23: Selamat Datang Si Kembar

18K 839 21
                                    

Hai haii, gimana kabar kalian. Semoga baik-baik aja, selalu jaga kesehatan teman-temannn. Terima kasih sudah setia menunggu🦋💝

🦋

Waktu berlalu begitu cepat usia kandungan Laurenza kini sudah memasuki usia ke 9 bulan, tinggal menunggu hari kelahiran saja. Sejak usia kandungan Laurenza berumur 9 bulan Sultan meminta kedua mertuanya untuk tinggal dirumahnya berjaga-jaga jika dia sedang ada kerjaan yang tak bisa ditinggalkan takut-takut terjadi sesuatu dengan Laurenza.

Kedua orangtua Sultan pun tak pernah absen menghadiri kediaman Sultan untuk melihat kondisi Laurenza, dan kadang kedua orangtuanya sering memarahi Sultan karena Sultan kadang pergi bekerja padahal mereka sudah menyuruh Sultan untuk cuti.

"Sampeyan ko dikandani ora ono krungu-krungune, kupingmu didedol ning ndi to le?!"

( Kamu ko dibilangin gak ada denger-dengernya, telingamu dijual dimana sih?! )

Sultan tidak bisa melawan saat sang ibu memarahinya yang baru saja pulang dari kantor. Sultan tadi mendapat laporan jika ada sesuatu barang miliknya yang tertinggal di kantor, Sultan pun sudah berpamitan dengan Laurenza dan mertuanya untuk mengambil barang yang tertinggal dikantor. Tetapi tetap saja walaupun Karina sudah diberi tahu oleh besan dan menantunya wanita itu tetap kesal pada putra pertamanya ini.

"Sultan cuman ambil barang yang tertinggal bu, gak kerja" balas Sultan lembut.

Karina menggelengkan kepalanya. "Ya tetap saja kamu meninggalkan istrimu!"

Sultan menghembuskan nafasnya lalu dia mengangguk-anggukan kepalanya dan mencium punggung tangan sang ibu. "Iya bu iya, Sultan minta maaf."

Laurenza yang sedang duduk sembari meluruskan kakinya di sofa ruang keluarga itu terkekeh melihat wajah sang suami yang dimarahi oleh mertuanya. Setelahnya Sultan duduk dihadapan Laurenza dan mengangkat perlahan kedua kaki Laurenza ke atas pangkuannya, Sultan memijat lembu kaki Laurenza yang terlihat sedikit lebih besar dari sebelumnya. Sultan pun sering mendapatkan rengekan Laurenza karena badan wanita itu yang berubah tidak seperti dulu lagi, tapi Sultan dengan sabar selalu menanggapinya dengan ucapan-ucapan lembut dan menenangkan.

"Sudah dihabiskan belum makannya?" Tanya Sultan kedua bola matanya menatap teduh Laurenza yang sedang membaca novel.

"Gak habis, kenyang banget." Balas Laurenza melirik sebentar Sultan.

"Mas bawa buah naga, mau gak?" Tawar Sultan, satu tangannya mengusap lembut perut Laurenza yang sudah sangat membesar.

Laurenza menurunkan kedua kakinya dari pangkuan Sultan dan mengubah posisinya menjadi duduk, Sultan menggeser tubuhnya agar lebih rapat dengan Laurenza dan satu tangannya menelusup masuk ke pundak Laurenza. Sultan tersenyum mengingat jika sebentar lagi dirinya akan menjadi seorang ayah, sebuah julukan yang ingin dia punya sekali seumur hidup. Sebenarnya dia sangat penasaran dengan kelamin calon anaknya, tetapi dia ingin mengetahuinya nanti saja saat hari kelahiran itu tiba.

"Buat nanti malam aja mas, dibuat jus kalau boleh" balas Laurenza sembari mendongak menatap wajah Sultan sembari tersenyum.

Sultan menganggukkan kepalanya. "Iya, nanti mas bikinin."

Sultan melirik jam dinding sudah pukul 11 siang, dan sekarang adalah hari jumat jadi sebagai seorang laki-laki Sultan harus melakukan kewajibannya. Sultan pun melihat ayah dan papa mertuanya sudah siap untuk pergi bersama ke masjid untuk melaksanakan sholat jumat.

Hadirnya Kamu | TamatWhere stories live. Discover now