20: Berjarak Sebentar

18.1K 779 22
                                    

Holaa terima kasih sudah setia menunggu💝

🦋

Sinar fajar masuk ke sela-sela gorden yang masih tertutup, lenguhan berat terdengar ketika cahaya tersebut menerpa kedua bola matanya. Satu tangan besar itu meraba tempat disampingnya, keningnya membentuk beberapa lipatan saat tidak merasakan ada siapapun disampingnya. Tubuhnya berbalik ke samping dan kedua matanya terbuka untuk memastikannya, ternyata benar seseorang yang biasa tidur disampingnya kini sudah tidak ada disana.

Dengan berat hati pria itu bangun dan berjalan menuju kamar mandi terlebih dahulu untuk membasuh wajahnya, kaki panjangnya melangkah keluar kamar dengan satu tangan menyugar rambut tebal yang sedikit basah itu ke belakang.

Hari ini adalah hari jumat dan tidak terasa usia kandungan Laurenza sudah memasuki bulan ke-4, perut dari wanita itu pun sudah terlihat jelas mengingat ada dua calon bayi didalam rahimnya. Biasanya di Jawa jika seorang ibu hamil telah memasuki bulan ke-4 akan dilaksanakan upacara mapati, umumnya sebagai bentuk keselamatan dan doa untuk bayi dan calon ibu. Menurut kepercayaan Islam, mapati dilakukan pada usia kandungan empat bulan, tepat saat roh janin ditiupkan.

Hidup dimulai dengan jiwa ketika janin (embrio) berusia 120 hari (empat bulan). Selanjutnya, ditentukan bagaimana janin akan melanjutkan hidupnya di dunia hingga akhirat. Untuk menghormati ketentuan ini, diadakanlah upacara Ngapati (Ngupati), berupa doa sebagai ungkapan rasa syukur, tunduk, dan penyerahan.

Doa tersebut memohon agar anak yang lahir menjadi manusia yang sempurna, sehat, dilimpahi rezeki yang baik, memiliki umur panjang, penuh nilai-nilai keagamaan, serta beruntung di dunia dan akhirat. Para keluarga pun saling membantu untuk membuat kupat (ketupat) yang dihadangkan disebuah wadah serta diguyur dengan sayur cabe atau sayur opor, hidangan tersebut akan dihantarkan ke tetangga dan keluarga terdekat.

Sultan melihat Laurenza sedang duduk di ruang tamu dengan istri dari Arya, Basyira, serta istri Hastungkara. Laurenza melihat Sultan yang sudah bangun dia tersenyum saat Sultan melihat ke arahnya, Sultan ikut membalas senyuman manis sang istri. Tidak ingin mengganggu Sultan memilih berbelok ke taman belakang, disana ada ayah-nya, papa mertuanya, Arya, suami Basyira, serta Hastungkara sedang mengobrol ditemani dengan beberapa camilan disana. Sedangkan Dini dan Karina sedang berada di dapur membantu para ART yang sedang menyiapkan hidangan yang akan disajikan untuk orang-orang yang diundang untuk mengaji di rumah Sultan.

Sultan mengambil kursi kayu lalu duduk disamping Arya, Arya menyodorkan sebungkus rokok yang sudah tersisa setengah kepada Sultan. Tadinya Sultan ingin menerimanya tetapi tidak jadi karena mendengar teriakan keponakannya yang masih berada disekitarnya.

"Nanti saja ada anak kecil" ucap Sultan dan Arya pun mengangguk paham.

"Sudah undang-undang belum le? Kalau belum sekarang saja mumpung belum jam dua belas" tanya Joko.

"Sudah yah, semalam pas Sultan selesai sholat isya Sultan mengobrol sebentar dengan tetangga-tetangga di mushola. Acara pengajiannya dimulai setelah sholat jumat" jawab Sultan.

Joko menganggukkan kepalanya, sebenarnya Joko ingin melaksanakan tradisi-tradisi seperti ini didesa. Karena jika dilaksanakan di kota rasanya seperti kurang dan tidak se-meriah didesa.

"Mau gak kalau acara mitoni nanti didesa?" usul Joko.

"Memangnya kalau disini kenapa?" tanya Arya.

Hadirnya Kamu | TamatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang