DAIVA

DAIVA 08

Hari kesekian menjadi murid Exfard High School. Berbeda dari hari-hari sebelumnya, Daiva berangkat sekolah dengan semangat 45. Hari ini dia datang dengan segala persiapan.

"DAIVA!"

Panggilan asing membuat Daiva lantas menoleh ke asal suara. Gadis itu melihat seseorang berlari sembari melambaikan tangan ke arahnya, tetapi Daiva tidak mengenal gadis itu.

"Lu manggil gue?" tanya Daiva saat gadis berbando polkadot Lilac tiba di hadapannya.

Gadis dengan name tag Keyva Atlanna M Itu menganggukan kepala. Keyva dengan mata bulatnya menatap Daiva dengan berbinar bak anak anjing. Sementara Daiva, gadis itu menatap Keyva dengan bingung.

"Kita kenal?"

Keyva dengan polos menggeleng. "Kenalin gue Keyva Atlanna Maira, putri tunggal mama Sei dan papa Dalton."

Daiva menatap dingin telapak tangan Keyva, tanpa niat membalas jabatan tangan gadis itu dia menjawab, "gue Daiva."

"Gue tahu! Lu Daiva cewe yang berani ngelawan Priya dan antek-anteknya. Lu masuk ke twitter Exfard dan lu juga dekat dengan Ghava!"

Oh, jadi dirinya terkenal?

Daiva mengivaskan tangannya. "Bisa aja lu. Btw, ngapain lu manggil gue?"

"Gue mau ajak lu temenan, lu pasti belum punya teman di sini. Gue cocok untuk posisi itu!"

Sejenak Daiva merasa tertegun dengan keberanian gadis berbando polkadot Lilac itu. Dia sendiri tidak masalah jika tidak memiliki teman, toh dia tidak butuh yang namanya teman atau apalah itu. Dia terlalu malas untuk bersosialisasi dan tujuannya sekarang hanya berfokus pada Nilam.

"Lo yakin mau temenan sama gue. Lu tahu resikonya."

Keyva mengangguk dengan mantap. Daiva mendengus, "ok mulai hari ini lo teman gue."

Keyva tampaknya tidak mampu menahan kesenangannya, gadis itu lantas menarik tubuh Daiva membuat sang empu kebingungan. "Lu mau bawa gue kemana?!"

"Kelas, kita sekelas dan mulai hari ini gue bakal duduk sebangku sama lu! Horeee!"

Menepuk jidat, Daiva sepertinya akan kehabisan tenaga jika bersama seseorang dengan tenaga seperti Keyva.

~ꕥ~

"Tadaa pesanan lu sampai!"

"Thanks."

Kantin Exfard High School, disinilah mereka berada. Keyva dan Daiva duduk bersebrangan dengan semangkuk mie ayam di hadapan mereka.

"Lu ga makan?" tanya Keyva saat melihat Daiva yang tak kunjung menyentuh mie ayamnya.

"Nanti. Lu duluan."

Tanpa bertanya lebih lanjut, Keyva mengangguk dan mulai menikmati mie ayamnya.

Daiva sedikit malas untuk makan, karena sejak kemarin tujuannya berangkat sekolah hanyalah demi Alnilam. Sesuai rencana, harusnya saat ini dia menuju ke tempat Alnilam, tetapi karena Keyva yang menggeret nya ke kantin mau tidak mau Daiva harus menunda rencananya.