CHAPTER 88

3.8K 506 20
                                    

Sehari sebelum Upacara Resonansi Sacrosanct di mulai.

Saat itu di dalam ruang sembahyang yang milik Archiepiscoups. Othello yang duduk dengan tenang, tampak sibuk memeriksa satu per satu buku doa yang akan digunakan dalam Upacara Resonansi Sacrosanct esok hari.

Namun, keadaan itu berubah secara tiba-tiba ketika Archiepiscoups datang dengan terburu-buru serta raut wajahnya yang terlihat gelisah. Dengan gerakan yang cepat, Archiepiscoups sibuk membuka satu persatu laci pada meja kerjanya, mencari sesuatu dengan penuh kecemasan.

Othello yang sedari tadi menyaksikan kecemasan Archiepiscoups refleks mengernyitkan keningnya dengan rasa heran yang jelas terpancar di wajahnya. "Tuan, apa yang sedang anda cari?" Tanya Othello dengan nada heran.

"Di mana Chronicles of Emberlyn's Destiny?" Tanya Archiepiscoups dengan nada yang penuh kecemasan, mencari buku tersebut.

"Buku itu saya simpan di laci khusus, Tuan." Jawab Othello dengan sikap yang sopan.

"Bawa buku itu kesini." Perintah Archiepiscoups dengan nada yang cemas. Lantas Othello mengangguk sejenak sebelum bergerak untuk mengambil buku yang dimaksud dari laci khusus.

Kemudian Othello langsung meletakkan sebuah buku besar dan tebal di hadapan Archiepiscoups. Dengan gerakan yang cepat, Archiepiscoups segera membuka buku tersebut, menjelajahi setiap lembarannya dengan penuh ketegangan dan kekhawatiran yang terpancar dari wajahnya.

Sementara Othello yang memperhatikan itu hanya mengerutkan keningnya dengan rasa heran yang semakin terlihat di wajahnya. Namun, saat Archiepiscoups hendak kembali membuka lembar lain dari buku tersebut.

Seketika gerakan tangan Archiepiscoups terhenti ketika matanya menangkap satu bait kalimat. Dalam bait itu tertulis dengan jelas : 'Di tengah kegelapan yang merayap, akan ada satu sosok yang kembali menyulut kobaran api yang dipercaya telah padam selama berabad-abad.'

Archiepiscoups yang membaca bait tersebut, tiba-tiba terdiam. Entah mengapa kalimat dalam buku itu seolah sejalan dengan penglihatan yang baru saja dia dapati saat di tengah kegiatan bersembahyang yang rutin dia lakukan.

Tiba-tiba saja dia mendapatkan penglihatan dari dewa yang menggambarkan sesuatu seperti lautan kobaran api yang terbentang luas. Seketika saat itu juga firasat buruk mulai menyelinap dalam benaknya apalagi mengingat beberapa jam lagi upacara Resonansi Sacrosanct akan dilaksanakan. Hal itu pun lantas semakin membuatnya tidak tenang.

"Pendeta Othello." Panggil Archiepiscoups dengan pelan.

"Ya, Tuan?" Jawab Othello dengan cepat.

"Tolong perketat penjagaan kuil termasuk ruang suci. Larang siapapun yang berniat memasuki ruangan tersebut hingga lonceng upacara Resonansi Sacrosanct dibunyikan." Ujar Archiepiscoups dengan tegas.

Othello yang mendengar itu sontak kembali mengerutkan keningnya. "Bukannya tinggal menghitung jam lagi upacara Resonansi Sacrosanct akan dimulai. Mengapa anda justru memperketat penjagaan kuil dan ruang suci saat upacara tersebut tinggal menghitung jam?"

"Lakukan saja, Pendeta Othello. Entah mengapa aku merasa akan terjadi sesuatu yang buruk. Maka dari itu sebelum sesuatu yang buruk itu terjadi bukankah kita harus mencegahnya?" Ucap Archiepiscoups dengan serius.

Setelah percakapan tersebut dengan patuh Othello pun segera melakukan perintah dari Archiepiscoups. Kakinya terus melangkah ke seluruh penjuru kuil untuk memastikan setiap sudut kuil dijaga dengan baik.

Saat ini, hanya satu ruangan yang tersisa untuk diperiksa olehnya yaitu ruangan suci. Dengan satu tangan memegang sebuah lilin untuk menerangi jalannya, Othello pun langsung bergegas menuju ruangan tersebut.

The Conqueror of Blades and HeartsWhere stories live. Discover now