5: Hari bersejarah

19K 910 18
                                    

Hii, jangan lupa tinggalkan vote dan komentar kalian💌

🦋🦋🦋🦋

Hari ini merupakan hari yang sangat bersejarah untuk Sultan dan Laurenza. Namun, Laurenza merasa bingung ingin bereaksi seperti apa? Sedih atau bahagia? Entahlah gadis itu sedari tadi hanya menunjukkan wajah datarnya saja.

Seperti yang dijanjikan, pernikahan Sultan dan Laurenza bertepatan di kota Cirebon, Jawa Barat. Tepatnya di rumah mendiang kakek dan nenek Sultan, banyak tamu undangan dari luar serta dalam kota yang datang, keluarga besar Sultan dan Laurenza pun hampir semua menghadiri

"Senyum dong Za, sedari tadi muka lo mirip tembok warteg" celetuk Fira yang sedari tadi menemani Laurenza di make-up.

Laurenza hanya melirik Fira tanpa membalas ucapan sahabatnya, tidak dapat dipercaya sebentar lagi statusnya akan berubah menjadi seorang istri. Siap tidak siap Laurenza harus melakukan semua yang menjadi kewajiban seorang istri, tapi Laurenza takut jika nanti dirinya tidak bisa menjadi istri yang baik.

"Sudah selesai, astaga... Kakaknya cantik sekali!" puji sang MUA yang sangat puas dengan hasilnya.

"Gak bohong kan ini mbak?" tanya Laurenza tak percaya.

"Enggak dong! Coba tanya sama temennya."

Laurenza hanya menganggukkan kepalanya seraya tersenyum tipis, Laurenza tidak mengundang semua teman-temannya yang masih terhubung lewat media sosial saja yang dia undang, itu pun tidak banyak.

Sedangkan di luar kini sudah ramai dengan keluarga kedua calon pengantin yang kompak ber-seragam batik. Halaman rumah kakek dan nenek Sultan yang luas kini sudah di dekorasi sebagus mungkin dan bertemakan Jawa, tampak dekorasi yang tidak terlalu mewah namun terlihat sangat apik.

Sultan sudah duduk dihadapan calon mertuanya, ditemani oleh adik kandung Laki-lakinya dan penghulu. Mengenakan dalaman kemeja putih dan jas berwarna hitam serta di lehernya melingkar kalung bunga melati. Keringat dingin mulai keluar ketika sang penghulu berbisik pada Gunawan agar segera memulai prosesi ijab kobul -nya.

"Bismillahirohmanirohim, saya nikahkan dan kawinkan engkau Sultan Prabu Cokro Wisesa bin Joko Laksana Wisesa dengan putri kandung saya Laurenza Tamara binti Gunawan Mahesa dengan mas kawin seperangkat alat sholat dibayar tunai!"

"Saya terima nikah dan kawinnya Laurenza Tamara binti Gunawan Mahesa dengan mas kawin seperangkat alat sholat dibayar tunai!"

"Pripun para saksi?"

"SAH!"

Rasa lega menjalar ke seluruh tubuh Sultan saat dia telah berhasil melantangkan kaliamat ijab kobul tanpa jeda. Kedua tangan Sultan terangkat didepan dada, dan berdoa setelah ijab kobul. Sultan pun menyalami tangan Gunawan yang kini telah resmi menjadi mertuanya, Gunawan sedikit canggung saat Sultan mencium punggung tangannya, umur mereka hanya berjarak beberapa tahun.

"Selamat yo, saiki wis ora dadi duda maning" ucap si penghulu seraya menepuk pelan pundak Sultan, dan dibalas senyuman manis oleh sang empu.

Kembali lagi kepada Laurenza, kini gadis itu tampak sedang bersiap-siap untuk berjalan keluar menemui suaminya. Ditemani oleh Dini, adik perempuan Sultan, serta Fira yang berjalan dibelakang. Saat sudah keluar dari kediaman kakek dan nenek Sultan, Laurenza jadi pusat perhatian disana banyak orang-orang yang berdecak kagum melihat kecantikan dari gadis itu, bahkan ada pula yang merasa iri karena kecantikannya.

"Sultan iso bae yo milih'e"

"Sultan ngimpi opo tho? Olih bojo kok ayu tenan!"

"Ayu'e bae, ora iso menggawe ta ora ono gunane."

Hadirnya Kamu | TamatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang