04. Apartemen

742 114 5
                                    

^^^

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

^^^

sebuah pintu apartemen terbuka lebar, setelah pemiliknya memasukan kode pin untuk bisa masuk. Kedua remaja yang mengekori Hagan untuk masuk ke dalam apartemen itu tak ada henti-hentinya takjub dengan isi dari kamar ini.

"Gue kira cuma kamar doang, ternyata luas banget?" ucap Rafael.

Yuda terkekeh, "Alay!" ucapnya mengejek.

Rafael menatap Yuda sinis, membuat Hagan terkekeh. "Gue mau ganti baju, lo berdua kalo mau minum ambil di kulkas." ucap Hagan, lalu memasuki kamarnya.

"Beruntung banget gue punya kakak ipar kaya bang Hagan." ucap Yuda.

"CALON!" ralat Rafael, membuat Yuda menyenggol lengannya. "Yaudah sih, nggak terima aja lo!"

Mereka berdua sama-sama menghentikan obrolan, keduanya sama-sama sibuk melihat-lihat di sekeliling mereka.

"Bang, gue mau izin ambil minum!" ucap Yuda yang langsung mengambil minum di kulkas.

Berbeda dengan Rafael, anak itu justru melihat-lihat foto-foto yang terpajang di sekitar sana. Dari mulai di dinding, kemudian di sebelah Tv, dan juga di lemari yang isinya kebanyakan penghargaan milik Hagan.

Ia benar-benar takjub dengan prestasi Hagan. "Penghargaan olimpiade matematika di Perancis?!" monolognya.

"Wah, keren!!" ia tak ada habis-habisnya memuji semua prestasi Hagan.

Matanya terhenti di sebuah foto Hagan beberapa tahun lalu bersama dengan seorang anak kecil. Ia mengambil foto itu, jantungnya berdegup dengan kencang, dan kepalanya tiba-tiba saja sakit.

Prangg

Bingkai foto itu terjatuh karena tangan Rafael reflek memegang kepalanya yang tiba-tiba terasa nyeri sekali. Hagan dan Yuda terkejut, lalu langsung mendekat pada dirinya.

"El, lo kenapa?!" tanya Yuda panik.

Rafael tak menjawab, ia masih mencoba merasakan rasa sakitnya yang lagi-lagi menyerang. "El, kita ke dokter ya?" ucap Hagan. Namun ketika Hagan ingin menuntunnya, Rafael terjatuh pingsan.

"Aishhh, kan, kata gue juga apa?" ucap Yuda membuat Hagan bingung.

Tanpa bertanya, Hagan membawa Rafael ke kamar tamu. "Jagain dulu, gue mau telepon dokter." ucap Hagan kepada Yuda.

"Kayanya nggak perlu bang!" ucap Yuda menghentikan Hagan.

"Kenapa?"

HOME 2 : WHO? ( End✓ )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang