CHAPTER 20

22.7K 1.6K 0
                                    

Pria pemilik toko "The Bladesmith's Haven" dengan penuh antusiasme mulai mengeluarkan sebuah kotak kayu yang ukurannya cukup besar dari balik meja. Dengan hati-hati, dia membuka kotak tersebut dan mengungkapkan sejumlah alat memanah yang tertata rapi di dalamnya.

Pandangan Sera tertuju pada koleksi alat memanah yang terletak di depannya dengan teliti. Terdapat berbagai jenis panah yang berbeda dari yang panjang dengan bulu-bulu halus hingga yang lebih pendek dengan mata panah yang berkilauan. Setiap panah tampak dikerjakan dengan tingkat keahlian yang tinggi dan perincian halus pada setiap bagian menunjukkan betapa seriusnya sang pembuat dalam menciptakannya.

Namun, di antara koleksi tersebut mata Sera tertarik pada satu alat memanah tertentu. Sebuah busur yang indah dengan lengkungan yang elegan dan diukir dengan ornamen-ornamen yang rumit menarik perhatiannya. Busur ini tampak memiliki keunikan yang sulit dijelaskan seolah-olah memiliki pesona sendiri yang memikat mata dan jiwa.

Sera merasa bahwa panah ini memiliki kecocokan yang sempurna untuk Rowan. Dia bisa membayangkan bagaimana panah ini akan cocok dengan tangan dan keahlian Rowan. Sera mengalihkan pandangannya dari panah itu ke arah pria pemilik toko dengan senyum lembut.

"Aku ingin memilih panah ini. Aku rasa itu akan cocok untuknya." Ucap Sera.

Sang pemilik toko tersenyum dengan penuh pengertian. Lalu mengambil panah itu dengan hati-hati dan memasukkannya kembali ke dalam kotak.

Setelah memilih alat memanah yang cocok sebagai hadiah untuk Rowan. Sera merasakan kehangatan dalam hatinya. Namun, dalam momen kebahagiaan itu. Ingatan tentang orang-orang yang lain dalam hidupnya tiba-tiba muncul.

Dia merenung sejenak dan menyadari bahwa meskipun dia telah memberikan hadiah kepada Rowan. Dia belum pernah memberikan apapun untuk ayahnya dan Aria, pelayan setia yang telah menemaninya sejak kecil.

Setelah mereka melangkah keluar dari "The Bladesmith's Haven," pandangan Sera melayang ke langit-langit saat dia mempertimbangkan tentang ayahnya. Sang ayah, seorang sosok yang tulus dan bijaksana. Telah memberikan dia panduan dan dukungan sepanjang hidupnya.

Bahkan di kehidupan sebelumnya pun, ayahnya tetap mendukungnya. Meskipun ia banyak mengecewakannya. Sera memikirkan bagaimana dia bisa mengekspresikan rasa terima kasihnya kepada sang ayah dengan cara yang istimewa.

Tidak hanya ayahnya Sera juga merenungkan tentang Aria. Pelayan setia yang telah menjadi temannya sejak kecil, Aria selalu berada di sisinya. Memberikan dukungan dan perhatian yang tak tergantikan. Di saat terakhir hidupnya pun Aria tetap setia menemaninya. Sera merasa bahwa Aria juga layak mendapatkan penghargaan atas dedikasi dan kasih sayang mereka selama ini.

Dengan tekad yang mantap, Sera memutuskan untuk pergi ke Maritopia. Sebuah jalan yang di kenal sebagai pusat perbelanjaan terbaik selain Aquaridge di wilayah Imperium Marinos. Dengan keramaian pasarannya dan ragam toko-tokonya. Dianggap tempat yang cocok untuk mencari hadiah-hadiah spesial. 

*****

Sera akhirnya tiba di Maritopia merupakan sebuah jalan megah yang menjadi pusat perbelanjaan terkemuka di seluruh wilayah Imperium Marinos. Langit cerah menyambutnya dengan sinar matahari yang gemilang. Menciptakan bayangan-bayangan yang bermain di antara bangunan-bangunan menjulang yang menjadikan jalan ini begitu mengagumkan.

Kakinya melangkah dengan langkah penuh antusiasme di atas trotoar marmer yang dipoles bersih. Maritopia memang tidak hanya sebuah jalan. Tapi sebuah karya seni yang menggabungkan arsitektur klasik dan modern dengan harmoni sempurna.

Berbeda dengan Aquaridge yang bising dan di hiasi senjata-senjata terbaik di setiap tokonya. Maritopia dihiasi dengan jajaran toko-toko mewah yang membentang di sepanjang jalan.

The Conqueror of Blades and HeartsDonde viven las historias. Descúbrelo ahora