterin udangannya. Assalamu'alaikum!"

"Wa-wa'alaikumsalam."

Nah, kalian tau lah, apa kejadian selanjutnya.





Nah, kalian tau lah, apa kejadian selanjutnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Keesokannya Kirana demam.

Beneran, undangan kemarin ternyata membawa penyakit yah. Curiga korona masuk dunia wattpad.

Kali ini panas banget, bahkan suhunya 40° C.

Bapaknya aja udah panik, tapi anaknya bilang, "gapapa, bapak kerja aja. Kalo gak kerja malah akunya gak bisa sembuh. Obatnya kan butuh duit."

Yasudahlah bapaknya ngalah.

But, yang khawatir bukan cuma bapaknya doang kan?













***
Waduh, Gws ya buat Mbak Kirana.
Tinggal beberapa hari lagi lebaran, puasanya lancar apa kagak nih?
Semangat ya ngejalanin hidup, walau banyak tekanan, perbanyak do'a agar sentiasa dimudahkan urusannya oleh Allah, apalagi ini bulan Ramadhan.

Anyway, seperti biasa
Jangan lupa bahagia & sehat selalu!

Sampai jumpa saat lebaran!
Mohon maaf lahir & batin!

Dadah!

Pangeran Domba || [Yang Jungwon]Where stories live. Discover now