Chapter 14

1K 82 3
                                    


Beam terbangun di bawah pelukan pacarnya. Dia bergerak sedikit untuk bangun tapi Forth memeluknya erat-erat dalam tidur nyenyaknya. Beam tersenyum dan berbalik untuk mencium cinta dalam hidupnya.

Forth terlalu lelah kemarin jadi dia memutuskan untuk membiarkannya tidur lebih lama. Beam keluar dari kamar mandi dengan sangat segar. Beberapa menit awal dia habiskan untuk menatap Forth, mengambil fotonya lalu menciumnya untuk yang terakhir.

Dia menaikkan suhu ruangan sedikit, menutup tirai dan mematikan lampu. Cahaya matahari yang redup membuat suasana sempurna untuk tidur.

"Tidurlah lebih lama lagi sayang." ucap Beam sambil menutup pintu.

Dia pergi ke ruang tamu, duduk di sofa panjang dan kemudian membuka aplikasi pesan-antar makanan untuk sarapan.

"Kenapa tidak membuatkan sarapan sendiri untuk Khun Luang-ku?" kata Beam pada dirinya sendiri. "Kau akan menyukainya sayang." ucap Beam menendang udara dengan tinjunya.

Beam menyiapkan sarapan sambil menyenandungkan lagu cinta dengan begitu merdu. Dia mulai memotong sayuran dan memikirkan bagaimana reaksi Forth ketika Beam menyajikan hidangan favoritnya. Dia begitu sibuk dengan pikirannya sehingga dia lupa tentang kari yang sedang mendidih. Dia buru-buru melepasnya dan dengan tergesa-gesa kari itu terlepas dari tangannya dan semua kari panas tumpah ke tangannya.

Beam menjerit kesakitan menahan rasa sakitnya dia menggigit bibir bawahnya.

"Sial...." seru Beam.

Dia pergi untuk membilas tangannya dengan air dingin. Tentunya warnanya kulitnya memerah dalam waktu singkat.

Beam tidak memikirkan rasa sakitnya tapi reaksi yang akan diberikan Forth padanya.

Sambil menaruh es batu di tangannya, dia pergi ke kamar mandi untuk mengoleskan salep di tangannya. Air mata kesakitan keluar dari matanya. Dia menyeka wajahnya lalu membuka ponselnya untuk memesan makanan.

Merawat dapur yang berantakan bisa menunggu. Pertama dia perlu mengeluarkan barang-barang yang dibutuhkan Forth di dapur. Setelah beberapa kesulitan lagi, dia berhasil menyajikan sarapan yang dia pesan di atas meja.

Dia mengenakan kemeja longgar Forth dengan lengan panjang untuk menyembunyikan tangannya yang terbakar. Dia meletakkan kepalanya di atas tangannya yang terlipat dan menutup matanya merasakan sensasi terbakar yang paling menyakitkan baginya.

Forth keluar dari kamar setelah merasa segar, sementara Beam sudah duduk di meja. Forth tersenyum dan mencium kepala beam.

"Selamat pagi." Dia berkata dengan nada tegas seperti biasa namun lembut.

Beam tersenyum tipis dan membalasnya.

"Selamat pagi, sayang." kata Beam.

Forth mengangkat satu alisnya.

Beam mencoba menyajikan jus kepada Forth dengan hati-hati sambil menyembunyikan tangan kanannya. Forth mengamati perilaku anehnya tapi tidak menanyakan apa pun. Beam menghindari setiap kemungkinan kontak mata dengan Forth.

Dia tidak ingin menatap mata Forth karena dia tahu betul kalau Forth akan melihat kepedihan di matanya.

Forth, menggeser jusnya ke samping dan berdiri. Beam takut karena mengira Forth akan pergi ke dapur untuk minum kopi.

"Kenapa?" dia bertanya.

"Aku ingin kopi." kata Forth dengan ringan.

"Oke.." ucap Beam.

"Apa? Tidak...!!" dia berteriak. Forth tiba-tiba berhenti dan menoleh ke arah Beam.

"Errr...maksudku, sekali-kali... kau harus minum jus juga naa." kata Beam. Forth mengangkat alisnya lagi dan duduk sambil mengambil segelas jus.

DATING THE COLD HEAD HAZER [END]Where stories live. Discover now