02. Kembali datang

860 127 5
                                    

^^^

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

^^^

Suara pintu kamar Rafael terbuka menampilkan sosok pria berbadan kekar, dengan wajah yang sangat tampan. Namun kali ini, tatapannya tajam, seolah ingin menerkam dirinya.

"Ulah apa lagi kamu?!" tanya pria itu.

Rafael menghela nafas pelan, lalu merubah posisinya menjadi duduk. "El nggak ada buat ulah." ucapnya.

"Udah Abang bilang berkali-kali, jangan pernah ikut campur urusan orang, El. Tugas kamu itu cuma belajar!" omelnya.

"Abang kan ngajarin El buat selalu ngelakuin kebenaran. El salah emangnya? El bantuin ibu-ibu yang kena palak preman-preman itu. El nggak tega lihatnya, bang."

"Tapi itu bukan tugas kamu. Itu bahaya, El. Kamu bisa aja jadi incaran mereka mulai sekarang."

Rafael hanya diam. Di rumah Zia tadi, ia sudah kenyang dengan omelan Zia, lalu sekarang kembali terkena omel oleh kakaknya.

"Maaf..." hanya itu yang bisa Rafael ucapkan untuk meredakan amarah abangnya.

"Lagian kemana aja jam setengah 6 kamu masih berkeliaran? Bukannya pulang sekolah jam 3?"

"El ada latihan musik buat lomba Minggu depan. Waktu latihannya di perpanjang karena udah mepet." balas El.

Pria itu menghela nafas kasar, "Makan belum?" tanyanya.

Itu lah yang di sukai Rafael. Abangnya akan selalu perhatian padanya, walaupun dalam kondisi marah.

"Udah sama kak Zia tadi." ucapnya.

"Jangan selalu ngerepotin Zia, El!"

"El nggak minta! Orang mereka yang nyuruh El makan kok. Lagian hari ini bukan kak Zia yang bayar, tapi pacarnya."

Pria itu diam sejenak, lalu memberanikan diri untuk bertanya. "Pacar Zia?"

Rafael mengangguk, "Gila, keren banget pacarnya kak Zia. Dia baru pulang dari Prancis. Tinggal lama disana, akhirnya mereka nggak LDR lagi karena pacarnya pindah kesini." jelas Rafael.

"Yaudah, jangan lupa belajar terus tidur!" setelah mengatakan itu, abangnya pergi begitu saja.

"Hari ini dua kali gue kena omel." gerutu Rafael, lalu kembali merebahkan tubuhnya.

Dering telepon yang berbunyi membuat pria yang baru keluar dari kamar Rafael itu merogoh saku celananya, dan mengangkat telepon dari sahabatnya yang sudah bertahun-tahun bersama.

HOME 2 : WHO? ( End✓ )Where stories live. Discover now