2 : Pertemuan

21.6K 889 12
                                    

Haii, selamat membaca💐

🦋🦋🦋🦋

Laurenza kembali ke rumah pukul setengah enam petang. Setelah berkunjung ke rumah Fira, Laurenza mampir terlebih dahulu ke cafe miliknya. Cafe tersebut diberi nama 'cafe 70's' dengan bangunan yang terlihat klasik dan menenangkan, membuat orang-orang betah berkunjung ke cafe milik Laurenza.

Laurenza masuk ke dalam rumah dan dia melihat kakak laki-lakinya beserta anak dan istrinya diruang keluarga, disitu juga ada kedua orangtua Laurenza yang sedang bermain dengan keponakan Laurenza anak dari kakak laki-lakinya-Aryajuna Dewangga.

"Eksa!" Laurenza berlari menghampiri keponakannya yang masih berumur 8 bulan sedang ada dipangkuan Dini.

Laurenza segera mencium pipi gembul bayi laki-laki itu dengan gemas, serta mencubit pipinya.

"Jangan dicubit gitu, merah tuh pipinya!" tegur Arya pada sang adik.

Gunawan menggelengkan kepalanya. "Utamakan salam saat masuk rumah."

"Iya Pa, maaf Enza lupa."

"Beneran mau nikah nih dek?" goda Arya.

"Gak mau, Papa kak Arya tuh maksa terus!"

Arya tertawa mendengar pembalasan adik perempuannya. Sebenarnya Arya kurang setuju dengan apa yang dibicarakan Papa-nya tadi, jika Laurenza akan dijodohkan dengan rekan kerja sang Papa. Tetapi sang Papa benar-benar orang yang tidak bisa dibantah, jika dia menginginkan itu tidak bisa lagi untuk diganggu gugat.

"Mandi sana" suruh Gunawan.

"Entaran, males." balas Laurenza cuek.

"Disuruh orangtua loh itu" tegur Arya.

Mau tak mau Laurenza pun berdiri dan berpamitan untuk memasuki kamarnya. Sepertinya status Laurenza akan benar-benar ganti setelah ini, percuma juga kalau Laurenza menolak dengan segala cara. Sang Papa selalu ada strategi agar rencananya berhasil.

Di dalam kamar Laurenza sedang bersiap-siap, dia sedang duduk dimeja hias. Sembari mencari informasi tentang Sultan lewat internet, sebelumnya Laurenza mengetahui Sultan karena dia rekan bisinis sang Papa.

"Bukan asli Jakarta ternyata." ucap Laurenza sembari matanya terus melihat tulisan di HP-nya.

"Banyak juga kekayaannya."

"ENZA UDAH BELUM? SULTAN SAMA KELUARGANYA UDAH DATENG!" teriak Dini sembari tangan satunya mengetok pintu kamar anak gadisnya.

Laurenza terkejut dan dia segera mematikan HP-nya. "S-sebentar Ma, ini udah!" Laurenza menyisir rambutnya yang sedikit berantakan.

Setelah dirasa siap Laurenza pun membuka pintunya, Laurenza langsung disambut oleh Dini yang membawa nampan berisi minuman dingin dan makanan ringan.

Laurenza terkejut ketika secara tiba-tiba Dini memberikan nampan tersebut pada Laurenza. "Loh kenapa?"

"Kamu kasih ke Sultan" suruh Dini.

"Ih kok Enza? Kenapa gak Mama aja?"

"Kamu nyuruh orangtua?" Dini menatap tajam Laurenza.

"Enggak, kan emang biasanya begitu" Laurenza membela dirinya sendiri.

"Mama sengaja pisahin minuman punya Sultan, biar kamu aja yang nganterin" ucap Dini sembari tersenyum padanya.

Laurenza memutar bola matanya malas, Dini mendorong pelan bahu Laurenza agar cepat berjalan menuju ruang tamu. Bisa dilihat dari tangga, ruang tamu dirumahnya kini sudah ramai. Ada beberapa keluarga Sultam, seperti, kedua orangtua Sultan dan juga kedua adiknya yang bersama pasangannya dan anaknya disana.

Hadirnya Kamu | TamatWhere stories live. Discover now