Chapter 8

1.5K 94 2
                                    


POV BEAM

Aku mulai menciumnya dengan liar, melingkarkan kakiku di pinggangnya. Aku tahu bahwa dia menahan diri karena tidak ingin aku merasa sakit hati.

Beberapa hari ini, dia memperlakukan ku seperti aku terlalu rapuh dan menghujani ku dengan semua cinta yang dapat ku bayangkan. Bahkan dia melampaui sifatnya.

Ya... Kenapa aku bilang di luar sifatnya, karena memperlakukanku seperti boneka, itu bukan sifatnya. Aku tahu dia peduli padaku. Aku telah melihat kepedulian itu sejak tahun lalu. Tapi dia tidak pernah selembut ini.

Izinkan aku memperkenalkan dia lagi siapa dia sebenarnya dan kenapa aku mulai mencintainya.

Karena dia berbeda.

Dia kasar dan lembut pada saat bersamaan.

Dia tidak akan menunjukkan sisi lembutnya kecuali jika diperlukan.

Dia bahkan tidak melakukan pembicaraan manis yang murahan.

Dia hanya diam dan kaku.

Dia adalah tipe orang yang akan peduli, tapi tidak menunjukkan perhatian itu.

Dia selalu memastikan apa aku sudah makan, hingga memastikan agar aku sampai kelas dan asramaku dengan selamat tanpa memberitahuku.

Dia ada di asramaku sepanjang waktu, melompat ke balkon dan memasukinya.

Aku tahu bahwa dia memiliki kunci cadangan asramaku.

Aku tahu bahwa orang-orang teknik di fakultasku ada untuk melindungiku.

Aku tahu dia ada di sana sepanjang waktu ketika aku menerima hadiahnya, boneka teddy raksasa itu dan sebagainya.

Dia kasar, karena dia dibesarkan dalam pengasuhan seperti itu.

Dia adalah head hazer. Seorang penguasa di fakultasnya.

Dia tidak bisa di perintah. Dia hanya memerintah dirinya sendiri

Dia memastikan semuanya sempurna.

Dia akan memelototi seseorang dan membuat mereka menggigil di tempatnya.

Dia mematahkan banyak tulang. Bahkan, mereka yang ingin mendekatiku harus menghadapi perangnya.

Dia tidak pernah berbicara tentang hal yang disukai atau tidak disukainya, tapi dia selalu memastikan bahwa aku memiliki segalanya di mejaku.

Di sampingku, dia sangat peduli pada juniornya.

Meskipun menghukum mereka di siang hari, tapi dia memberikan mereka semua kebutuhannya bahkan terkadang dari rekeningnya sendiri daripada meminta dana tambahan dari serikat mahasiswa.

Dia selalu berjuang untuk juniornya atau untuk mahasiswa fakultas.

Itu sebabnya mereka menghormatinya.

Mereka tahu nilainya.

Tapi saat ini, dia diam.

Saat aku menciumnya, dia berhenti sendiri.

Menahan diri, tapi aku tidak tahu mengapa.

Jadi aku memimpin karena aku tahu sebanyak apa dia mencintaiku, maka aku melakukan hal yang sama.

Saat aku memutuskan untuk berkencan dengannya, aku juga menerima sisi kerasnya. Dan aku tidak keberatan untuk memberinya cinta yang pantas dia dapatkan.

Dan itu sudah cukup.

Dia cukup menderita.

Lihatlah rumah yang dibelinya untuk kita.

DATING THE COLD HEAD HAZER [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang