26: Jabatan Kades

14.6K 741 9
                                    

Halo

🦋

Sultan menatap Karina yang sedang bercanda dengan si kembar yang dibaringkan ditempat tidur bayi. Wajah Sultan tampak lesu karna ibunya dia jadi batal buka puasa.

"Kok datangnya sendiri bu, ayah kemana?"

"Ke rumah dinas" jawab Karina tanpa mengalihkan pandangannya.

"Kok ibu gak ikut?"

"Malas ah, ayah-mu bilang cuma dua hari doang."

Sultan menganggukkan kepalanya ketika mendengar balasan dari Karina, tak lama Laurenza datang membawakan teh hangat untuk mertuanya. "Ini kalau malam gimana Za? Suka bergadang gak?" Tanya Karina saat melihat Laurenza yang sudah duduk disamping Sultan.

"Yang suka bergadang sih Argina bu, kalau Arjuna kadang-kadang."

Karina menganggukkan kepalanya. "Sultan gimana? Masih nomor satuin pekerjaannya gak?" Sindir Karina.

Laurenza tersenyum geli mendengarnya dia pun menoleh pada Sultan. "Udah enggak sekarang, gak tau nanti sih."

"Enggak dong, gak bakal. Mas sudah belajar dari kesalahan" balas Sultan dengan satu tangan yang memainkan rambut Laurenza.

"Oh iya, sebentar lagi jabatan ayah-mu mau habis." Karina mengalihkan pandangannya pada Sultan dan Laurenza.

Wajah Sultan tampak terkejut setelah mendengar itu. "Loh iya?"

"Lah? Piye to kamu, baru tahu?"

Sultan menganggukkan kepalanya. "Ya gimana Sultan gak pernah ngitung,"  balas Sultan yang membuat Karina menggelengkan kepalanya.

"Terus habis itu gimana? Ayah sama ibu mau kembali ke desa?" Tanya Sultan.

"Kayanya sih iya, ayah kamu bilangnya mau nyalonin jadi kades."

Sultan menganga mendengar ucapan ibu-nya. "Loh, beneran bu?"

Karina menganggukkan kepalanya. "Ayah-mu sendiri yang bilang."

"Bilang ke ayah bu, sudahlah gak usah. Mending diam di rumah saja sama ibu. Gak apa-apa, pekerjaan anak-anak ayah sama ibu kan bagus-bagus semua, alhamdulillah."

"Yasudah kalau gitu, kamu saja yang jadi kades."

Sultan mengerutkan dahinya. "Lah-lah, kok jadi Sultan?"

"Ibu sama Ayah sudah mengira kamu bakal bilang seperti ini. Jadi ayah bilang kalau Sultan bilang begitu, tawarin saja jabatan kades ke Sultan." Balas Karina.

"Enggak-enggak, ngapain juga. Sultan cuma gak mau ayah kecapean bu."

"Ibu juga sama, tapi kata ayah kades yang sekarang doyan korupsi, banyak warga-warga yang laporan ke ayah. Jadi ayah berniat mau nyalon jadi kades tahun ini."

"Itu sih salah mereka sendiri yang tidak teliti memilih pemimpin."

"Kamu kok sekarang gitu sih? Kayanya sudah tidak perduli sekali sama desa tempat kamu kecil dulu?" Karina menatap miris putra sulungnya.

Hadirnya Kamu | TamatWhere stories live. Discover now