CHAPTER 63

7.5K 833 10
                                    

Sementara di istana suasana perjamuan yang semula penuh keceriaan dan kemegahan. Kini berubah drastis menjadi sunyi senyap. Begitu terjadi sesuatu di tengah-tengah kecerian itu.

Mereka juga mendapatkan kabar kalau Putra Mahkota melarang siapapun untuk keluar masuk istana saat ini. Hal itu sontak membuat yang lain mengernyitkan kening mereka dengan heran. Mereka tak mengerti apa yang sebenarnya terjadi.

Mereka yang sebelumnya sedang menikmati pesta dengan penuh semangat. Sekarang terjebak di dalam ruangan yang penuh ketidakpastian. Gema bisikan dan spekulasi pun mulai merebak luas di antara mereka.

Namun, seketika atensi semua tamu yang berada di aula pesta tiba-tiba teralihkan. Saat pintu aula terbuka lebar dan sekelompok prajurit memasuki ruangan dengan langkah-langkah berat. Menyebabkan kegemparan di antara para tamu yang terjebak di dalam.

Para tamu yang sebelumnya sudah resah dan penuh pertanyaan. Semakin terbawa dalam gelombang kebingungan yang semakin mendalam. Mereka mulai saling berbisik satu sama lain. Mencoba mencari tahu apa yang sebenarnya sedang terjadi.

Lalu semua mata seketika tertuju pada Lucian yang memasuki ruangan. Mereka semua bisa melihat raut wajah datar Lucian. Dengan sinar mata yang tajam memandang lurus ke depan.

Beberapa kesatria pun yang mengikuti di belakangnya. Dengan memperlihatkan sikap yang serupa. Namun, ada yang menarik dari para kesatria itu.

Di antara kesatria-kesatria yang berjalan di belakang pria bergelar 'Putra Mahkota' itu. Ada seseorang yang berpakaian serba hitam di antara mereka dengan kepala yang tertunduk. Kehadirannya yang jelas merupakan fokus perhatian di antara rombongan kesatria itu.

Sontak hal itu pun menimbulkan kebingungan di antara para tamu yang hadir. Tak terkecuali dengan Vyora yang sedari tadi ikut tertahan di dalam aula pesta.

"Ada apa ini?" Ucap Vyora dengan heran.

Begitu Lucian berdiri di hadapannya. Dengan mata yang menatap nyalang kepadanya. Sontak Vyora menatap seseorang asing di antara para kesatria yang berdiri di belakang Lucian.

"Siapa yang anda bawa, Yang Mulia?" Tanya Vyora dengan kening berkerut.

"Seharusnya anda bertanya pada kerabat anda." Ujar Lucian dengan dingin.

"Apa?" Ucap Vyora tak mengerti.

Lantas Lucian mengalihkan pandangannya pada Eluned yang sedari tadi membelakkan matanya. Vyora yang tak mengerti maksud Lucian. Kemudian mengikuti arah pandang Lucian.

Namun, tak lama Vyora merubah raut wajahnya. Saat Lucian menatap tajam pada Eluned. Lantas Vyora kembali mengalihkan pandangannya pada Lucian

"Saya tak mengerti maksud anda, Yang Mulia."

Sontak Lucian kembali mengalihkan pandangannya pada Vyora. "Putri sulung Grand Duke Ravenscorft menjadi korban penculikan."

"Apa?" Ucap Vyora dengan kening berkerut. "Lalu kenapa anda datang kemari. Dengan membawa banyak prajurit ke da-"

"Kerabat anda pelaku utama dalam penculikan tersebut." Potong Lucian dengan datar.

Seketika Vyora terdiam tak bersuara. Semua orang yang berada di aula pesta itu dibuat terkejut mendengar perkataan Lucian. Pantas saja sejak tadi banyak sekali prajurit yang berjaga. Sontak suasana pesta kini menjadi gaduh.

Sementara, Eluned yang merasa mendapatkan tuduhan tidak terduga. Dengan cepat Eluned membantah perkataan Lucian. "Bagaimana anda bisa menuduh saya, Yang Mulia."

Lucian yang mendengar itu hanya menatap tajam Eluned. Seraya tersenyum sinis. "Menuduh." Sindir Lucian.

Lantas Lucian membalikkan badannya. Lalu menarik kasar seseorang berbaju hitam. Seraya mendorongnya dengan kasar. Hingga orang tersebut terhuyung ke depan.

The Conqueror of Blades and HeartsWhere stories live. Discover now