12. Tak boleh egois?

474 85 16
                                    

^^^

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

^^^

Bel pulang sekolah berbunyi membuat semua siswa-siswi berbondong-bondong keluar kelasnya dengan bersemangat. Seperti Rafael dan Yuda, mereka berdua cepat sekali berlari menuju gerbang utama. Rafael pernah berbicara pada Yuda, bahwa motto dia adalah 'berangkat harus mode siput, dan pulang harus  mode cettah'.

"Bang Hagan?" sapa Rafael, ketika menemukan Hagan tengah berdiri di depan mobilnya, yang terparkir tak jauh dari gerbang utama sekolahnya.

"Kok ada disini?" tanya Yuda.

Hagan mengangguk, lalu mengeluarkan beberapa voucher makan di salah satu restoran mewah. "Laper ngga?" tanyanya.

Rafael dan Yuda saling pandang, lalu keduanya kompak mengangguk. "Let's go!"

Di dalam mobil menuju restoran itu, mereka bertiga banyak sekali tertawa karena Yuda terus menerus bercerita tentang hal lucu yang pernah ia alami.

"Terus ya bang, pernah juga waktu itu si El nyanyi, terus suaranya tiba-tiba nge-crack." Yuda tertawa, di ikuti oleh Hagan. "Untung baru latihan anjir, nggak bisa bayangin kalo pas tampil." lanjutnya.

"Latihan aja gue malunya sampe sekarang, gimana pas tampil? Kayanya gue nggak mau keluar-keluar dari rumah!" ucap Rafael membayangkan betapa malunya kejadian waktu itu.

Hagan tertawa, "Wajar kok. Nggak semua yang bisa nyanyi suaranya mulus terus. Gue juga waktu SMA pernah." ucap Hagan.

"Lo waktu SMA join band juga, bang?" tanya Yuda.

Hagan mengangguk, "Tapi berhenti, karena bokap gue nggak izinin." ucap Hagan.

"Oh iya bang, gue boleh nanya nggak?" tanya Yuda.

"Boleh,"

"Ngomong-ngomong tentang bokap lo, gue penasaran sama makam yang sebelah Bunda lo deh." ucap Yuda.

Sebenarnya, Yuda takut membuat Hagan tersinggung, namun ia sudah sangat penasaran. Dari pada ia mati penasaran? Lebih baik ia bertanya sekarang.

"Kepo banget sih Yud!" ucap Rafael, karena ia merasa tak enak oleh pertanyaan Yuda.

Hagan terkekeh, "Santai aja, El." ucap Hagan. Ia menghela nafas pelan, "Dia bokap tiri gue." ucap Hagan membuat Yuda dan Rafael terkejut.

"Waktu gue SMA, Ayah Bunda pisah. Itu yang buat gue jauh dari adik gue. Gue di bawa ke Paris sama Ayah, sedangkan adik gue tetep di Indonesia bareng Bunda." ucap Hagan mulai menjelaskan.

Pemuda itu melirik Rafael sebentar, berharap bahwa ceritanya ini membuat Rafael bereaksi tentang ingatannya yang hilang.

"Terus plotwist-nya lagi, ternyata bokap tiri gue itu bokap asli adik gue." ucap Hagan, membuat keduanya saling pandang, bingung.

Hagan terkekeh, "Bingung ya?" tanyanya, membuat mereka mengangguk.

"Jadi sebenarnya gue itu bukan kakak kandung adik gue. Rajawali itu anaknya bokap tiri gue, yang udah meninggal itu. Terus mereka kecelakaan pas pulang dari liburannya ke Thailand. Mobil mereka ancur karena depan belakang kena truk. Semuanya tewas, dan gue baru tau kabarnya setelah 3 hari kematiannya."

HOME 2 : WHO? ( End✓ )Where stories live. Discover now