CHAPTER 64

8K 895 17
                                    

Jose yang berdiri di samping Kaelen. Terus menundukkan kepalanya dengan rasa bersalah. Sera yang melihat itu lantas menatap tak tega pada Jose.

"Kau tak perlu menyalahkan diri seperti itu. Lagipula Aku sendiri yang memilih pergi." Sahut Sera dengan perasaan yang tak enak.

"Tapi tetap saja. Saya bersalah karena lebih mementingkan pakaian saya." Sahut Jose dengan kepala yang terus menunduk.

"Tidak, itukan aku yang menyuruhmu." Namun, tak lama Sera berdecak kesal. "Apa Lucian memarahimu?" Tanya Sera.

Sayangnya, Jose tak menjawab. Dia hanya menundukkan kepalanya. Membuat Sera kembali berdecak kesal. Tapi di satu sisi ia juga salah.

Karena pergi begitu saja. Lantas Sera menghela nafas pelan. Seraya menyandarkan punggungnya pada sandaran sofa.

Saat ini ia sedang berada di ruangan yang sama saat Lucian mengobati kakinya beberapa hari yang lalu. Dengan di temani Kaelen dan Jose yang menjaganya di dalam ruangan tersebut. Sedangkan yang lainnya Lucian menyuruh untuk berjaga di luar ruangan.

Begitu ia dan Lucian sampai di istana. Lucian langsung membawanya ke ruangan tersebut tanpa banyak bicara. Ia sebenarnya cukup terkejut saat melihat banyak sekali kesatria yang menjaga ruangan tersebut. Ingin ia tanyakan maksud tujuan pria itu. Tapi Lucian sudah lebih dulu entah pergi kemana.

"Ah, aku masih penasaran siapa dalang utamanya." Gumam Sera tanpa sadar.

Kaelen yang mendengar gumaman tersebut. Lantas menyahutinya dengan sopan. "Lady Eluned dalang utama dari penculikan anda, Lady." 

Sontak Sera menolehkan kepalanya tak percaya. "Lady Eluned?" Ucap Sera seraya mengerutkan keningnya.

Kaelen menganggukkan kepalanya. "Salah satu dari prajurit bayaran itu mengakui kalau mereka disuruh oleh Lady Eluned."

Seketika Sera memiringkan kepalanya sambil berdesis pelan. Entah mengapa ia merasa tidak yakin dengan perkataan yang dilontarkan oleh Kaelen. Lalu Sera kembali menolehkan kepalanya pada Kaelen.

"Lalu kemana Lucian saat ini?" Tanya Sera.

"Yang Mulia pergi untuk menahan Lady Eluned, Lady." Jawab Kaelen.

"Dia langsung di tahan?" Ujar Sera sambil membelakkan matanya.

"Benar, Lady." Balas Kaelen.

Lantas Sera memalingkan wajahnya. Ia tak menyangka Lucian akan langsung menahan perempuan yang merupakan kerabat Ratu tersebut. Sesaat Sera termenung. Pikirannya kembali teringat pada monster yang menyerangnya saat di hutan tadi.

Entah kenapa ia merasa sedikit aneh dengan wujud monster itu. Mereka seolah tak bisa dibunuh sama sekali. Tapi yang membuatnya merasa aneh. Tak mungkin Eluned menyelakainya hingga berniat menggunakan monster.

Mungkin kalau prajurit bayaran itu ia bisa mengerti. Tapi untuk monster-monster itu. Ia rasa bukan Eluned pelakunya. Karena setahunya kerabat jauh Ratu saat ini. Sama sekali tidak menguasai keahlian sihir apapun.

Namun, seketika Sera menolehkan kepalanya. Saat mendengar suara keributan dari arah luar ruangan. "Apa yang sebenarnya terjadi?" Ujar Sera dengan heran.

Tak lama pintu ruangan tersebut terbuka secara tiba-tiba. Hingga mengejutkan Sera, Kaelen dan Jose. Sontak Kaelen dan Jose kemudian bergerak melindungi Sera. Seraya mengeluarkan pedangnya.

Lalu mengarahkannya pada orang yang berjalan masuk ke ruangan tersebut.Namun, Sera kemudian mengerjapkan matanya. Saat melihat Ardan yang memasukin ruangan tersebut.

"Jangan, aku mengenalnya." Ujar Sera dengan cepat seraya memegang pundak Kaelen.

"Tidak, Lady. Yang Mulia melarang siapapun yang mencoba mendekati Lady saat ini." Sahut Kaelen dengan mata yang menatap tajam pada pria berambut panjang tersebut.

The Conqueror of Blades and HeartsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang