[31] jalan-jalan(?)

22 8 0
                                    


.

.

.

Mereka berlima telah sampai & menginap di salah satu rumah milik keluarga Adiwiyata. Tentunya, gratis dong.

Kalau kata Sean sih, apasih yang nggak buat Mbak crush? Mau jadi istriku juga bakal tak jabanin!

Cielah!

Sabar ya Sean, sainganmu temenmu sendiri soalnya.

Rumah ini punya tiga kamar. Dua kamar berukuran sedang, dan satu kamar berukuran super besar.

Pembagiannya; trio pangeran satu kamar, Jailani & Kirana punya kamar sendiri masing-masing.

Tadinya sih, Jaka pengen sekamar dengan pengawalnya. Tapi Riki ngebet pingin sekamar dengan Jaka. Sedangkan kalau Riki & Jaka sekamar, otomatis Sean & Jailani harus sekamar. Masalahnya, mereka berdua kan tidak dekat sama sekali.

Jadilah biar gampang, Kirana usul mereka sekamar saja.

No problem. Gaada yang berani bantah cewek, karena cewek selalu benar.

Malamnya, Jaka memutuskan untuk berjalan-jalan sebentar. Hitung hitung mengobati rasa rindu terhadap kota kelahirannya. Ya walaupun sebenarnya dia tidak pernah berjalan di trotoar seperti yang tengah dilakukannya sekarang.

Jaka hanya akan ke pusat kota jika ada acara keluarga kerajaan. Setelah itu, dia hanya menghabiskan waktunya dikamar atau berjalan-jalan di istana.

Warkop, cafe, angkringan, dan segala aktivitas manusia, merupakan hal yang mengagumkan baginya. Tentang keseharian para remaja setelah sekolah, atau para orang dewasa yang beristirahat setelah bekerja seharian. Semuanya memberikan kesan yang indah bagi pangeran bungsu itu.

Dia pangeran.

Tentu. Tidak ada pangeran yang bisa keluar jalan-jalan dengan nyaman tanpa ditemani pengawalnya. Ya kecuali untuk Yahya. Dia mah udah pro kalau soal kabur dari tugas.

Jaka terus memandangi pemandangan malam Kota Warna, jikalau saja tidak ada suara yang tiba-tiba memanggilnya.

"Jaka!"

Dari arah kirinya, ada mbak crush yang sedang berlari kesini. Btw, dia sudah mulai terbiasa memanggilnya dengan nama panggilan itu.

"Hah.. Gue cari kemana-mana ternyata disini- hah! Aduh, boyok ku encok rek!" katanya sambil memegangi pinggang bagian belakangnya.

Jaka tertawa melihat remaja jompo disampingnya ini. Ya meskipun belakang ini dia sendiri juga jarang olahraga.

"Suruh siapa nyusulin? Kangen ya?"

Kirana langsung melotot tak terima. "Enak aja. Gue kesini mau bilang, makanannya udah mateng, Jailani udah masak. Ayok pulang!" ajak Kirana. "Kalo lo mau kehabisan jatah makanan sih gapapa."

Jaka menggandeng tangan Kirana. Kirain mau balik, ternyata Jaka malah ngajak Kirana jalan-jalan.

"Loh kok? Gamau makan? Gue sih mau makan!" Kirana berusaha menarik Jaka ke arah yang sebaliknya.

"Bilangin ke Sean, atau siapa yang ada dirumah, suruh sisain makan buat kita berdua. Atau kalo mereka mau ngabisin juga gapapa. Kita makan diluar."

"Dih, bilang sendiri!" kata Kirana menyodorkan HP nya.

Jaka menerimanya lalu menelpon Sean. "Sat, abisin aja makanannya. Gue sama ayang mau makan diluar."

Kirana sih gak denger karena rada ngejauh dikit. Biar memberi privasi, siapa tau mereka ngomongin rahasia kerajaan.

"Dih udah misuh, ngaku-ngaku jadi ayangnya gebetan gue, pake HP nya lagi, udah gitu nyuruh? Gak tau malu ya lo?" Sean diseberang sana ngegas.

Jaka tersenyum mengejek. "Ngapa? Iri lo?"

"Yaiyalah!"

"Hahaha! Udah, intinya abisin aja makanannya. Gue mau jalan-jalan!"

"Oke! Liat aja, gue bales besok!"

"Bodoamat."

"Jan-"

Tut

Jaka mengembalikan HP Kirana. "Udah. Yuk!"

Yah, berakhirlah mereka beneran makan di lesehan Lamongan. Kalau kata Jaka sih, sekali-sekali. Juga Kirana ini dari dulu pengen ngerasain makan lesehan bareng temen.

Ciee, ngedate nih ceritanya.















***

Halo!

Hehe, aku balik setelah sekian lama ngeghostingin kalian 😃

Maap ygy, aku seminggu ini ada uprak. Dan besok hari terakhir, jadi ku sempatkan update disaat kuota hampir sekarat ini.

Gimana kabarnya?
Semoga baik ya, kalo ada masalah bisa keluh kesah ke orang, atau ke aku. DM ku terbuka lebar untuk kalian yang mau curhat

Semoga menyenangkan untuk hari ini

Sampai jumpa di episode depan!

Dadah 👋🏻👋🏻👋🏻

Pangeran Domba || [Yang Jungwon]Where stories live. Discover now