14: Menerima Semuanya

18.2K 834 3
                                    

Jangan lupa vote dan komen💌

Selamat tahun baru 2024 semoga keinginan kalian di tahun lalu yang belum tercapai bisa tercapai ditahun ini. Jangan pernah bosan dengan cerita ini ya 💌

Selamat membaca...

🦋

Setelah sampai dirumah Laurenza masih penasaran apa sebenarnya yang terjadi tadi. Laurenza melihat Sultan yang sedang duduk menghadap kolam renang ditemani dengan secangkir teh hangat dan sebatang rokok yang sudah hampir habis ditangannya. Sebelumnya Laurenza sudah menyuruh Sultan untuk masuk karena malam sudah semakin larut dan cuaca yang semakin dingin membuat Laurenza khawatir sang suami sakit karena terkena angin malam. Tetapi Sultan malah menolak tawaran istrinya dia masih ingin menatap awan yang dihiasi oleh beberapa bintang.

"Saya ingin sendiri, kamu tidur duluan saja nanti saya susul." Begitulah balasan Sultan ketika Laurenza menyuruhnya untuk masuk ke dalam rumah.

Laurenza tidak menuruti ucapan Sultan perempuan itu memilih untuk duduk dimeja makan sembari memperhatikan Sultan, ditemani handphone Laurenza duduk sembari sesekali menoleh ke arah Sultan yang masih betah duduk dibawah sinaran bulan. Lama dia melihat handphone tak sadar Laurenza telah memejamkan mata dengan posisi kedua tangan yang menjadi bantalan untuk kepalanya.

Sultan membuang putung rokok kedalam tong sampah dan pria itu melangkah masuk ke dalam rumah yang langsung menghadap pada dapur dan meja makan, dahinya mengerut ketika melihat Laurenza yang sedang tidur dengan posisi duduk di meja makan. Sultan menggelengkan kepalanya dia mendekat ke arah Laurenza, disingkirkannya helaian rambut berwarna coklat tua milik wanitanya agar terlihat wajah cantik serta tenang saat sedang tertidur.

Pria itu tersenyum jari jempolnya mengusap lembut pipi mulus milik istrinya, namun senyuman itu seketika memudar saat dirinya mengingat kedua orangtua Laurenza. Bagaimana jika kedua mertuanya meminta Laurenza untuk menceraikan Sultan karena kekurangan pria itu yang tidak bisa memiliki keturunan. Sultan menggelengkan kepalanya cepat dia tidak akan melepaskan Laurenza dia berjanji kemana pun Laurenza pergi, dia pasti akan mengejarnya.

Diangakatnya secara perlahan tubuh Laurenza, Sultan menggendong sang istri layaknya seekor koala yang membuat kepala Laurenza bersandar dibahu lebar Sultan. Secara perlahan Sultan membaringkan tubuh Laurenza diatas ranjang dan menyelimuti tubuh istrinya agar tidak merasa kedinginan.

Esok hari pun tiba cahaya dari sang fajar mulai naik dan menerangi bumi serta isinya, suara bising burung dengan kendaraan pun turut terdengar. Laurenza dan Sultan sedang menikmati sarapan bersama di meja makan, hari ini Sultan berangkat ke kantor pagi-pagi dan masih menyempatkan diri untuk sarapan bersama sang istri.

"Mas cuman menghadiri meeting, jam sebelas paling sudah ada dirumah" beritahu Sultan setelah selesai menyantap sarapannya.

Laurenza menganggukkan kepalanya, Sultan mengucapkan itu tanpa senyum serta menatapnya. Tentu saja Laurenza merasa asing dengan itu, terlihat Sultan berdiri dari duduk dan memakai jas berwarna biru tua yang semula tersampir pada kursi meja makan. Laurenza mengikuti pergerakan Sultan, kini perempuan itu tengah berdiri dihadapan sang suami yang menjulang tinggi sehingga dirinya harus mendongakkan kepalanya agar tatapan mereka bisa bertemu.

"Mas berangkat." pamitnya dengan tatapan teduh penuh kasih sayang menatap Laurenza, namun senyuman belum terlukis diwajah tampannya.

Laurenza sedikit mengerucutkan bibirnya, dia membuang muka membuat Sultan mengerutkan dahi.

"Senyumnya mana?" tagih Laurenza.

Hadirnya Kamu | TamatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang