CHAPTER 16

24.4K 2K 4
                                    

Di tengah keindahan taman yang dirancang dengan penuh keahlian. Terdapat sebuah perhelatan yang membuat suasana taman yang penuh keindahan tersebut menjadi hangat dan ceria. Bahkan terdengar suara tawa bahagia dari perjamuan tersebut.

Perhelatan tersebut diadakan di sebuah keluarga ternama di wilayah Emberlyn yaitu Keluarga Eluned. Perkumpulan sosialita putri bangsawan yang hanya mengundang bangsawan kelas atas, diadakan secara eksklusif oleh putri tunggal dari keluarga Eluned.

Masing-masing tamu adalah wajah-wajah yang terkemuka dalam masyarakat, yang telah dipilih dengan cermat oleh sang putri. Mereka mengenakan pakaian malam yang penuh keanggunan.

Gaun-gaun mewah dengan hiasan-hiasan yang bersinar dan kilauan berlian. Mereka berbicara dalam candaan dan senyuman menyatu dalam keseruan dan percakapan ringan yang mengisi ruangan.

"Oh iya, apa kalian sudah mendengar kabar jika Yang Mulia Putra Mahkota sedang dalam perjalanan pulang?" Ucap salah satu putri bangsawan berambut merah.

"Benarkah?"

"Wah, itu kabar yang sangat bagus."

"Tentu saja. Lady Eluned pun pasti sangat senang mendengar kabar ini."

Seorang wanita yang terlihat paling menonjol dengan gaun yang terlihat elegan menghiasi tubuhnya dengan warna-warna yang memikat di antara perkumpulan tersebut. Dengan senyuman yang menawan, dia meletakkan cangkir porselen yang indah.

"Bukankah sudah seharusnya kita semua senang mendengar kabar tersebut, Lady Jelia?"

"Tentu saja, Lady. Itu berarti Yang Mulia telah berhasil menemukan benda peninggalan tersebut."

"Hanya dengan waktu sebulan Yang Mulia sudah berhasil menemukannya." Ucap kagum salah satu di antara mereka.

"Yang Mulia Putra Mahkota memang luar biasa."

"Tentu saja, bukankah begitu, Lady Eluned?"

Wanita yang dipanggil dengan sebutan Lady Eluned hanya bisa tersenyum. Semburat merah muncul di kedua pipinya saat di goda seperti itu oleh teman-temannya.

"Kudengar, katanya Baginda Kaisar akan merayakannya juga di kekaisaran. Jika Yang Mulia berhasil menemukannya."

"Itu bagus. Aku tak sabar untuk datang."

"Aku justru tak sabar untuk melihat Yang mulia mengajak berdansa dengan Lady Eluned. Bukankah akan serasi jika Lady Eluned berdansa dengan Yang Mulia?"

"Ya tuhan, kau benar. Lady Eluned memang sangat cocok dengan Yang Mulia."

"Kalian ini, sudahlah tak perlu riang seperti ini. Kita tak akan tahu Yang Mulia akan berdansa dengan siapa. Siapa tahu Yang mulia akan berdansa dengan Lady Jelia."

Yang disebut seketika terlonjak kaget. "Ma-mana mungkin, Lady. Aku tak sepantas itu berdansa dengan Yang Mulia."

"Kau tak perlu merendah seperti itu, Lady Jelia."

Seketika suasana mendadak hening semuanya mendadak sungkan untuk sekedar mengobrol. Jelia yang melihat keadaan tersebut kemudian terkekeh mencoba menghidupkan kembali suasana seperti sebelumnya. Untung saja salah satu dari mereka mengalihkan topik pembicaraan.

Di tengah keramaian, Lady Eluned mengawasi perjamuan teh ini dengan sikap yang santai dan hangat. Siapa sangka matanya menyiratkan sesuatu yang tak ada satu orang pun yang menyadarinya.

*****

Dengan setiap langkah yang di tempuh dari pegunungan Flamberge terasa semakin berjarak di belakang mereka. Lucian dan pasukan kesatrianya berhasil sampai di gerbang istana kekaisaran yang megah. Saat Lucian memasuki halaman yang mengesankan dengan wajah datarnya. Tak ada raut kebahagiaan atau kebanggaan yang ditampilkan di wajahnya.

The Conqueror of Blades and HeartsWhere stories live. Discover now