Dream

79 9 1
                                    

Nonsense - Dream

"Besok balik jam berapa?" tanyaku pada Mas Bima sesaat setelah mobil berhenti tepat di depan kediaman Hartono.

"Subuh, trus siangnya ada jadwal."

"Oke, hati-hati ya, Mas. Maaf aku gak bisa anter ke bandara."

Mas Bima tersenyum lalu merogoh sesuatu dari dalam sakunya. Ia kemudian meraih tanganku dan memasukkan lubang gantungan kunci ke jari manisku. Kunci rumah Ibu.

"It's yours. Someday i'll kneel down and give you the most beautiful ring you ever seen."

"Thank you. Terima kasih udah hadir di kehidupan aku, Mas."

"Kamu juga." Ia merapikan anak rambutku, mengecup kening dan menatapku lama. Seolah sama denganku, tak menginginkan hari ini cepat berakhir begitu saja.

Mau tidak mau, Mas Bima harus turun dan melambaikan tangan ke arahku sebelum kami berpisah.

***

***

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aku beranjak dari tempat tidur setelah mendengar suara ketukan di pintu beberapa kali

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aku beranjak dari tempat tidur setelah mendengar suara ketukan di pintu beberapa kali. Sosok beberapa orang pekerja rumah sudah berdiri sambil membawa perlengkapan untuk kupakai hari ini. Aula mungkin menjadi tempat yang paling ramai, beberapa saat lagi para tamu dan kenalan mendiang Papa pasti akan datang.

Nonsense | Young KWhere stories live. Discover now