18: Masih Ngidam

19.8K 850 14
                                    

Hai lagi kalian, hari libur telah usai. Selamat kembali beraktivitas seperti biasa💝

🦋

"Mereka berdua pada kemana tho, Bi? Kok sepi sekali." Tanya Karina pada bi Ajeng.

Joko dan Karina kembali mengunjungi rumah putra pertamanya berniat ingin memberikan obat herbal mengingat semalam Laurenza memberi tahu jika Sultan sedang sakit.

"Tadi pagi mereka pergi berdua, saya denger sih den Sultan mau berangkat ke kantor. Kalau non Laurenza gak tahu kayanya ke cafe-nya" jawab bi Ajeng.

"Sultan ke kantor? Semalam istrinya bilang sedang sakit" Karina sedikit tak terima mendengarnya.

"Sebelum berangkat, tadi pagi mereka berdua juga debat dulu bu. Non Laurenza melarang den Sultan untuk pergi ke kantor, tapi dia tetap maksa katanya cuman sebentar."

Karina menggelengkan kepalanya. "Anak lanang-mu itu loh mas, wis dikandani bojon'e kok masih wanten ae!"

(Sudah dibilangin istrinya kok masih keras kepala aja)

"Ya terus piye? Wateke wis ngono sing awit brojol."

(Ya terus gimana? Wataknya sudah begitu dari lahir)

Karina tidak membalas dia merotasikan bola matanya mendengar ucapan suaminya.

"Eh, ada bapak sama ibu" Andre yang baru saja sampai pun meyalami kedua orangtua majikannya.

"Kamu pasti habis antar Sultan ke kantor ya?" Tanya Karina.

Andre menganggukkan kepalanya. "Iya bu, kebetulan ada bapak sama ibu disini saya mau memberi tahu, pak Prabu masuk rumah sakit."

Joko dan Karina terkejut mereka langsung menegakkan badannya. "Loh kenapa?!" Tanya Karina panik.

"Pingsan bu, ha—

"Di rumah sakit mana?" Joko memotong ucapan Andre.

"Di rumah sakit Cermai, pak Prabu dirawat diruang Dahlia." Beritahu Andre.

"Ayo kita kesana sekarang bu!" Joko segera berdiri diikuti oleh istrinya.

Tak menunggu lama pasangan suami-istri itu pun segera menuju rumah sakit Cermai untuk melihat keadaan Sultan, tak lupa Karina menghubungi kedua anak-nya yang lain jika kakak mereka masuk rumah sakit.

Sedangkan diruang rawat bernama Dahlia disana bukan hanya ada Sultan saja melainkan ada beberapa pasien lain juga yang butuh perawatan dan brankar mereka diberi batas menggunakan gorden. Laurenza memandang wajah damai Sultan yang baru saja diberikan obat tidur oleh dokter agar pria itu bisa beristirahat, kedua mata pria itu tampak sembab karena menangis terlalu lama tadi. Bahkan tangan Sultan masih belum terlepas, dia tetap menggenggam tangan Laurenza.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hadirnya Kamu | TamatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang