8: Perubahan Sikap

18.5K 894 6
                                    

Hi! Jangan lupa tekan bintangnya💝

🦋

Sultan dan Laurenza sudah kembali ke kota, keduanya berangkat dari desa pukul setengah 7 pagi dan sampai ke kota pukul setengah 12 siang. Mereka berdua tidak langsung pulang ke kediaman Sultan, tetapi Laurenza meminta Sultan untuk menginap beberapa hari saja dirumah kedua orangtuanya. Tadinya Sultan menolak karena besok pagi ia sudah mulai masuk kantor, tetapi pada akhirnya Sultan mengiyakan permintaan Laurenza, ia tidak mau membuat istrinya kecewa.

Kini Laurenza sedang duduk disofa ruang keluarga gadis itu tengah asik menghabiskan biskuit yang disediakan dikaleng berukuran sedang, berbeda dengan Sultan yang kini sedang ada dikamar Laurenza ia sedang disibukan oleh laporan-laporan pada saat dirinya tidak ada dikantor.

Laurenza menoleh ketika mendengar langkah kaki mendekat ke arahnya, dengan mulut penuh biskuit Laurenza tersenyum pada pada sang mama yang kini sudah duduk disampingnya.

"Kamu nginep disininya cuman sehari aja, Za" ucap Dini.

Laurenza menatap Dini dengan dahi mengerut. "Kenapa emangnya ma?"

"Kasihan suamimu dong, besok kan dia sudah masuk kantor."

"Tapi mas Sultan udah kasih izin kok, katanya gak apa-apa" balas Laurenza.

"Dia bilang begitu supaya kamu gak kecewa, jarak dari sini ke kantor suamimu kan jauh belum lagi macet."

"Dari tadi aja Sultan belum keluar kamar, dia udah makan belum?"

Laurenza menggelengkan kepalanya. "Belum."

"Tuh kan, kamu tadi malah makan sendiri harusnya ditawarin juga suamimu."

"Tapi kalau mau makan mas Sultan bilang."

"Masa harus selalu nunggu bilang? Sultan kan orang sibuk, kamu tau kan papamu kalau sibuk gimana? Jangankan lupa makan, anak sama istrinya aja sampai dilupain."

Laurenza menutup kaleng biskuit yang ada dipangkuannya dan menyimpan dimeja yang ada dihapannya. Tiba-tiba ia dihantui rasa bersalah, sedari sampai hingga sekarang Sultan belum juga keluar kamar 2 jam lalu Laurenza melihat Sultan yang sedang disibukan oleh laptopnya. Tak disangka air mata yang mati-matian Laurenza tahan luruh juga membasahi pipi, Laurenza yang biasanya tegar entah kenapa kini ia seperti kerupuk yang terkena air.

"Loh kok nangis?" tanya Dini dengan dahi mengerut.

Laurenza dengan cepat menghapus air matanya. "Enza takut mas Sultan marah ma."

Dini mengusap lembut rambut putru bungsunya. "Enggak bakal, sana samperin. Mama mau keluar rumah dulu" balasnya sebelum pergi meninggalkan rumah.

Laurenza bangkit dari duduknya ia membuang nafas terlebih dahulu sebelum melangkahkan kakinya menuju kamar.

Ceklek

Pintu kamar terbuka saat masuk ke dalamnya yang pertama Laurenza lihat ialah suaminya yang sedang duduk diranjang dengan laptop dipangkuannya. Kedua mata yang menggunakan kacamata minus menatap intens layar laptop didepannya, sampai-sampai Sultan tak menyadari Laurenza yang kini berdiri disamping ranjang yang ia duduki.

Hadirnya Kamu | TamatWhere stories live. Discover now