Chapter 15

1K 81 0
                                    


Setelah sarapan yang sangat lezat, Forth dan Beam siap pergi ketika Wayo mendatangi mereka.

"Halooooo P'Forthhh naa." Kata Wayo bertingkah terlalu manis.

Tubuh Forth kembali menegang melihat Wayo.

"Halo, P'Beam." Ujar wayo dengan nada yang berbeda, tidak sama dengan yang biasa dia gunakan untuk Forth.

"Halo Nong." Sapa kembali Beam. Forth memalingkan wajahnya, bersiap untuk pergi.

"Umm P'Forth... Apa kau sedang terburu-buru?" Tanya wayo, berani memegang pergelangan tangan Forth.

Forth mengangkat tangannya dengan kasar. Wayo kaget dan gemetar karena dorongan tersebut dan terbentur dengan tangan Beam yang terbakar.

Beam meringis kesakitan dan segera mencoba meniupkan udara ke tangannya.

Forth melihat itu dan tanpa berkata apa-apa, dia menampar Wayo dan menarik Beam ke belakang.

"Bukankah sudah kubilang, menjauhlah dari Beam?" Ujar Forth dengan marah.

Wayo menutupi wajahnya yang ditampar. Beam maju ke depan dan memeluk Forth.

"Cukup... Forth..." ucap Beam. Dengan memohon. Selanjutnya, Forth melihat ke arah Beam dan tanpa melirik ke arah Wayo, dia mengangguk.

"Kau baik-baik saja sayang?" Tanya Forth dengan nada khawatir.

Beam menggigit bibir bawahnya.. Tak perlu dikatakan dia benar-benar kesakitan. Tapi dia mengangguk, tidak ingin memberi tekanan lebih pada Forth.

Forth meniupkan udara lagi ke tangannya.. Matanya hanya terfokus pada tangannya yang terbakar seolah dia akan segera menangis.

Beam meletakkan telapak tangan kirinya di wajahnya sambil menangkupnya dengan sangat lembut.

"Kau baik-baik saja?" Tanya Beam.

Forth mengangguk menaruh sejumlah uang di meja dan dia pergi sambil memeluk Beam dari samping.

****

Hari ini hari Sabtu dan Forth memutuskan untuk menghabiskan akhir pekan dengan menggendong Bayinya.

Lalu bisa dia tidak banyak bicara tapi tindakannya berbicara lebih keras?

Dia menyuruh Beam duduk di sofa dan memasang beberapa serial romantis karena dia sangat tahu Beam menyukai hal-hal romantis. Meskipun itu bukan sesuatu yang disukainya. Dia tidak suka menonton film romantis tapi dia menontonnya ketika itu dengan Beam. Tapi sekarang, dia menggunakan trik romantis yang dia pelajari dari serial itu kepada Beam.

"Forth...?" Panggil Beam.

"Kita tidak perlu menonton film romantis setiap saat. Kita juga bisa menonton film horor, aksi, atau fiksi ilmiah." Ujar Beam.

Namun Forth hanya mengacak-acak rambutnya.

"Lain kali." Dia berkata singkat.

Bea, tersenyum.

Forth kembali dari dapur membawa beberapa keripik dan minuman dingin, dia lalu meminimalkan suhu AC.

"Menurutku suhu ini seharusnya baik-baik saja. Forth." kata Beam. Forth mengangguk dan melakukan apa yang menurutnya cocok.

Dia kembali menghampiri Beam dan mengeluarkan selimut lembut.

Dengan hati-hati dia meletakkan tangan Beam yang terbakar di atas bantal dan duduk di sisi kiri Beam, memeluknya, menutupi keduanya dengan selimut lembut.

"Ohhh.... Inilah surga." Komentari Forth dan Beam tersenyum.

Ruangannya gelap tapi mereka masih bisa melihat satu sama lain. Beam menelusuri bibirnya dengan jarinya yang pucat dan kurus.

DATING THE COLD HEAD HAZER [END]Where stories live. Discover now